Chapter 38 (Kepulangan Barry)

511 38 1
                                    

•√• 🐾 •√•
🐾


Hari ini entah mengapa terasa aneh untuk Alina, firasat buruk terus saja terbayang di benaknya. Awan mendung menjadi saksi kegusaran'nya, ia tau hari-hari kedepan tidak akan baik untuknya, terlebih rencana yang telah Rayeen susun gagal dengan kedatangan Barry semalam.

Untung semalam Rayeen tidak ada di kamar Alina seperti biasanya, karna kalau iya pasti bencana akan segera datang.

"Apa yang kau lihat dan pikirkan??"

Lamunan Alina buyar saat lengan berotot Barry melingkar di pinggangnya, ia memeluknya dari belakang. Mencium lehernya dan menyesap aroma tubuhnya yang menggairahkan, Alina tidak suka tapi ia tidak bisa menolak.

Andai saja Rayeen yang memeluknya saat ini mungkin suasana hatinya yang buruk akan membaik, tapi sayang yang memeluknya saat ini adalah Barry dan itu membuat suasana hatinya menjadi semakin buruk. Terlebih ia mengingat kejadian malam itu yang membuatnya ketakutan setengah mati.




Flashback, beberapa jam ke belakang..

Setelah Rayeen pergi dari kamar, Alina langsung menguatkan dirinya menghadapi kemungkinan yang ada.

"Nona Alina, apa anda sudah bangun??" tanya salah satu pelayan wanita yang memang di tugaskan untuk memenuhi segala kebutuhan'nya.

"Masuklah, bantu aku merapikan rambut ku."

"Baik," pelayan itu masuk dengan di ikuti para pengawal dan seperti biasa para pengawal itu menggeledah seluruh kamar Alina dengan cermat.

Alina sendiri terlihat acuh tak acuh, ia sudah terbiasa dengan semua itu. Setiap kali Barry akan menemuinya para pengawal itu pasti menggeledah seluruh kamarnya, entah apa yang mereka cari.

"Apa kalian menemukan'nya??" tanya Alina acuh melihat kelakuan mereka dari pantulan cermin besar di hadapan'nya.

"Maksud nona??" salah satu pengawal yang lebih tua menanggapinya.

Alina mencibir. "Jangan berlagak bodoh di depan ku, aku tau kalian sedang mencari sesuatu di kamar ini. Entah apa itu aku berharap kalian tidak akan pernah menemukan'nya sampai kapanpun," geram Alina tak suka.

"Sepertinya nona salah paham pada kami, kami hanya mencari sesuatu yang tidak lazim di sini sesuai perintah tuan Barry. Bukan seperti apa yang nona pikirkan," jelas pengawal tadi yang bernama Miller.

"Alasan," ketus alina seraya bangkit dari duduknya ingin pergi.

"Nona mau kemana??"

Alina tak menjawab, toh percuma saja ia menjawab karna para pengawal itu pasti akan mengikutinya kemanapun, jadi ia langsung pergi bersama Nina pelayan yang membantunya tadi.

Dari sekian banyak pelayan wanita di rumah ini hanya Nina yang mencuri perhatian'nya karna Nina terlihat sangat patuh dan baik jadi Alina menyukainya. Apa lagi Nina tak banyak bicara dan selalu mengikuti perintahnya tanpa membantah sedikitpun, Nina juga tidak bermuka dua jadi hanya dia pelayan yang dekat dengan'nya.

Mungkin karna Nina masih muda dan usianya juga tiga tahun di bawahnya jadi Alina menganggapnya seperti adik sendiri, Nina yang malang seharusnya ia masih sekolah tapi karna kendala biaya ia harus menundanya.

"Nona, saya harap anda tidak pergi kemana-mana karna nanti sore tuan Barry akan datang kemari dan ia berpesan pada saya agar memastikan nona tidak berkeliaran di luar rumah," ucapan pengawal bernama Miller sontak membuat Alina menghentikan langkahnya.

Ia berbalik dan menatap pengawal Miller dingin. "Aku ini manusia bukan binatang peliharaan tuan mu. Kemanapun aku mau pergi aku akan pergi, tidak ada yang bisa menghalangi ku termasuk kau ataupun Barry sekalipun."

Good Girl or Naughty Girl (END) 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang