Chapter 06 (Keraguan Dan Keyakinan)

4.4K 124 7
                                    

"Ray hentikan.. Ahahaaa.. iiikh hentikan Ray itu geli," Rayeen menggelitiki Alina karna sesaat dia tersadar kalau sikapnya itu pasti akan membuat Alina membencinya dan bahkan menolaknya, tapi hasrat ingin memilikinya semakin kuat.

"Apa kau sudah tidak marah lagi??" tanya Rayeen sambil masih dalam posisinya.

"Tentu saja aku masih marah kalau kau terus-terusan bernafsu seperti itu," tegas Alina.

"Kalau begitu aku tidak akan menyerah," Rayeen kembali melanjutkan aktifitasnya yang sempat tertunda dan menelanjangi Alina yang hanya memakai handuk.

"Rayyy.. Aaakh.. Hentikan.." Alina mulai terangsang karna Rayeen kembali menjelajahi tubuhnya dengan cumbuan maut yang menggairahkan.

"Apa kau sudah terangsang, sayang??" goda Rayeen kembali.

"Berhentilah Ray. Semalam sudah cukup. Aku mohon," bujuk Alina dengan wajah memelas.

"Sekali saja ya?! Aku janji hanya sekali," paksanya pada Alina yang kini hanya terdiam pasrah, perlahan Rayeen memasukan juniornya yang sudah menegang sedari tadi membuat Alina mendesah berkali-kali karna sensasinya.

Alina meracau tak karuan karna Rayeen semakin kuat dengan genjotannya dan berkali-kali mengganti posisi, sampai pada akhirnya klimaks itupun datang menghampiri keduanya meski tidak bagi Alina, karna klimaks itu sudah dua kali menghampirinya.

Rayeen membaringkan tubuhnya disamping Alina dan terlihat kelelahan, nafasnya tersengal dengan keringat yang mengucur dimana-mana.

"Apa sekarang kau sudah puas, haah??" cuap Alina ketus sambil menutupi dirinya dengan selimut.

"Tentu saja tidak, apa kau tidak mendengar apa yang aku katakan sebelumnya??" Rayeen tersenyum penuh kemenangan sambil ikut menutupi dirinya dengan selimut.

"Ciiih.. Dasar mesum, di otak mu hanya ada nafsu dan sex saja," Alina mengambil handuk dan pakaian diatas nakas yang tadi Rayeen bawa sambil meringis merasakan perih dibagian selangkangnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan Rayeen masih merebahkan dirinya diatas kasur menatap punggung Alina yang berlalu dengan tatapan sendu.

"Mungkin aku sudah mendapatkan sesuatu yang berharga dari mu juga fisik mu tapi aku tidak tau apakah aku bisa mendapatkan hati mu juga atau tidak, karna aku tau kau masih belum menerimaku seutuhnya meski aku sudah menidurimu berkali-kali," batin Rayeen.

"Entah kenapa sejak kejadian semalam perasaan ku jadi tidak karuan seperti ini. Apa yang terjadi pada ku?! Kenapa aku bisa dengan mudah percaya dan menyerahkan kesucian ku padanya hingga berkali-kali. Sebenarnya apa yang aku harapkan darinya, cinta atau nafsu?!" lamunan Alina didalam bathtub kamar mandi.

Setelah ritual mandi keduanya selesai, Rayeen dan Alina kini berada di meja makan untuk sarapan. Sejak pertama kali datang dan duduk di kursi meja makan, keduanya hanya berdiam diri tanpa mengeluarkan sepatah katapun dari mulut mereka untuk sekedar basa basi, mereka lebih asyik menikmati roti bakar dengan segelas susu hangat yang sempat dibuat Rayeen tadi.

"Aku ingin pulang hari ini juga," tegas Alina memecah keheningan.

"Uhukz Uhukz.." Rayeen tersedak mendengar perkataan Alina yang tiba-tiba.

"Heiii pelan-pelan, ini cepat minum!!" Alina menyodorkan gelas yang berisi air mineral untuk Rayeen minum sambil menepuk pundaknya dengan lembut.

"Apa kau sudah baikan sekarang??" tanya Alina khawatir.

Good Girl or Naughty Girl (END) 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang