Chapter 51 (Pengambilan Keputusan)

472 38 11
                                    

•√• 🐾 •√•
🐾


[ Kencana Village - Kamar Rayeen ]

Alina sedang membereskan pakaian'nya saat ia melihat Rayeen berdiri tenang di atas balkon dengan kedua tangan melipat di dada seperti tengah memperhatikan sesuatu, Alina yang penasaran langsung menghampirinya. Benar saja, di bawah sana di depan gerbang rumah ada seorang pria paruh baya tengah berdiri di bawah terik matahari.

Wajahnya yang tenang dan ramah mengingatkan'nya akan seseorang yang tidak asing.

"Ray, bukankah dia asisten ayah mu?? Sedang apa dia di sana??" tanya Alina heran saat melihat James layaknya patung hidup dengan sesekali mondar mandir di depan gerbang rumah.

"Entahlah," jawabnya acuh tak acuh. Sedari tadi Rayeen mengawasi James dari atas balkon kamarnya, tak berniat menemuinya sama sekali.

"Kenapa tidak kita tanya?? Mungkin saja ia membawa pesan penting untuk kita." Alina menyarankan, ia tau orang itu tidak akan pergi jika belum menemui mereka.

"Untuk apa?? Kenapa kita harus peduli??" Rayeen menatap Alina penuh selidik, ia tau Alina tidak akan tergoyahkan dalam situasi apapun. Tapi entah mengapa kali ini ia merasa Alina terlalu gegabah. "Apa kau mulai goyah dan tergiur dengan harta kekayaan yang melimpah itu??"

"Tentu saja tidak seperti itu, kau terlalu jauh memikirkan'nya. Aku hanya ingin mengetahui niatnya," Alina masih meyakinkan karna jujur saja ia sangat penasaran dengan apa yang akan James sampaikan pada mereka.

"Kenapa kau masih belum jelas juga dengan niatan mereka?! Apa kau masih belum sadar juga apa niatan mereka sebenarnya??" Rayeen sedikit kesal karna Alina selalu saja naif.

"Bukan'nya aku bodoh tidak tau niatan mereka, tapi apa salahnya bertanya?? Jika bertanya setidaknya kita tau apa yang ia inginkan dan jika semuanya benar seperti apa yang kita pikirkan maka kita tidak perlu lagi merespon'nya," Alina semakin meyakinkan karna walau bagaimana pun ia masih punya hati nurani.

Di luar cuaca sangat terik, ia kasihan pada James yang masih setia berdiri di tempatnya. Dengan tubuh tuanya James tidak akan bertahan lama di luar dengan cuaca seperti itu, memang ia terlihat bugar tak seperti orang tua kebanyakan tapi tetap saja usia mempengaruhi segalanya.

"Apa yang Alina katakan benar, Ray. Meski James orang suruhan ayah kita tapi ia tidak ada hubungan'nya dengan semua ini, ia hanya menjalankan tugasnya. Lagi pula selama ini James sudah sangat baik pada kita, kau tidak boleh melupakan'nya." William mengingatkan membuat Rayeen sedikit bernostalgia kemasa ia masih kanak-kanak.

Dahulu, waktu Rayeen berusia sembilan tahun ia pernah sangat marah pada ayahnya. Rayeen yang merajuk naik keatas pohon Maple tua dengan banyak batang dan ranting yang rapuh untuk bersembunyi, James yang mengetahui situasinya dengan sigap membujuknya agar mau turun.

'Tuan muda berhenti merengek dan turun dari atas sana, anda bisa jatuh dan terluka.'

James terus membujuk tapi sayang, Rayeen yang keras kepala karna selalu di manja tak pernah mau mendengar ataupun menuruti perkataan siapapun.

'Pergi kau dari sini, aku tidak butuh bantuan-- Aargh!!'

Rayeen tergelincir saat ingin menggapai ranting diatas kepalanya sampai batang pohon yang sempat ia duduki patah dan jatuh bersamanya, meski batang pohon itu cukup besar dan terlihat kokoh tapi nyatanya tidak bisa menahan berat tubuhnya yang terus bergerak.

Untungnya James langsung menangkapnya di bawah kalau tidak patah sudah tulang-tulang kecilnya yang masih rawan, Rayeen selamat dengan cidera ringan di tubuhnya, tapi tidak dengan James yang kepala dan punggungnya terbentur batang pohon yang jatuh.

Good Girl or Naughty Girl (END) 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang