Chapter 05 (Malam Yang Panjang)

7.1K 159 2
                                    

Keadaan di luar mobil sangat dingin karena angin laut yang berhembus ke arah pantai, ditambah pakaian mereka yang basah mengharuskan keduanya berada dalam mobil yang sedikit terasa hangat.

"Apa kau masih merasa kedinginan Alina?" tanya Rayeen khawatir.

"Aku basah kuyup seperti ini, tentu saja aku kedinginan dan kau juga tau disini dingin sekali, apa kau tidak melihat kalau tanganku gemetar seperti ini?!" jawab Alina ketus sambil terus menggosokan kedua tangannya yang terasa kaku.

"Coba aku lihat," Rayeen menggenggam tangan Alina lalu menariknya mendekat. Perlahan Rayeen mendaratkan bibirnya di bibir Alina, membuat Alina membulatkan matanya seketika, merasakan ciuman Rayeen yang begitu lembut.

Semakin lama ciuman itu terasa hangat, perlahan Alina memejamkan kedua matanya untuk menikmati setiap kehangatan yang Rayeen berikan padanya.

"Aneh sekali, kenapa ciuman kali ini terasa berbeda, tak seperti ciuman sebelumnya yang bahkan aku sendiri tidak merasakan apa-apa," batin Alina.

"Apa kau sekarang mulai menyukai ku Alina?? Atau kau hanya menikmatinya saja??" tanya Rayeen dalam hati tanpa melepas pagutannya.

Melihat Alina hanya diam saja dan malah menikmatinya, Rayeen memulai peruntungannya dengan meraba seluruh tubuh Alina kesegala arah tanpa melepas tautan bibirnya, melucuti seluruh pakaian yang tersisa dari tubuhnya dan Alina, membuat Alina sedikit mendesah karna tangan kanan Rayeen kini sudah mendarat tepat di kedua benda kenyal miliknya, meremas, memilin dan mencubitnya perlahan.

Kini tangan Rayeen semakin menerawang jauh kebawah sana, dimana terdapat sesuatu yang berharga milik Alina tersembunyi dan berharap bisa mendapatkannya disini malam ini juga.

Rayeen semakin intens melakukan pergerakannya membuat Alina tak tahan lagi, ia ingin segera terlepas dari gairah yang semakin memuncak dan sampai menjalar keseluruh tubuhnya karna Rayeen sudah hampir berhasil menjamah seluruh lekuk tubuhnya.

"Aaakh.. Ray.. berhentilah bermain-main, aku sudah tidak tahan lagi," Alina menggigit bibir bawahnya lalu menarik Rayeen agar mendekatinya.

Rayeen seperti mendapat sinyal baik dari Alina dan ia mulai tersenyum penuh arti ketika Alina mulai membutuhkannya.

"Apa yang kau tunggu??" Alina berbisik ditelinga Rayeen tanpa sadar.

"Baiklah kalau itu yang kau mau aku akan melakukannya dengan senang hati," Rayeen membalas berbisik ditelinga Alina dengan senyum penuh kemenangan.

"Kalau begitu cepat lakukan," Alina semakin tidak terkendali ia sudah dirasuki oleh hawa nafsunya.

"Bersiaplah, aku akan memasuki mu sekarang."

Perlahan Rayeen mengeluarkan sesuatu dari balik celana dalamnya yang sudah menegang sedari tadi yang tentunya akan membuat Alina semakin mendesah dan sedikit berteriak menikmati sensasinya.

Benda kenyal itu pun sukses merangsak memasuki bagian sensitif tubuh Alina, lenguhan dan desahan kenikmatan semakin menjalar di dalam ruang mobil yang sempit.

"Heumz.. Aaaww.. Pelankan sedikit Ray, apa kau tidak kasihan padaku?!" Alina memukul tangan Rayeen gemas.

"Mana bisa, ini sudah hampir dipuncaknya jadi bertahanlah sedikit lagi. Aakh," balas Rayeen sambil terus sibuk dengan aktivitasnya.

"Kau ini kuat sekali, sudah berapa kali kau mengeluarkan cairan hangat itu ditubuh ku??" Alina mulai lemas menghadapinya.

"Aku tidak yakin, mungkin sudah dua atau tiga kali dengan yang sekarang. Dan aakh leganya," Rayeen mengeluarkan cairan terakhirnya ditubuh Alina, membuat Alina mati lemas karna Rayeen begitu bernafsu.

Good Girl or Naughty Girl (END) 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang