Aku tidak tahu kemana arah tujuan ku saat ini, yang pasti matahari sudah menghilang dan bermunculan satu persatu bintang di langit sana.
Aku sedang menatap langit langit dari atas sini, di bukit namsan. Aku tersenyum kecil menatap bintang yang sangat terukir indah di langit itu.
Kapan aku bisa menjadi bagian dari bintang itu?
Tanpa aba aba, perut ku berbunyi menandakan para cacing sudah berdemo untuk meminta makanan, Aku ingin pulang namun rasanya aku ingin menghilang dari dunia dulu hari ini.
Tidak ada yang peduli padaku bukan?
Eomma sudah izin kepada ku untuk menjenguk appa dan melihat saham nya yang berada di negeri Amerika itu selama beberapa minggu, Namjoon? Ku rasa dia sadar kehadiran ku dirumah pun tidak.
Aku masih memakai seragam lengkap dengan tas yang masih ku jinjing erat di pundak ku.
Aku bangun dari posisi nyaman ku dan mencari sebuah restoran yang bisa mengganjal perut ku, beruntung aku membawa uang yang cukup untuk membeli makanan.
Aku rasa, Aku akan tidur di atas bukit namsan sambil memandangi indah nya bintang dari atas sana.
**
Satu kata yang menggambarkan hati ku saat ini. Mood ku selalu membaik hanya karena sebuah makanan
Jika aku sedang stress aku pasti akan memakan banyak sekali makanan bahkan aku pernah menghabiskan seluruh isi kulkas ku karena aku stress dengan ulangan matematika waktu itu
Jika aku stress, Aku selalu melampiaskan nya pada makanan. Bukan soju, Walaupun umur ku akan bertambah menjadi 18 tahun ini tapi tetap saja aku masih merasa umur ku belum pantas untuk menengguk soju.
Aku keluar Cafe sambil tersenyum kecil lalu senyuman ku memudar karena aku sadar bahwa aku masih memakai seragam lengkap dengan tas dan aku tidak tahu kemana arah tujuan ku.
Pulang? Aku tidak mau. Aku ingin mencari suasana baru, dengan orang baru dan mencoba menghilangkan jejak ku di hidup mereka.
Setelah berdiam diri disini cukup lama, Aku memutuskan untuk mendatangi sungai han. Sudah lama sekali aku tidak pergi kesana, terakhir waktu bersama eomma kelas 3 Smp.
.
.
.
.Aku duduk di salah satu kursi di sungai han dan menatap sungai dengan pandangan kosong.
Aku menarik nafas ku dalam dalam dan mengeluarkan nya secara berulang kali.
Mengingat gosip yang sudah menyebar di sekolah, Membuat kepala ku pusing lagi dan badan ku melemas
Beruntung aku bukan orang yang gampang depresi dan tidak berfikir pendek. Walaupun aku selalu berharap tuhan menjemput ku sekarang juga, tapi nyali ku tidak sebesar itu untuk bunuh diri menenggelamkan diri ku di sungai ini.
Aku membuka tas ransel ku dan mengambil ponsel yang sengaja ku matikan, Aku cukup bosan merenung tanpa melakukan apa apa di sini jadi aku memutuskan mengaktifkan ponsel ku
Notifikasi banyak sekali berbunyi, Ada 39 Missed calls dari Namjoon, 100+ Chat dari jungkook. Ponsel ku seramai itu, tapi mengapa aku merasa tetap sepi jika tidak ada yoongi.
Yoongi tidak menghubungi ku sama sekali, Chat pun tidak. Terakhir adalah kemarin malam.
Aku menghela nafas ku kasar, Aku terlalu berharap lagi.
Aku membuka Chat jungkook yang sibuk meminta maaf karena perbuatan nya tadi di mobil begitu pun pesan namjoon yang tak kalah banyak, Ia marah marah karena waktu sudah menunjukkan pukul 22.45 KST dan aku belum pulang.
Aku tersenyum kecil menatap Chat dari mereka, walaupun hanya namjoon dan jungkook tetap saja dia care padaku bukan? Oh atau hanya sekedar iba?
Entah lah, fikiran ku terlalu negatif akhir akhir ini.
