Saat ini gue bukan siapa siapa lo. Tapi suatu saat nanti lo akan jadi milik gue, begitu sebaliknya, gue akan jadi milik lo.
-Dean Luvanto-
-------------------------------------
Dara sudah bersiap untuk sarapan pagi. Ia melangkahkan kakinya menuju meja makan. Disana terdapat Gantoro, Laras, Nara, dan Gara. Ketika hendak duduk di sebelah Gara, suara seseorang dari luar menghentikan niatnya.
"Permisi"
Bi Inem asisten rumah tangga rumahnya segera mempersilahkan orang itu untuk masuk kedalam. "Cari siapa ya, den?"
"Cari Dara, Bi. Daranya sudah berangkat belum ya? "
Dara yang mendengar suara itu langsung menghampiri pemilik suara. Dara tau siapa pemilik suara itu. Dia Dean.
"Ada apa lo kesini?"
"Mau jemput lo. Gapapa kan njemput calon pacar sendiri? "
Pipi Dara bersemu malu. Tapi dia segera menyadarkannya ke dunia nyata. Bahwa Dean hanya menggombal.
"Receh lo, siapa juga yang mau jadi pacar lo."
"Ya elo lah, siapa lagi kalo bukan lo? Kan yang paling cantik disini elo. Dara."
Ada suatu kehangatan yang menjalar dihati nya ketika mendengar perkataan itu dari Dean.
"Diem lo. Mau sarapan pagi bareng keluarga gue gak? Pasti lo belum sarapan kan?"
"Eh, neng Dara calon pacarnya Dean, paling pengertian. Boleh nih? Ayok dah. Mumpung ditawarin"
Dara dan Dean berjalan bersama menuju meja makan. Mereka yang berada di meja makan menatap Dean dengan heran. Tak terkecuali Gara, mengapa dia berada disini?. Untuk apa?.
Sebelum mereka bertanya Dean memperkenalkan diri.
"Halo om, tante. Saya Dean, calon pacar nya Dara. Saya sekelas sama Dara. Saya kesini mau mengantar Dara ke sekolah alias jemput Dara. Boleh kan, om, tan? "
Dara segera meralat ucapan Dean." Eh, gak kok, yah. Dean bukan calon pacar Dara. Dean cuman temen kok."
"Iya, ayah percaya kok sama kamu. Oya nak Dean boleh mengantar Dara ke sekolah tetapi, dengan berhati hati ya, jangan ngebut. Kamu juga boleh sarapan dulu disini biar ada tenaga nya."
"Terimakasih om."
Mereka pun mulai memakan makanan mereka. Nara dan Laras yang sedari tadi diam angkat bicara.
"Kalian sejak kapan dekat?"tanya Laras.
"Iya, kalian ada hubungan apa?"sekarang Nara yang bertanya.Dengan jengah Dara menjawab."Gue ga ada apa apa sama Dean. Jadi gausah kepo sama hubungan orang lain."
Dean yang tidak sependapat dengan Dara ikut menjawab, "Saya sama Dara dekat waktu pertama masuk kelas 11, tan. Saya sama Dara juga hubungannya baru status PDKT."
"Oya,kenalin gue Nara." Nara menjulurkan tangannya kearah Dean. Dean membalas uluran itu. "Gue Dean"
Dara menatap mereka berdua dengan sinis. Ia sempat melihat Nara tersenyum pada Dean. Senyum yang tidak dapat diartikan.
Dean yang merasa diperhatikan menoleh pada Dara, lalu mengedipkan satu matanya dan menaik turunkan alisnya. Dara langsung mengalihkan pandangannya pada Gara.
"Bang, gue berangkat sama Dean ya? Elo berangkat sendiri aja dulu."
"Iya, ati ati. Yan, jagain Dara."
"Siap!" jawab Dean.
Selesai sarapan Dara berpamitan pada Gantoro dan Gara. "Yah, Bang. Dara berangkat dulu ya. Yan, lo udah selesai kan? Cepetan berangkat keburu telat."
"Iya udah, sabar dong calon pacarnya Dean." kini giliran Dean yang berpamitan pada Gantoro, Laras, Gara, dan Nara.
"Ra, kok kamu ga pamitan sama Mamah kamu?"
"Gak usah, gak butuh. Cepettt atau gue gajadi berangkat sama lo nih? "omel Dara tak sabaran.
"Iya, iya gue otw. Saya pamit dulu ya om, tan,bang, Nar."
***Dalam perjalanan Dean bertanya banyak hal pada Dara.
"Lo kayaknya gak deket sama Nara"
"Emang"
"Kenapa?" heran Dean
"Gue gasuka sama dia, dia selalu ngrebut apa yang gue punya."
"Contohnya?"
"Ayah, Rafi, dan mamah dia udah ngrebut posisi bunda gue."
"Lah? Tadi itu mama tiri lo? Dan bunda lo kemana?" Dean memastikan.
"Iya, Nara juga adik tiri gue. Bunda gue udah meninggal sejak 2 tahun lalu"
Dean menjadi merasa tidak enak pada Dara karna sudah menanyakan hal pribadi seperti itu. Sekarang ia paham dengan Dara yang sedari tadi di meja makan seperti tidak menganggap Laras dan Nara ada.
Sedangkan Dara heran dengan dirinya. Biasanya dia tidak akan menceritakan tentang keluarganya pada orang yang belum terlalu ia kenal.
"Sabar ya, Dean akan selalu disisi Dara. Ok?"
"Serah lo. Emang lo siapa gue? Sampe selalu disisi gue?"
"Saat ini gue bukan siapa siapa lo. Tapi suatu saat nanti lo akan jadi milik gue, begitu sebaliknya, gue akan jadi milik lo."
Entah mengapa Dara tersentuh dengan ucapan Dean. Pipinya mulai memanas, Dean yang melihat itu dari spion kaca motor, terkekeh.
"Cie baper cie" goda Dean.
"Apaansi lo, udah ah bentar lagi nyampe."
Motor Dean memasuki area sekolah. Banyak siswi yang menatap tak suka pada Dara. Ada juga yang menatap mereka dengan tatapan kagum.
Ketika motor Dean sudah terpakir dengan anteng, Dara turun dari motor dan melepaskan helm nya lalu memberikannya pada sang pemilik.
"Nih, makasih ya udah mau nganter." Dara hendak pergi meninggalkan Dean tetapi tangan Dean mencekal pergelangannya. Jadilah Dara berbalik badan.
"Apa lagi?" tanya Dara merasa jengah karna diperhatikan banyak orang. Ia merasa risih jika banyak orang yang memperhatikannya.
"Nanti pulang lo gue anter lagi. Oke calon pacar?"
Dara hanya membalasnya dengan gumaman dan langsung pergi meninggalkan Dean begitu saja.
***
Purwokerto, 1 Januari 2018
HAPPY NEW YEAR
2018
🎉🎉🎉
KAMU SEDANG MEMBACA
DeDara [END]
Teen Fiction"Yang takut kehilangan berusaha untuk membahagiakan." Ini bukan cerita tentang Good Girl mengejar Cold Boy. Bukan pula cerita tentang Good Girl mengejar Good Boy. Tapi ini cerita tentang, Dara Gantoro cewe tomboi yang paling nyebelin sejagad raya, c...