Dean langsung menyerobot masuk ketika Joni meneriaki nama Dara. Tak mau berbasa-basi ia langsung menggendong Dara ala bridal style. Edgar menyusul Dean dengan ponsel yang sedang berusaha memanggil ambulan. Sedangkan Gara menelfon para bodyguard nya untuk melacak siapa yang berani melakukan hal tersebut kepada Dara.
Ketika mendapat telfon dari Edgar dan bertepatan ketika ia sedang berada di Rumah Sakit milik Kakeknya. Kiki langsung berteriak keras meminta bantuan agar langsung dipersiapkan. Kiki memang memiliki ruangan sendiri disini dan memiliki akses untuk membantu para Dokter.
Kiki menggunakan jaz kedokterannya. Dia menunggu dengan gusar ketika ambulan yang disuruh Edgar untuk menjemput mereka belum datang juga.
Beberapa menit kemudian suara sirine ambulan terdengar. Membuat kaki Kiki berlari mendekati.
Lalu mendengarkan laporan yang didapat dari perawat yang berada di dalam mobil tadi. Dean dan Edgar membantu mendorong keranjang yang membawanya ke UGD.
Setelah Dara masuk ke dalam UGD. Dean dan Edgar duduk di tempat penunggu.
"Ed, kenapa Dara sampai di masukin UGD?" tanya Dean ketika melihat Edgar sedang menelfon Gara.
"Dia spesial," jawab singkat Edgar.
"Tapi Kak Kiki sampai turun tangan?"
"Oh, lo udah di ceritain Dara. Dia khawatir dan Dara memang spesial."
"Bang Gara juga sampai ketar-ketir begitu. Terus para bodyguard nya Dara pada langsung pucet waktu tau Dara gitu." Dean tak mau menyerah untuk mencari jawaban.
"Bacot lo. Dibilang Dara spesial."
***
"Kak,keadaan Dara gimana?" pertanyaan dari Dean untuk Kiki yang baru saja keluar dari ruangan membuat Kiki kebingungan. Lalu setelah melihat tatapan Edgar agar jangan memberitahu intinya, Kiki tersenyum samar.
"Dara cuma demam. Dia baik-baik aja, mending lo pulang dulu. Dia belum sadar karna pengaruh obat, mungkin besok lo baru bisa jenguk dia." ucapan Kak Kiki membuat Dean mengangguk paham.
"Titip salam gue buat dia, kak. Besok pasti gue jenguk. Tolong jagain Dara buat gue." Dean tersenyum paksa, membuat Kiki yang sadar akan hal itu mengangguk lalu menepuk pundak Dean.
"Lo tenang aja. Pasti gue jagain,"
Dean mengangguk lalu melenggang pergi setelah berpamitan dengan Kiki dan Edgar.
Setelah yakin Dean pergi dan menghilang dari belokan koridor yang panjang. Kiki menatap Edgar penuh arti.
"Lo ikut gue ke ruangan. Panggil Gara, Kakek, sama Ayah juga." suruh Kiki, lalu meninggalkan Edgar yang masih berdiri didepan pintu ruang UGD.
Edgar dengan segera menelfon Gara yang masih sibuk mencari pelaku yang mengunci Dara di toilet. Lalu menelfon Kakek dan Pamannya.
Setelah 30 menit menunggu, akhirnya Gara datang juga. Diikuti Kakek dan Pamannya 10 menit kemudian.
Edgar dan Gara menyalimi mereka berdua, kemudia Edgar menyuruh mereka untuk segera ke ruangan Kiki berada.
Dalam perjalanan Kakek bertanya, "Bagaimana bisa hal ini terjadi?"
"Gara sudah menyelidiki siapa yang berbuat begini, kek." Gara menjawab.
"Siapa?" tanyanya lagi.
"Clara, Clara Laurent. Teman sekelas Dara dan Edgar. Tapi hubungan mereka tidak sedekat menjadi teman, bisa dibilang musuh." Jelas Gara membuat Kakek mengangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
DeDara [END]
Ficção Adolescente"Yang takut kehilangan berusaha untuk membahagiakan." Ini bukan cerita tentang Good Girl mengejar Cold Boy. Bukan pula cerita tentang Good Girl mengejar Good Boy. Tapi ini cerita tentang, Dara Gantoro cewe tomboi yang paling nyebelin sejagad raya, c...