Aku hanya melihat pesan itu lalu mematikan ponsel ku lagi dan memejamkan mata di sungai han yang mulai sepi.
Orang orang mungkin akan menatap ku dengan aneh karena aku adalah siswi yang masih memakai baju seragam di waktu yang sangat malam ini.
Baru saja aku ingin terbang ke mimpi ku namun seseorang mengagetkan ku dengan sebuah tepukan pelan di bahu ku.
Aku menatap nya dengan mata yang setengah terbuka dan mengucek mata ku untuk melihat objek yang jelas di sini.
Dia Son Wendy, Dengan senyum khas nya. Ia duduk disamping ku.
" Nae Ra, Kau tidak pulang eoh? Ini sudah malam loh nanti yoongi bisa marah jika kau masih keluyuran jam segini " Ucapnya panjang lebar sambil menyunggingkan senyum nya
" Tidak, Aku sudah memutuskan untuk tidur di sini "
" Wae? Kau bisa sakit karena terkena angin malam seperti ini, tidak baik untuk kesehatan mu Kim Nae Ra " Wendy memperjelas marga ku.
Aku memutar bola mata ku malas, Peduli apa dia tentang aku? Oh dia bukan peduli namun hanya sekedar iba.
" Maaf tentang gosip itu " Ucap nya menundukkan kepala nya.
" Aniya, Itu bukan lah gosip tapi sebuah fakta " Balasku dingin.
" Aku tidak sengaja menceritakan nya pada jisoo, Ku fikir ia salah paham dengan ucapan ku " Ucap wendy.
Aku hanya mengangguk pelan menatap nya lalu memejamkan mata ku lagi
" Tidak apa, Lagipula memang sejak awal aku tidak percaya dengan definisi sahabat "
" Maksudmu? "
" Bukan berarti kami sering bersama, Aku menganggap nya sahabat. Aku tidak mudah menjadikan orang lain menjadi sahabat ku. Karena aku tahu mereka pasti akan mengkhianati pada waktu nya "
" Mungkin dia sekarang mengkhianati ku, bahkan ia memberi nama ku dengan sebutan jalang. Ingin marah? Pasti. Tapi akhirnya aku memilih untuk tak mau tersulut emosi ku sendiri " Lanjut ku dengan air mata yang tiba tiba turun tanpa permisi.
Sepertinya, kehilangan sahabat yang benar benar sudah bersama ku dari awal sangat menyakitkan dibandingkan menunggu yoongi mencintai ku.
Seperti ditembak oleh 1000 pistol di arah yang sama, Aku sudah mengenal jisoo sangat lama. Tetapi karena masalah ini dia menganggap ku seolah olah aku adalah jalang.
Dia bukan jisoo yang aku kenal dulu, kemana kepribadian nya yang asli? Apakah sudah termakan oleh iblis iblis yang merasuki tubuh nya?
Aku rindu jisoo yang dulu, Yang cerewet. Aku rindu jisoo yang selalu memarahi ku jika aku melakukan sebuah kesalahan, bukan nya mendiamkan ku lalu tiba-tiba mengkhianati.
" Maaf Nae ra, ku fikir tidak akan seperti ini jadinya "
" Pulang sana, Angin bertambah kencang disini. Katamu yoongi akan marah jika keluyuran disini? Ku pastikan ia akan marah padamu wendy ah " senyum ku." T-tapi kau.. "
" Jangan khawatirkan aku, Aku akan baik baik saja. " Senyum ku.
" Mianhae "
Satu kata yang terngiang di otak ku, sebenarnya hati nya terbuat dari apa hingga bisa meminta maaf kepada orang yang telah merebut kebahagian nya?
----
Mian baru update, sebenernya semalem mau update eh tiba tiba wifi maintenance -_- dan kuota saya habis :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice And Pain
FanfictionTentang seorang gadis yang menyukai lelaki dingin, ketus dan mempunyai tatapan membunuh terhadap mu tetapi seperti mempunyai kepribadian yang berbeda saat bersama orang lain. Mencintai nya itu butuh pengorbanan dan akan mengalami rasa sakit. Tapi...