Tears In Rain

4.7K 472 17
                                    

***

Aku mendongakkan kepala ku saat mendengar suara langkah kaki dari ujung tangga sana, Dan benar dugaan ku. Yoongi akan kembali untuk mengambil tas nya.

Badan nya basah kuyup, Wajah nya tidak berekspresi, Hanya menatap lurus kedepan dan berjalan melewati ku yang sedang terdiam menatap nya.

Aku segera membangkitkan tubuh ku dan berdiri di ambang pintu kelas sambil melihat yoongi yang sibuk memakai tas nya ke punggung.

" Yoon " Suara ku menggema karena kelas ini kosong dan hanya ada aku dan yoongi.

Dia tidak membalas nya, Tatapan nya masih terlihat kosong. Yoongi mulai berjalan melewati ku namun gagal karena aku menahan nya dengan tangan ku.

" Pergi " Sinis yoongi namun dengan nada yang rendah.

Aku tetap bersikukuh menahan nya dengan tangan kecil ku, Dia terdiam dan menatap ku dengan kosong. Tatapan nya sangat menusuk.

" Pergi " Sekali lagi, Ia mengatakan hal yang sama. Namun nada nya kali ini lebih tinggi dari sebelumnya.

" Tidak, Sampai kau mau mendengar kan ku. Kau itu salah pah.." Belum sempat aku melanjutkan ucapan ku dia sudah mendorong ku hingga membuat ku terjatuh dan kepala ku terbentur oleh dinding koridor.

" Aww sakit " Ucap ku mengelus kepala ku yang terbentur oleh dinding, Dan yoongi masih berdiri di ambang pintu dengan tatapan nya yang membuat ku merinding.

" Yoon, Dengarkan aku dulu " Lirih ku mencoba bangkit dari jatuh ku. Namun kali ini dia justru malah berjalan pergi meninggalkan ku yang sedang berusaha mati matian menahan rasa sakit akibat benturan di kepala ku.

Aku ikut berlari mengikuti nya, Langkah nya sangat cepat sehingga aku hampir kehilangan jejak nya. Entah lah sampai mana ia akan berlari, namun aku tetap bersikukuh akan mengejar dan meyakinkan nya bahwa itu hanya salah paham.

Hujan pun masih belum berhenti, Yoongi berjalan menerjang hujan yang deras serta angin yang membuat siapapun merinding dibuat nya.

Aku menarik nafas ku panjang lalu berlari mengikuti yoongi menerjang deras nya hujan . Sudah ku katakan, aku akan meyakinkan nya bagaimana pun caranya.

Suara gemuruh masih sangat terdengar di telinga ku, Rasanya ingin sekali aku pulang kerumah dan bersantai dengan coklat panas namun aku merasa jika aku pulang tanpa mendapat permintaan maaf darinya, Itu akan membuat hati ku gelisah.

Yoongi tetap berjalan menerjang hujan yang semakin bertambah deras dan angin yang semakin bertambah kencang. Tanpa menoleh kebelakang, Walaupun aku sudah memanggil namanya beberapa kali.

Kami berjalan sudah sangat jauh dari area sekolah, dan jalan ini pun bukan arah rumah ku. Aku juga tidak mengenal tempat dimana aku berada saat ini.

" YOON BISAKAH KAU BERHENTI DAN MENDENGAR PENJELASAN KU KALI INI SAJA? " Teriak ku dengan air mata yang sudah menetes, Beruntung hujan sangat deras hari ini, jadi dia tidak akan melihat ku menangis.

Lagi, Yoongi tetap bersikukuh berjalan tanpa menoleh kearah ku

" YOONGI, KU MOHON " Teriak ku lagi dengan suara yang meremang.

Akhirnya dia berhenti, bukan karena mendengar teriakan ku. Tapi karena melihat tanda bahwa pejalan kaki harus berhenti sebelum boleh menyebrang.

Aku sudah tidak kuat, air mata ku sudah mengalir sangat deras. Tubuh ku sudah sangat kedinginan akibat angin yang sangat kencang. Kepala ku pusing akibat benturan, dan aku masih tetap mencoba memanggil nya

" YOON, DENGARKAN AKU " Suara ku melemah.

Dia tetap berdiri menatap jalan dengan badan yang sangat basah kuyup tanpa menatap kearah ku

Sacrifice And Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang