Peringatan!!
Chapter kali ini agak berat dan banyak adegan vulgarnya jadi bagi yang belum cukup umur harap tidak membacanya.•√•
•√• •Π• •√•
•√•"Akhirnya sekarang kau ada disini tepat dihadapan ku, didepan orang yang begitu mencintai mu dan bahkan sebentar lagi akan menyatu dengan mu," pria itu menyeringai aneh.
Perlahan tangan pria itu merambat kemana-kemana menuju kancing kemeja yang dipakai gadis itu dan hendak membukanya satu persatu, tapi niatnya tertunda ketika seseorang datang mendobrak pintu kamar itu dengan paksa dan melumpuhkan dua orang pengawal yang berjaga-jaga diluar terlebih dahulu, namun pria di dalam kamar itu tak menghiraukannya malah mencoba melanjutkan aksinya untuk melucuti semua pakaian gadis di depannya yang sekarang hampir sepenuhnya terbuka.
"Barry hentikan, apa kau sudah gila?! Apa yang akan kau lakukan pada gadis itu, apa kau akan merusak masa depannya??" tanya Mario geram. Ya, pria yang ada di kamar itu adalah Barry dan pria yang sudah mendobrak pintu kamar itu adalah Mario sepupunya dan jelas saja kalau gadis itu adalah Alina atau DJ Anna, tapi Mario mengenalnya sebagai Alina teman satu kampusnya.
"Ciiihh..!! Berhentilah untuk terus ikut campur dengan urusanku, pergilah dari sini atau aku akan membuatmu menyesal nantinya," ancam Barry penuh amarah.
"Aku tidak takut dengan ancaman mu itu, Barry. Cepat lepaskan gadis itu!!" bentak Mario tak mau kalah.
"Tidak semudah itu aku melepaskannya dan asal kau tau, aku mendapatkannya dengan susah payah. Jadi untuk apa aku melepaskannya begitu saja tanpa mencicipinya terlebih dahulu, tentu itu tidak akan mengasyikan," Barry tersenyum penuh kelicikan.
"Dasar tidak waras, cepat lepaskan gadis itu bajingan atau aku akan merampasnya dengan paksa dan memberi mu pelajaran," tegas Mario tak main-main.
"Coba saja kalau kau bisa," tantang Barry penuh keyakinan.
"Baiklah kalau itu keinginan mu akan aku penuhi dengan senang hati," Mario mulai melayangkan pukulan dan Barry dengan mudah menangkisnya.
Perkelahian diantara keduanya pun terlihat begitu sengit, namun Mario masih lebih unggul karna Barry sedikit mabuk dan kini mulai tersudut diujung tembok tak berdaya dengan luka yang sedikit mengeluarkan darah dan memar hampir disekujur tubuhnya.
Tanpa menunggu lama, Mario langsung menghampiri Alina dan berniat untuk membetulkan kancing baju Alina yang terbuka memperlihatkan betapa berisinya kedua gundukan itu. Kini di dalam pikirannya mulai berkecamuk antara ingin melihat dan tidak melihat, hingga pada akhirnya Mario memantapkan diri menutupi tubuh Alina dengan handuk dan membawanya pergi.
•√•
•√•"Aaawhh.." Alina terbangun dari tidurnya dengan kedua tangan memegang kepalanya yang terasa sakit dan betapa terkejutnya dia saat mendapati dirinya tanpa busana dan terlebih lagi saat melihat tubuh seorang pria misterius yang sedang berbaring di sampingnya tanpa pakaian dan hanya sedikit terbalut selimut memunggunginya.
"Aaargh..!! Siapa kau, kenapa kau ada disini bersamaku??" Alina memukul-mukul punggung pria itu terus menerus sambil berteriak.
"Heiii pelankan sedikit suaramu, kau membuat kepala dan telinga ku sakit karna teriakanmu itu sangat mengganggu," kesal pria itu sambil memegang tangan Alina yang sedari tadi ingin terus memukulnya hingga pria itu bangkit dari tidurnya dan memperlihatkan wajahnya yang lelah.
"RAY!! kenapa kau dan aku bisa ada di sini, apa yang terjadi??" pekik Alina kaget juga tak mengerti.
Melihat Alina yang kebingungan akhirnya Rayeen menjelaskan apa yang sudah terjadi diantara mereka semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Girl or Naughty Girl (END) 🍁
Ficção GeralWarning 18+ (Harap bijak dalam memilih bacaan). Prolog: Pagi ini, pagi hari senin tepatnya. Hari-hari ku tak ada yang spesial karna aku memulai aktivitas kuliah ku dengan seperti biasa, yaitu dengan wajah muram tak bersemangat. Bukan karna dosen ata...