Disinilah Dara berada, Disebuah restoran mewah yang sudah di booking dan diantara para lelaki yang sangat disayanginnya.
Bahkan ayahnya pun berada disini.
Gara sudah kembali dari Inggris, dan Edgar juga sudah meminta izin untuk hari ini ia dan Dara tidak masuk sekolah karna ada acara keluarga.Mungkin karna hari ini adalah hari minggu, jadi para hero nya ini bisa berkumpul bersama.
"So? Jadi gimana? Ada apa? Kok tiba-tiba pada ngumpul gini?" tanya Dara yang sudah duduk di depan semuanya.
Kakek berdehem, tangannya menarik dasinya untuk dilonggarkan. "Kamu gak mau pesan makanan dulu?" tanyanya.
"Aduh kakek, gak usah basa-basi deh." Dara memutar bola matanya jengah.
"Hehe, okay. Jadi gini, Kakek manggil Kiki kesini untuk mempersiapkan pemulihan kamu disana."
"Disana? Disana mana?" Dara mengernyitkan dahinya.
"Di Korea Selatan, Dara." balasan dari Kiki membuat Dara tersadar akan sesuatu.
"Huh, Kapan waktunya?" Dara menopang dagunya dengan tangan kanan. Menatap Kiki seolah menantang.
"Setelah Liburan Akhir Semester." kini yang menjawan Gara.
"Setelah kan? Berarti waktu liburan Dara masih boleh main?"
Edgar mengangguk, "Asalkan ada gue nya."
Ayah Dara terkekeh pelan,"Memangnya kamu mau liburan kemana?"
"Emm, Dara mau liburan ke Korsel sama kalian semua. Harus! Terus nanti aku, Bang Gara, Edgar, dan Kak Kiki, punya Quality Time ke London!." Dara menampilkan wajahnya seperti sedang berpikir.
Kiki pemuda yang kemarin Dara bawa mobilnya ke acara Pensi sekolahnya. Dan dia di Negeri Gingsen tersebut adalah seorang Dokter ahli dalam berbagai Kanker. Termasuk Kanker darah. Dia juga fasih berbicara dalam beberapa bahasa. Yang sering ia gunakan disinu adalah Inggris. Dan Korea hanya ketika berada di negara sana.
"Tapi aku gak punya waktu saat itu. Aku disini hanya satu minggu, dan setelahnya kembali kesana. Maaf," Sesal Kiki dengan tangan mengatup menjadi satu.
"Yaudah, tapi waktu nanti aku ke Korsel, Kak Kiki udah siapin segalanya." Dara bersidekap dengan nada angkuh.
"Ayah boleh ngajak Mamah sama adik kamu?" tanya Gantoro dengan menaikkan salah satu alisnya.
"Gak. Kan, aku dah bilang ini Quality Time, kita." kening Dara berlipat ketika menatap ayahnya.
"Gue berasa jadi nyamuk," Edgar memandang Dara datar.
"Gak cuma elo, gue juga." Timpal Gara membenarkan.
"Idih, kalian berdua udah sering bareng gue kalo di sekolah. Jadi gak salah dong kalo gue ngomong mulu sama mereka bertiga ini." Maksud Dara mereka bertiga adalah, Kiki, Kakek, dan ayahnya.
"Ya, Ya, Ya. Kalo gitu gue sama Edgar pesan makanan dulu aja."
"Eh! Bareng dong. Gak sopan banget," Kiki membalas ketus.
"Sejak kapan lo peduli sama sopan santun gue?" Gara membalas ketus, tak mau kalah.
Kakek berdecak jengah, "Kalian berdua ini udah gede tapi hal-hal kecil aja diributin. Masalah ngrebutin Dara dari dulu gak Selesai-selesai? Dara, kamu gak cape kalo di rebutin mereka?"
"Maklum, Pih. Mereka berdua super protective kalo sama Dara. Apa lagi semenajak Kiki ke Korea, jadi jarang ketemu." Ayah tertawa senang melihat wajah kedua pemuda itu merah padam karena malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DeDara [END]
Novela Juvenil"Yang takut kehilangan berusaha untuk membahagiakan." Ini bukan cerita tentang Good Girl mengejar Cold Boy. Bukan pula cerita tentang Good Girl mengejar Good Boy. Tapi ini cerita tentang, Dara Gantoro cewe tomboi yang paling nyebelin sejagad raya, c...