Chapter 47 (Penyelesaian)

500 37 5
                                    

√• 🐾 •√•
🐾


[ Rumah Utama Kediaman Keluarga Dafandra]


Sepulang dari rumah sakit, Aston terlihat sangat sedih dan bingung, ia duduk termenung di kursi malas dekat kolam ikan. Tidak hanya mengkhawatirkan keadaan William tapi ia juga memikirkan sesuatu yang sudah sangat lama ia pendam, sesuatu yang harus ia selesaikan secepatnya.

"Ayah, sebenarnya ada apa dengan ayah?? Kenapa sepulang dari rumah sakit ayah menjadi murung seperti ini??" Vinna terlihat bingung sekaligus khawatir.

"Ayah tidak apa-apa hanya sedikit lelah," Aston berbohong. Padahal di dalam hatinya ia berharap apa yang ia pikirkan semuanya benar, jika memang Arini adalah anak dari sahabatnya itu berarti tidak ada alasan lagi baginya untuk menghalangi cinta Arini dan William, ia akan merestuinya dengan senang hati.

Biarlah Vinna menelan kekecewaan untuk sementara waktu setelahnya ia akan memberi penjelasan padanya agar ia mengerti, jika Vinna bisa menerimanya dan ingin memulai hidup baru, ia akan membawanya ke Italia dan membiarkan'nya menetap di sana.

Sedangkan untuk Sulian, ia sudah tidak peduli lagi dengan'nya, entah ia setuju atau tidak yang pasti semuanya terserah pada Vinna. Jika Vinna masih tidak bisa menerimanya dan bersikukuh untuk William maka ia akan angkat tangan dan membiarkan mereka dalam pengawasan polisi.

Sesampainya di rumah, James sudah menunggu untuk melapor karna Aston ingin berita langsung darinya face to face bukan melalui telepon. Ia lebih suka anak buahnya melaporkan langsung padanya ketimbang lewat telepon, karna dengan begitu ia bisa melihat dan tau kalau berita itu akurat atau tidak.

"Vinna sayang, tunggu ayah di kamar mu bersama ibu. Ayah akan bicara dengan James sebentar," Aston memberi intruksi dan di anggukki Vinna. Ia tau pasti ada sesuatu yang akan ayahnya bicarakan jadi ia tak banyak bertanya, nanti saja saat semuanya jelas baru ia akan mengajukan banyak pertanyaan, itupun jika ia bisa dan sanggup.

Di ruang baca, Aston dan James tengah serius membicarakan sesuatu. Di tangan'nya ada tiga lembar kertas yang akan memperjelas semuanya dan sebentar lagi apa yang menjadi keraguan berubah menjadi keyakinan.

"Apa yang anda khawatirkan selama ini benar adanya tuan, karna nona Arini dan nona Alina adalah anak kandung dari tuan Amran sahabat anda yang selama ini menghilang dan di anggap meninggal." James menghentikan ucapan'nya sejenak, memperhatikan ekspresi tuan'nya yang kini sedang membulak-balikkan kertas di tangan'nya. "Di dalam berkas itu ada keterangan DNA yang menyatakan kalau DNA mereka cocok dan keterangan para tetangga mereka di rumah lama sebelum pindah ke rumah sekarang, semuanya benar-benar konkrit." lanjut James yang masih belum mendapat tanggapan dari tuan'nya.

Aston masih mengamati berkas-berkas di tangan'nya, meneliti semuanya dengan seksama. Ia sungguh tidak menyangka setelah sekian lama akhirnya mereka di temukan juga, meski terbilang sangat terlambat karna Amran dan istrinya sudah meninggal.

Apa lagi kesalah pahaman di antara mereka belum terselesaikan membuat Aston sedikit menyayangkan'nya, padalah Amran dan istrinya saling mencintai tapi di pisahkan oleh takdir yang membuatnya harus menelan kepahitan.

Amran yang malang harus kehilangan anak dan istri yang di cintainya, ia sangat terpukul sampai berita kematian kedua putri dan istrinya di umumkan oleh pihak kepolisian.

"Aku harus menemuinya dan bicara padanya mengenai Amran, mereka tidak boleh terus-terusan salah paham padanya dan juga mereka harus tau kalau Amran tidak meninggalkan mereka." Aston bicara sendiri karna ia sedikit menggumam membuat James di depan'nya tak begitu mendengarkan.

Good Girl or Naughty Girl (END) 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang