Chapter 50 (Pengembalian Hak Waris)

439 36 1
                                    

•√• 🐾 •√•
🐾


Ke esokan harinya, Arini dan Alina diam-diam pergi kerumah utama keluarga Dafandra menemui tuan Aston. Sebelumnya Arini sempat mendapat telepon dari James yang mengatakan kalau tuan'nya ingin bertemu dengan mereka dan di sinilah mereka berada, di rumah utama keluarga Dafandra.

Saat tiba, Alina dan Arini di sambut hangat di rumah ini. Padahal tadinya mereka pikir semuanya tidak akan mudah dan terasa menyeramkan tapi ternyata jauh dari ekspektasi mereka.

Kecurigaan dan spekulasi mulai bermunculan di hati dan pikiran mereka, keduanya berjalan dengan canggung mengikuti kepala pelayan di depan. Mereka tidak tau akan di bawa kemana oleh pelayan itu yang pasti kewaspadaan selalu di tingkatkan, mereka terlalu takut untuk membayangkan segala kemungkinan yang ada, hingga keparanoid'an mereka mencapai puncaknya.

Mereka tidak ingin sesuatu hal buruk kembali terjadi pada mereka, dengan gugup mereka terus berjalan hingga sampai di sebuah taman yang sangat indah, suasananya sangat nyaman dan tenang. Kepala pelayan membawa mereka ke salah satu gazebo yang berada di dekat kolam air mancur dengan desain arsitektur yang luar biasa indah, kepala pelayan menyuruh mereka menunggu di sana.

"Nona-nona, harap tunggu sebentar. Saya akan memanggil tuan besar," pamit kepala pelayan yang di anggukki keduanya.

Kepala pelayan pergi dengan senyuman merekah di bibirnya yang membuat keduanya salah mengartikan'nya sebagai senyuman licik yang mematikan.

"Kakak, perasaan ku tidak karuan. Aku takut," Alina berbisik dengan tangan saling meremas.

"Jangan khawatir, apapun yang terjadi asalkan kita terus bersama semuanya akan terlewati dengan baik." Arini menggenggam tangan Alina yang semakin kuat meremas satu sama lain, berharap ia akan sedikit tenang.

Arini tau Alina tidak akan setakut ini jika ia tidak hamil karna selama ini Alina selalu lebih kuat dan optimis darinya, terlebih menghadapi masalah seperti ini ia pasti yang paling tenang.

Saat keduanya terlena dalam pikiran mereka masing-masing, Aston datang dengan kedua anak buahnya yang mengikutinya di belakang. Wajahnya yang sedikit kaku menyunggingkan senyum saat ia melihat kedua gadis di depan'nya. Senyuman yang membuat siapapun akan terlena sekaligus terjerumus ke dalamnya neraka yang menyeramkan, penuh pesona dan mematikan.

Pantas saja Rayeen dan William begitu tampan, dingin dan sedikit arogan, ternyata itu semua mereka dapatkan dari gen sang ayah yang hampir semuanya mereka warisi darinya. Sungguh gen yang bagus dan menghampiri sempurna.

"Pantas saja Rayeen di gilai banyak wanita dan menyandang status sebagai playboy, ternyata biangnya memang tidak mengecewakan." bisik Alina dalam hati, ia sungguh mengagumi gen di keluarga ini berbeda dengan pemikiran Arini yang terlalu minder.

Arini merasa kalau ia tidak sepadan dengan William yang luar biasa, sedangkan dirinya apa?? Hanya anak yatim piatu sederhana yang tidak punya apa-apa untuk bisa di banggakan.

Melihat Aston datang mendekat keduanya langsung berdiri untuk menyambut.

"Maaf sudah membuat kalian menunggu lama, silahkan duduk." ucap Aston seraya duduk di kursi seberang bersama kedua anak buahnya.

Alina dan Arini sementara hanya bisa menurut, sebelum mereka tau apa motif di balik semua ini mereka tidak akan bereaksi berlebihan, keduanya akan berusaha tetap tenang dan mengikuti alurnya karna mereka tidak tau situasinya akan seperti apa nanti.







•√• 🍃🐾🍃 •√•







Di sisi lain, dari kejauhan terlihat sebuah mobil hyper sport hitam melaju dengan kencang memecah keramaian jalan raya, di dalam mobil ada dua orang pemuda tengah duduk gelisah di kursi penumpang dan pengemudi. Keduanya terlihat sangat mirip dan ekspresi di wajah merekapun sama persis, wajah penuh tekanan kekhawatiran.

Good Girl or Naughty Girl (END) 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang