Three

6.6K 624 30
                                    


Aku melirik arloji yang masih menempel kuat di tangan kanan ku, waktu sudah malam dan menunjukkan pukul 7 wib. Dan aku masih disini,sendirian.

Yoongi sudah pulang sejak pukul 5 sore tadi tanpa pamit saat aku sedang membeli ice cream. Selama kami bersama tadi tidak ada percakapan diantara kami. Hanya terdengar suara ramai nya parade ini

Parade nya ramai namun aku merasa kosong dan sepi saat tidak mendengar suara nya. Aku hanya berbicara saat menawarkan ia ice cream itu pun dia tidak menjawab ku.

Ya, aku tau mungkin aku yang hanya berharap ia bisa membalas perasaan ku seutuh nya tapi kalau aku lihat dari sikap dia pada ku tidak menunjukkan perasaan nya pada ku sama sekali bahkan dia menatap ku seperti mencoba membenci ku

Sebenarnya aku tidak munafik, aku ingin memiliki nya namun aku tidak tahu bagaimana merobohkan dinding es di hati nya. Sulit bagi ku.

Aku memutuskan untuk kembali ke rumah menggunakan taksi karena kulihat jalan sudah tidak sepadat tadi sore.

***
Aku berjalan melewati koridor sekolah yang sudah sepi ini, karena aku sudah terlambat hampir 30 menit sekarang. Aku tidak mengerti mengapa aku selalu telat padahal waktu tidur ku sangat teratur

Sampai lah aku didepan kelas ku, beruntung lah tidak ada guru saat ini. Aku menghembuskan nafas dengan lega dan mendudukkan pantat ku di bangku sebelah jisoo yang sedang bermain ponselnya

"Ah, kau lihat tidak jam berapa ini? " Mulut jisoo mulai lagi. Aku tersenyum kecil sambil memperlihatkan gigiku padanya

Dia menggeleng keras, dia memang sudah tau kepribadian ku. Aku memang anak yang ngaret dan suka terlambat jadi dia sudah terbiasa dengan hal itu begitupun dengan aku menghadapi sikap bawel nya

" Aku mendengar bahwa kelas ini akan kedatangan murid baru" Ucapnya dengan antusias dan penuh semangat.

" Jinjja? "

Jisoo tentu saja menganggukan kepala nya dengan penuh semangat sambil tersenyum lebar karena ke-antusiasannya itu.

Benar. Tak lama jisoo bercerita, wanita itu datang dengan senyum cerah nya. Ku akui dia memang mempunyai aura yang bagus.

" Perkenalkan dirimu "

" Halo! Namaku wendy. Kuharap kita bisa berteman baik"

Jisoo tampak antusias untuk berteman dengan nya. Bahkan sejak tadi jisoo sudah mengobrol dengan nya sedangkan aku bahkan tak tertarik berbicara sedikitpun

Wanita itu tersenyum padaku dan sempat mengajak ku berbicara. Ia asik dan juga cantik sebenarnya wajar saja lelaki kelas ku kagum padanya

**
Bel berbunyi, kami pun berjalan menuju kantin. Karena jisoo memaksa wanita itu untuk pergi ke kantin bersama padahal aku ingin bercerita tentang parade kemarin.

Seperti biasa, kursi selalu penuh. Aku tidak tahu mengapa padahal kelas kami termasuk cepat dalam hal istirahat tapi kami tidak pernah kedapatan tempat duduk

Lalu, seperti biasa. Namjoon selalu saja menarik tangan ku untuk bergabung di kursi mereka karena kursi itu sudah milik mereka ibaratnya dan tidak ada yang berani menempati

" Kenapa setiap hari kamu membuat ku kaget? " Ucap ku dengan cemberut. Namjoon tertawa kecil lalu mengacak rambut ku

" Kalau kau tidak kedapatan tempat duduk apa susah nya sih ke tempat kami? Pasti selalu harus kutarik tanganmu " Ucap namjoon melanjutkan tawanya

" Wah kau anak baru ya? " Ucap jungkook sambil memberi tangan nya sebagai tanda perkenalan

Wendy mengangguk, dan tersenyum.

Semua antusias dengan kehadiran wendy di sini bahkan yoongi pun sempat berbicara dengan wendy.

Selama aku mengenal dia aku belum pernah berbicara dengan yoongi sepanjang itu dan se asik itu.

Cemburu? Tentu saja. Tapi aku berfikir percuma saja aku cemburu ia tidak akan pernah tahu, tidak akan peduli dan lagipula untuk apa aku cemburu kan aku bukan siapa siapa nya dia.

Mood ku sangat hancur saat ini. Aku berdiri dari kursi kantin namun tangan ku ditahan oleh jungkook dan ia berbisik padaku

" Mau izin ke kamar mandi lagi padahal menangis? " bisik taehyung di telinga ku

Kata2 nya menohok. Bukan berarti karena waktu itu aku menangis dan ketahuan oleh nya ia jadi menganggapku sosok yang lemah yang akan menangis karena hal sepele seperti ini.

Dua insan itu masih asik melanjutkan percakapan nya dan merasa seperti dunia milik berdua tanpa memikirkan perasaan orang yang ada di sebelah nya ini

Terpaksa aku menarik taehyung pergi ke taman belakang, lagipula untuk apa berada disana kan?

" Makanan ku tadi belum habis tau! " Gerutunya.

" Tenang saja, aku akan gantikan uang itu " Ucap ku sambil menatap langit di taman belakang

" Kenapa kau sering datang kesini? "

" Aku merasa tenang jika berada disini, serasa beban ku hilang dan aku akan lupa dengan masalah ku di dunia " Ucap ku panjang lebar sambil tersenyum

Ia terdiam sambil tersenyum kecil.

" Kenapa kamu memilih mencintai seseorang yang tidak pernah peduli akan kehadiranmu? "

Pertanyaan singkat namun menohok.

" Itu datang tanpa alasan. Jika tuhan berkehendak untuk aku mencintai nya maka aku akan mencintai nya " Ucap ku santai

" Kau terlalu memikirkan yoongi hingga kau lupa dirimu sudah terlalu buruk saat ini "

" Maksud mu aapa? "

" Namjoon bilang kalau kau jadi jarang makan sekarang, bahkan kau pun terlalu sering menangis sendirian " Ia mengelus kepala ku

" Tidak, aku masih sering makan ice cream kok. " Ucap ku dengan polosnya sambil tertawa kecil

" Hey, aku tahu itu. Maksud ku makan yang berprotein. Apa kau tidak lihat seberapa kurus nya kau? " Olok nya sambil menatap sinis badanku dari atas hingga bawah

Aku hanya terdiam sambil menatap langit langit.

***

Sacrifice And Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang