42 : Menjenguk Dara

6.1K 262 0
                                    

Setelah sepulang sekolah Dean bergegas menuju Rumah Sakit yang merawat Dara. Ia sudah membeli buah mangga kesukaan Dara dan martabak manis rasa pisang keju.

Berjalan dengan langkah penuh semangat di koridor RS karna ia tidak sabar ingin bertemu dengan Dara. Kata Edgar, Dara berada di ruang VVIP 103. Ia sudah memberitahu sebab dan mengapa Dara berada dirawat di Rumah sakit.

Dean mengetuk pintu coklat didepannya. Dan masuk setelah mendengar suara Gara yang mempersilahkan.

Dean melihat Dara sedang makan buah apel yang dikupaskan kulitnya oleh Gara, pandangannya fokus ke televisi yang mempertontonkan drama korea.

"Hai, Dar." sapa Dean dengan senyum manis tak luput dari wajahnya.

"Hm." Dara membalas tanpa melihat kearah orangnya membuat Dean terbingung-bingung.

"Mending gue keluar dulu. Jaga adek gue," Gara menepuk pundak Dean dan keluar dari kamar tersebut.

Dean duduk di kursi yang tadi ditempati Gara, dimana disamping tempat tidur Dara berada.

"Kamu kenapa? Kok aku dicuekin?" tanya Dean membuka percakapan.

"Gak papa." jawab Dara masih dengan menatap televisi.

"Kalo ngomong ngeliat orangnya dong, berasa diduain." Dean menyilangkan kedua tangannya di depan dada, dengan bibir mengerucut.

"Ish, kamu nih. Tau gak sih, aku lagi kesel sama cewek yang disitu." Dara menunjuk layar televisi, "masa setiap si dokter perempuan yang satunya dapet sesuatu yang gak bisa didapetin sama dia, dianya langsung marah-marah gak jelas, terus sukanya nyalahin gitu." Dara bersungut-sungut karena sebal dengan tokoh wanitanya.

"Kamu gak boleh gitu dong. Coba bayangin, kalo kamu gak dapat apa yang kamu inginkan tapi malah di dapat sama dia, emang kamu gak marah? Otomatis kamu juga marah dong?. Disini dia gak salah, cuma cara ngungkapin nya yang salah." Dean menggenggam kedua tangan Dara.

"Kok kayaknya kamu tau tentang drakor itu?" Dara menaikan salah satu alisnya.

"Kamu yang tadi nyeritain. Orang yang selalu menyalahkan orang lain, dia adalah orang tidak bisa menyembunyikan kesalahannya sendiri. Maybe, sih gitu." Dean terkekeh karna ucapannya sendiri, sedangkan Dara bertepuk tangan.

"Kamu mau dikupasin mangga, gak? Aku bawa mangga sama martabak btw. Dari tadi kamu fokus ke dramanya mulu." tawar Dean karna jengah dianggurin.

"Boleh deh, emang kamu bisa ngupasnya? Tadi aja Bang Gara ngupas Apel kulit sama dagingnya keambil semua."

Dean berdecak, "Oh, jelas bisa! Jangan salah loh, gini-gini aku sering masak dirumah." akibat gak ada yang masakin, lanjutnya dalam hati.

"Idih, coba buktiin." tantang Dara yang langsung disanggupi Dean.

Sembari Dean mengupas, Dara bertanya. "Kamu gak nanya kabar aku? Sama gak nanya siapa yang berbuat gitu ke aku?"

Dean menghentikan kegiatannya, lalu menatap Dara yang sedang menonton drakor, "Aku udah dikasih tau secara detailnya sama Edgar. Tadi aku udah ketemu di kelas, langsung tanya deh. Aku gak nyangka ternyata Clara bisa sejahat itu sama kamu. Padahal kamu gak salah apa-apa." Dean melanjutkan kegiatan mengupasnya.

"Hem, dia jahat. Tapi itu gak seberapa. Gitu-gitu dia mantan terindah kamu." cibir Dara bermaksud mengejek Dean.

"Mantan mana ada yang terindah, kalo harus terindah buat apa jadi mantan." Dean menyuapkan potongan mangga berbentuk kubus kecil ke mulut Dara.

"Iya yah, bener juga. Aaaaa—" Dean memasukan satu potongan mangga lagi.

"Habis makan mangga mau jalan-jalan ke taman Rumah sakit, gak?"

DeDara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang