Change?

5.1K 476 18
                                    


Hujan turun sangat deras tanpa henti dan langit seolah mengamuk kepada semesta, Akibat nya adalah seorang perempuan paruh baya harus terlantar di sebuah halte bus sambil terus menatap hujan tanpa henti, Dia Kim Nae Ra

Hujan mungkin adalah teman ku saat ini, di halte bus yang tidak kunjung datang. Sejak tadi aku duduk, berdiri, duduk hingga berdiri lagi bus pun tetap saja belum datang

☄️☄️

Aku menatap hujan yang seolah tidak mau berhenti padahal waktu sudah hampir petang bahkan halte sudah sepi hanya menyisakan aku seorang.

" Huh, Kapan hujan ini akan berhenti " Ucap ku menghela nafas kasar lalu berdiri dan menadahkan tangan ku di rintik hujan.

" Apa aku meminta Oppa untuk menjemput ku? "Ucapku berfikir keras sambil menyilang kedua tangan ku di dada.

" Aniya, Aku tidak mau merepotkan oppa. Kita lihat saja sampai kapan hujan ini akan berhenti " Ucap ku angkuh lalu duduk ke posisi awal nya sambil menatap rerintikan hujan disertai gemuruh hebat.

Aku terus memandangi jalan yang mulai sepi dan gelap, karena pencahayaan agak minim disini.

Tak lama,  aku melihat seseorang memberhentikan kendaraan nya tepat di depan halte dan menghampiri ku menggunakan payung dan jaket yang membuat ku tidak bisa melihat siapa dirinya.

Dia berdiri tepat di depan wajah ku lalu tersenyum smirk menarik tangan ku lalu membawa ku keatas motor.

" Hei, Kau siapa?! Kenapa menarik tangan ku! " Sentak ku sambil mencoba melepaskan tangan ku dari lelaki itu.

" Aku? " Lelaki itu melepas tangan ku kasar lalu membuka tudung kepala jaket nya dan menampakkan wajah nya, Dia Yoongi.

" Yoongi? "

" Wae? "

" Kenapa kamu bisa disini? " Tanya ku membelalakan mata ku.

" Bukan kah harusnya aku yang bertanya? Sedang apa kau disini? Dengan luka memar di tubuh menjijikan mu itu " Ketus yoongi menampakkan senyum smirk nya.

" Menjijikan? " Lirih ku menundukkan kepalanya.

" Puas kalian menghina ku dengan sebutan jalang, menjijikan, bodoh, atau semacamnya?" Aku menatap yoongi dengan tatapan kosong.

Yoongi diam tidak berkutik lalu meninggalkan aku ke motornya, meninggalkan aku yang sedang mati mati an menahan emosi dan air mata ku

" Kesabaran ada batasnya, begitu pula hati. Kurasa ini adalah titik akhir ku bertahan " Lirih ku

" Kau mau berhenti menci-ntai ku? "Ucap yoongi datar ,Yoongi mendengar semua lirihan ku

" Ya, Bukankah jika aku berhenti semua akan berjalan lebih baik?! " Potong ku disertai air mata yang mengalir.

" Jika begitu, Aku akan bahagia. Aku tidak akan merusak kebahagiaan kalian lagi, Kalian bisa bersama tanpa perlu memikirkan perasaan ku " Tangisan ku mengencang namun tidak dengan suara ku, Suara ku semakin tidak terdengar.

Langit bergemuruh seolah mereka marah dan hujan bertambah deras membuat suasana semakin hening.

" Biarlah aku berhenti yoon, kebahagiaan ku bukan di kamu. Tapi ada di orang lain "

" Mungkin ini adalah sebuah karma dari tuhan karena aku terlalu memaksa kehendak karena menyuruh nya membuat mu mencintai ku " Lanjut ku 

" Ani, Tidak. " Sentak yoongi membuat ku semakin kalut dalam perasaan ku sendiri , Dia bersikap seolah tidak ingin kehilangan ku namun dia selalu menyakiti perasaan ku, bukankah itu tidak adil?

Sacrifice And Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang