6 : Lelah

9.5K 460 6
                                    

Diluar keliatan nya emang strong, tapi dalemnya crumbly.

-Kakek-

--------------------------

Dara berusaha melepaskan cekalan dari Rafi tapi nihil, tenaga Rafi terlalu kuat. Rafi terus menarik Dara hingga tiba di gedung belakang sekolah. Disana ada 5 kakak kelas yang berbadan besar. Dara tau siapa saja mereka, karna mereka adalah kaka kelas pembuat onar di sekolah. Juna, Riski, Ndaru, Diki, dan Rizal.

"Bro, hajar tuh cewek ampe pingsan. Dia gatau malu udah berani nantangin gue." perintah Rafi sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

Semua mengelilingi Dara. Dara mulai memandang mereka satu per satu.
"Dasar gatau malu. Cowok kok kaya gini. Dasar BANCI." Dara sengaja menekankan kata 'Banci' agar membuat mereka semua yang dihadapannya marah. Dara sengaja memancing mereka terlebih dahulu, agar mereka tidak bisa berpikir jernih.

Juna dan Riski mulai menyerang Dara. Dara tidak mau membuang tenaga di awal. Ia memperhatikan teknik serangan dari lawan terlebih dahulu . Hingga ia paham, baru dia menyerang.

Dara melakukan tendangan pada Riski tepat di wajah nya. Sedangkan ia melakukan bantingan ketika Juna menendangnya, tetapi dengan sigap Dara menangkap kaki itu.

Ketika Dara sibuk dengan kedua senior nya, Ndaru memukul kepala Dara dari belakang menggunakan balok kayu yang didapat nya dari dalam gudang. Kepala Dara terasa berat dan penglihatnnya terasa menggelap. Dara terhuyung, dan-- jatuh.

***

Gara menunggu adiknya yang tidak kunjung datang. Sudah Gara telfon berkali kali tapi tidak diangkat. Jadilah dia menghampiri Dara.

Gara mendengar suara dari belakang gedung. Dia mendekati suara itu, tetapi dia tidak menemukan sesuatu. Mungkin hanya khayalannya saja. Gara melanjutkan pencariannya. Ketika 5 seorang cowok melewatinya, Gara menghentikannya. "Lo pada liat adek gue Dara, gak?"

"Gue gak liat." jawab salah satu dari mereka, Rizal.

Merasa ada yang mengganjal dari mereka, Gara memukul mereka.

Buk!

Buk!

Buk!

Buk!

Buk!

Kelima cowok itu mendapat tinjuan tak terduga dari Gara. Gara yakin akan firasat nya yang mengatakan bahwa adiknya bersama mereka.

"DIMANA ADIK GUE?! JAWAB GAK LO?!. BERANI LO GAK JAWAB! GUE JAMIN LO BESOK GAK AKAN BISA JALAN LAGI!." ancam Gara tidak main main.

Merasa takut akan ancaman Gara, mereka memberitahu bahwa Rafi lah yang membawa Dara. Wajah Gara semakin merah karna marah. Sebelum Gara pergi dari dari situ, dia menyempatkan diri menghajar mereka lagi.

Gara berlari menuju mobilnya. Dia melihat siluet seseorang berlari sambil membawa seorang gadis. Gara langsung turun daru mobil dan mengejarnya.

Gara melihat adiknya tak sadarkan diri. Gara langsung naik pitam. Tetapi ia sadar yang membawa Dara bukanlah Rafi tetapi Dean. Dengan kecepatan penuh Gara mengejar Dean dan menyuruhnya berhenti.

Dean berhenti. "Kak, adik lo pingsan tadi. Jadi gue bawa sebelum Rafi yang bawa dia." Dean mulai menjelaskan, "tadi waktu Dara pingsan kebetulan gue lewat, dan liat si Rafi bawa Dara. Jadilah gue nge hajar Rafi sampe babak belur. Baru gue bawa Dara pergi dari sini. Eh ternyata ada lo. Nih Dara nya." Dean menyerahkan tubuh Dara yang berada dalam gendongannya.

"Thank's" ucap Gara singkat, sembari mengambil alih tubuh Dara dari Dean.

***

Dara mencium bau obat obatan yang sangat menyengat. Matanya berusaha beradaptasi dengan cahaya diruangan itu. Ternyata dia berada di rumah sakit.

Dara sadar bahwa sekarang ia berada di rumah sakit kakeknya. Karna dulu dia pernah diajak ke rumah sakit kakeknya ini.

Pintu terbuka, menampakan seorang lelaki yang sudah punya keriput tua. Lelaki itu adalah kakek Dara dan Gara. Kakeknya yang sangat overprotective pasti yang msnyuruh Gara untuk membawa nya untuk dirawat di sini. Padahal hanya luka ringan dikepalanya, tetapi kakeknya sangat melebih lebihkan.

"Udah baikan?, besok kamu belum boleh pulang dulu. Kakek udah bilang sama guru kamu buat izinin kamu istirahat. Pasti kamu berantem lagi? Kamu itu perempuan yang harus dijaga. Kakak kamu udah kakek marahin karna gabisa njaga kamu. Mulai lusa, kamu harus bawa bodyguard ke sekolah. Kakek gak mau tau. Kamu itu persis ibumu yang diluar keliatan strong padahal di dalemnya crumbly."

Dara hanya mendengarkan kakeknya berceloteh ria. Ia tahu jika kakeknya pasti akan cerewet sekali jika mengetahui cucunya yang paling disayang terluka. Maka dari itu, ia sangat menghindari kabar buruknya mencapai kepada sang kakek.

"Iya kakek. Tapi aku ga mau pake bodyguard aku kan udah kuat luar dalem" rayu Dara berusaha untuk membatalkan keinginan kakeknya.

"Gak. Keputusan kakek udah bulat. Terus, kamu sama kakak kamu itu pindah ke rumah kakek aja, biar kakek sama nenek gak kesepian. "

" Nggak mau. Dah ah kek, aku mau tidur aja. Pusing. "

Kakek mencium kening Dara terlebih dahulu sebelum keluar dari kamar rumah sakit ini yang ditempati Dara.

***
Tbc
Vote dan comment
Jangan jadi Silent Reader :)

30 Desember 2017

DeDara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang