Chapter 53 (Momen Yang Sempurna) END

1.3K 47 7
                                    

•√• 🐾 •√•
🐾

Hari pernikahan pun tiba dan semua orang sibuk mempersiapkan'nya, tak terkecuali Alina dan Arini yang kini tengah menemui sang ayah di peraduan'nya untuk meminta restu. Sedangkan untuk sang ibu mereka akan melakukan'nya setelah pernikahan, sekalian berlibur karna peraduan sang ibu berada jauh di kampung halaman'nya.

"Ayah, kami datang. Maaf baru mengunjungi ayah," Alina mengusap pusara sang ayah dengan derai air mata yang tak hentinya meleleh. "Lihatlah ayah, dia calon suami ku--akh bukan, yang lebih tepatnya suami ku. Bukankah dia tampan??" Alina tersenyum, sekilas ia melihat kearah Rayeen memperkenalkan'nya pada sang ayah.

"Kami akan menikah hari ini, semoga ayah merestuinya." Arini menggandeng tangan William dan melanjutkan. "Kalau yang satu ini, dia calon suami ku. Bukankah dia lebih tampan??" Arini tak mau kalah membuat gelak tawa yang lain.

Keduanya hanyut dalam tangisan kebahagiaan, mereka ingin mengingat kenangan bersama sang ayah tapi tidak bisa karna kenangan bersamanya terjadi saat mereka masih sangat kecil. Ingatan yang tidak akan tersimpan lama meski mereka ingin, apa lagi kenangan itu terasa begitu singkat. Mereka bahkan tidak ingat wajah ayahnya itu seperti apa, tak ada gambaran sama sekali.

Rayeen dan William menghampiri kedua kakak beradik itu dan mendekap mereka dalam pelukan, mereka tau keduanya tengah mengenang masa lalu meski hanya sekilas.

Hari sudah mulai siang dan mereka pun harus kembali kerumah untuk persiapan pernikahan dan kini saatnya acara dan pesta pernikahan di gelar, suasananya sangat ramai dan meriah penuh suka cita. Tadinya mereka ingin acara yang sederhana, namun Aston melarangnya dan menyuruh mereka menggelarnya dengan mewah.

Kedua pasang pengantin terlihat cantik dengan balutan gaun pernikahan yang sangat pas dengan lekuk tubuh mereka, meski Alina tengah hamil tapi tidak begitu telihat karna perutnya tidak terlalu buncit dan masih rata.

Tapi Alina tidak bisa memakai gaun sembarangan, jadi desainer merancang gaun'nya secara khusus agar Alina merasa nyaman menggunakan'nya dan tidak akan mengganggu janin di perutnya.

"Gaun yang sangat indah," ucap Alina puas sambil mengelus perutnya yang sedikit membuncit tapi tak begitu terlihat.

"Memang sangat indah," Arini merangkul Alina dan menyandarkan kepalanya di bahunya.

Mereka tengah menunggu untuk di panggil dan di ruangan ini hanya ada mereka dan orang yang merias, keduanya terlihat gugup tapi masih berusaha tenang.

"Nona-nona, kalian sudah boleh keluar. Upacara pernikahan akan segera di mulai," ucap asisten penata rias dari balik pintu.

Dengan langkah mantap keduanya berjalan secara beriringan, di luar Aston sudah menunggu untuk membawa mereka mewakili sang ayah. Keduanya di gandeng Aston sang ayah mertua dengan penuh kasih sayang selayaknya ayah kandung membawa putri mereka untuk di serahkan pada pria pilihan keduanya.

Aston mendalami peran'nya, ia tidak melebihkan'nya. Jelas ia sangat bahagia, terlebih hanya Vinna anak gadis satu-satunya di keluar Dafandra dan masih jauh untuk menikah, jadi saat ia menggandeng kedua putri sahabatnya ia merasa terharu. Hampir saja ia meneteskan air mata karna ternyata beginilah rasa yang di miliki seorang ayah ketika akan menyerahkan putrinya untuk menempuh hidup baru.

Sungguh rasa yang tidak dapat di lukiskan bagaimana indahnya. Mereka sampai di tempat upacara, Aston menyerahkan Alina dan Arini pada Rayeen dan William. Ke empatnya terlihat serasi menggunakan gaun dan jas pernikahan.

Upacara pernikahan berjalan dengan lancar dan hikmat, kini kedua pasangan sudah syah menjadi sepasang suami istri.

Waktunya pesta pernikahan di mulai dan semuanya terlihat bahagia, meski Vinna tidak bisa hadir begitupun dengan Sulian yang masih dalam masa hukuman dari Aston sang suami.

Good Girl or Naughty Girl (END) 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang