Dara melangkahkan kakinya turun dari pesawat. Setelah lama perjalanan pulang dari London kemarin, dia merasa semua badannya pegal semua.
"Bang, ayo! Gue dah gak sabar pulang nih! Ternyata enakan kasur gue dirumah dibanding kamar hotel yang kita sewa kemarin." Dara menarik kopernya dengan semangat. Diikuti Kakek, Ayah, Kiki, Edgar, dan Gara.
"Otak lo itu isinya emang tidur doang, ya?" tanya Edgar malas.
"Iya, mungkin kaya gitu." Dara menggaruk kepalanya tidak gatal. Bibir pucatnya menampilkan cengiran menyebalkan.
Dara kembali berlari kencang ketika melihat mobil jemputan mereka sudah berada ditempatnya.
Dengan segera dia langsung masuk dan duduk dengan tenang. Kopernya telah diberikan pada pak supir.
Kiki dan Kakek menyusul masuk dan duduk satu mobil dengannya. Membuat Dara berkeringat dingin.
"Emm, Kak, Kek, aku tidur lagi ya? Masih ngantuk." Dara menatap kedua lelaki di samping dan deoannya dengan tatapan memohon.
"Bukannya kamu tadi sudah tidur terlalu lama?" tanya Kiki dengan dahi mengkerut.
"Masih ngantuk, i want and need to sleep."
Kiki menatap Dara dengan tatapan curiga ketika sopir mulai melajukan mobilnya.
Akhirnya Kiki mengangguk dengan tetap menatap khawatir Dara yang kini sudah mukai memejamkan matanya.
Setelah benar benar mendengar nafas teratur Dara. Kiki menyuruh mereka berhentu di Rumah Sakit milik kakeknya.
"Kek, tolong perintahkan bawahan kakek agar segera menyiapkan semua keperluan Dara untuk pindah me ke Korea bersamaku."
"Kenapa tiba tiba sekali? Bukankah masih ada waktu untuk dia berada disini?" kakek mengernyit heran.
Tatapan serius Kiki membuat Kakek merasa khawatir, "Nanti kita bicarakan lagi setelah memeriksa Dara."
///
Setelah sampai di rumah sakit, Dara segera dibawa keruang pemeriksaan. Kiki yang merasa adik nya berada dalam kondisi berbahaya mulai satu per satu kondisinya.
Dara mengerjapkan matanya ketika melihat sinar lampu yang terang berada diatasnya. Lalu menoleh kepada kakaknya yang sedang memeriksanya.
"Ada apa, kak?" tanya Dara dengan suara parau.
"Kau sedang tidak baik-baik saja. Kita akan segera berangkat ke Korea secepat mungkin. Tidak ada bantahan." tegas Kiki.
Dara hanya menghela nafas gusar.
"Sejak kapan kamu merasakan sakitnya?" tanya Kiki yang kini sudah membereskan peralatannya, "apakah sewaktu di pesawat?"
Dara menggeleng lambat, "aku hanya kelelahan, kak."
"Baiklah jika itu maumu. Aku tidak akan memberimu izin untuk menemui Dean. Bahkan ketika kamu berada di Korea."
"Baiklah... Aku merasakannya sejak kemarin."
"Tapi, kenapa kau tidak bilang padaku?" tatapan Kiki kini tidak lagi tegas, namun tersirat rasa frustasi di nada bicaranya.
"Maafkan aku, aku masih ingin menikmati masa masa kita berlibur. Aku tidak mau menyusahkan kalian. Maafkan aku," Setetes air keluar dari mata Dara.
Kiki menghembuskan nafasnya pelan, "jangan menangis, aku akan berada disamping mu."
"Aku percaya itu," Dara tersenyum tipis.
"Besok kita berangkat ke Korea. Kau harus segera berpamitan pada teman-temanmu."
"Nanti malam aku akan menemui mereka. Dimana ponselku?"
"Biar aku saja yang menyuruh mereka datang."
"Baiklah, itu terserah kau saja."
///
"Gue besok udah harus ke Korea. Maafin gue karna gak nepatin janji kita ke dufan."
Kini Dara dan ketiga sahabatya berada di cafe dekat rumah sakit.
"Lo mau ngejar cita-cita lo kan? Jadi lo kudu ekstra banget kalo buat cita-cita lo. Gue ngasih dukungan ekstera super!" Ucap Yani berteriak heboh.
"Yaelah, biasa aja kali woi!" jengah Ella, "gue juga berdoa buat lo yang terbaik kok Dar. Jangan lupa, kesehatan lebih penting dari segalanya."
"Aku bangga punya sahabat kaya kamu." Manda mengelus punggung tangan kanan Dara yang berada diatas meja.
Dara tersenyum kecut, "Gue bakalan kangen deh sama kalian."
Mereka bertiga berpelukan dalam pikiran masing-masing yang berkelana.
///
8/12/18
Hay, seneng bgt sebenernya ada yang respon cerita ini. Maaf ya, ak emang udah lama dan bnr bnr mentok sm ide cerita ini. Lebih tepatnya lupa gaes.
Kayknya bakal aku tamatin 2 bab lagi.Sad or Happy?

KAMU SEDANG MEMBACA
DeDara [END]
Novela Juvenil"Yang takut kehilangan berusaha untuk membahagiakan." Ini bukan cerita tentang Good Girl mengejar Cold Boy. Bukan pula cerita tentang Good Girl mengejar Good Boy. Tapi ini cerita tentang, Dara Gantoro cewe tomboi yang paling nyebelin sejagad raya, c...