Chapter 41 (Ketahuan)

396 29 1
                                    

•√• 🐾 •√•
🐾


Ke esokan harinya Alina menyibukkan dirinya di dapur, setumpuk buah-buahan segar siap untuk di eksekusi. Ia ingin membuat salad buah yang banyak agar semua penghuni Royale Village bisa memakan'nya. Bersama dengan para pelayan wanita ia mengupas buah-buahan itu dengan gembira, tak jarang tawa menghiasi dapur tatkala guyonan demi guyonan mereka lontarkan.

Suasanapun menjadi hangat dan pandangan mereka terhadap Alina kini mulai menjadi baik, mereka tidak lagi menganggap Alina sebelah mata atau sebagainya. Kini mereka menyadari kalau Alina tidak seperti apa yang mereka pikirkan.

Alina senang semuanya bekerja dengan baik dan tak ada lagi kecurigaan ataupun kesenggangan di antara mereka, semuanya bahagia dan Alina bersyukur akan hal itu.

Kalau saja ia tau semua ini bisa membuat mereka lebih dekat kenapa tidak ia lakukan sebelumnya?? Mungkin karna dulu ia terlalu marah dan tak menerima keadaan, tapi sekarang apakah ia menerimanya?? Entahlah, ia sendiripun bingung.

"Nona, semuanya sudah siap. Apa kita langsung membagikan'nya??" tanya Nina dengan semangkuk penuh salad buah di tangan'nya.

"Bagikan saja, pastikan semuanya kebagian. Dan semangkuk salad itu untuk siapa?? Banyak sekali," Alina mengernyitkan dahinya.

Nina tersenyum malu. "Untuk saya dan adik saya, apa boleh??"

Alina menepuk kepala Nina pelan. "Tentu saja boleh, ajak adik mu kemari dan kalau perlu tambah lebih banyak lagi."

"Terimakasih nona," Nina antusias. Ia buru-buru pergi membagikan semua salad itu sebelum memakan salad yang ia ambil dengan adik perempuan'nya yang baru berusia sembilan tahun.

Adik kecilnya menunggu di pos belakang, para pengawal tidak mengizinkan'nya masuk ke dalam Villa meski Alina yang memerintahkan'nya. Jadi ia hanya menunggu di pos itu bersama dua pengawal yang berjaga, anak ini sangat patuh dan manis Alina jadi tidak tega melihatnya.

Tapi tetap saja ia tidak bisa mengajaknya masuk ke dalam rumah karna dua pengawal itu bersikukuh melarangnya, kalau Alina sampai membawanya masuk ke dalam mereka akan di hukum karnanya dan Alina tidak mau itu.

"Dia hanya anak kecil, kenapa mereka mempersulitnya??" gumam Alina pelan sambil menata salad buah di mangkuk dengan cantik.

"Mereka hanya menjalankan tugas dan prosedur yang ada, nona tidak bisa menyalahkan mereka." ucap kepala pelayan wanita yang bernama Anita, usianya hampir menginjak kepala empat tapi masih terlihat muda dan berintegrasi.

Sosoknya yang sederhana namun elegant sangat bagus di pandang mata, Alina sempat mengaguminya saat pertama kali melihatnya tapi ia terlalu kaku dan sulit untuk di dekati jadi Alina sedikit mengabaikan'nya.

Apapun pengaturan yang ia lakukan di rumah ini Alina tidak peduli, selama ia tidak mengusiknya itu tidak masalah. Bahkan semua urusan rumah ia serahkan padanya dengan satu syarat, apapun yang ia lakukan di rumah ini tak ada yang boleh mengkritik ataupun melarangnya selain perintah langsung dari Barry yang notabenenya adalah pemilik sah rumah ini.

Dengan mudah syarat itu pun di terima karna memang Barry tidak membatasinya di dalam rumah ini hanya di luar rumah ia di batasi, dengan dalih untuk keamanan yang pada dasarnya ia takut Alina akan kabur dari cengkeraman'nya.

"Tapi mereka terlalu berlebihan, apa yang bisa di lakukan anak kecil itu sampai mereka mencurigainya??"

Kepala pelayan tersenyum penuh arti. "Nona tidak akan pernah tau apa yang akan di lakukan seseorang jika dalam keadaan terjepit dan tertekan, mereka akan melakukan apa saja agar ketakutan'nya menghilang."

Good Girl or Naughty Girl (END) 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang