Chapter 21 (Belum Terlambat)

958 47 19
                                    

•√• •π• •√•
•√•

"Brakkk..!!" suara pintu di dobrak.

Lima orang masuk kedalam gudang yang sudah tidak terpakai di pinggiran kota sesuai dengan petunjuk yang mereka dapatkan, mereka masuk dengan tergesa-gesa namun waspada.

Kelimanya berpencar ke segala arah tapi mereka tidak menemukan adanya aktifitas apapun di dalamnya, suasananya sepi dan ruangan depan kosong tak ada satu orangpun yang terlihat selain mereka berlima.

Gudang itu sepertinya baru saja di tinggalkan terlihat dari bekas kamera pengintai yang kini sudah hancur tak berbekas, bagian belakang tempat itu juga sudah ambruk seperti terkena gempa.

Entah apa yang terjadi sebelumnya, yang pasti tempat ini sangat kacau sekarang. Hanya bagian depan dan tengah yang masih terlihat utuh, tapi ada banyak pecahan kaca yang berserakan di mana-mana. Sehingga mereka harus hati-hati dalam melangkah.

Kelimanya terus mencari bahkan ke reruntuhan belakang, tapi sayang tempat itu hancur sangat parah jadi mereka tidak bisa menemukan apapun di sana. Sepertinya memang sengaja di hancurkan untuk menghilangkan jejak dan barang bukti, membuat mereka semakin curiga.

Setelah lama mencari akhirnya kelimanya berkumpul kembali di ruang depan yang masih utuh dan terlihat aman dari reruntuhan.

"Bagaimana, apa kalian menemukan sesuatu??" tanya orang yang terlihat lebih tua dari ke empat orang yang ada.

"Tidak..!!" jawab ke empatnya hampir bersamaan.

"Bagaimana dengan kakak, apa kakak menemukan sesuatu??" tanya seseorang di samping kanannya.

"Hmmz.. Aku menemukan sesuatu di reruntuhan sebelah kanan yang sepertinya bekas kamar atau apalah itu aku tidak yakin," jawab orang yang di panggil kakak.

"Apa itu??" ke empatnya mulai penasaran.

"Sebuah kartu memori, tapi aku tidak tau kartu memori ini masih bagus atau sudah rusak."

"Kalau begitu ayo kita coba."

"Hmmz.."

Mereka dengan antusias mencobanya, memasukan kartu memori itu ke dalam tempat memori yang ada di minitab yang memang sengaja di bawa Tony bersama peralatan yang lain untuk menghadapi situasi yang seperti ini. Tapi sayang gambarnya tidak terlalu jelas karna kartu memorinya sedikit rusak membuat rekaman vidio di dalamnya jadi ngeblur, tapi masih bisa di pahami Tony.

Yupz..!! Mereka adalah Tony, Rayeen, William, Kevin dan Julian.

Berkat kerja keras Tony akhirnya gambar di vidio itu bisa terlihat meski masih tak jelas tapi itu lebih baik dari sebelumnya. Disana terlihat Alina dan Arini keluar dari kamar yang kini sudah jadi reruntuhan itu, mereka mengendap-endap sambil memegang nampan makanan di tangan.

Suasana saat itu memang memungkinkan bagi mereka untuk kabur, di saat para penculik sibuk mengurusi lampu dan monitor kamera pengintai yang satu persatu mulai padam karna korsleting listrik. Sebelumnya memang ada suara ledakan yang sangat keras membuat travo listrik di ruangan paling belakang hancur karena ledakan itu.

Dan berkat kartu memori itu, akhirnya mereka bisa sedikit melacak keberadaan kedua gadis itu yang mungkin kini sudah jauh masuk ke dalam hutan.

"Kerja bagus," ucap Kevin memuji.

"Tentu saja, jangan meremehkan seorang Huang Tony," bangganya.

Dengan penuh harapan, kelimanya langsung pergi dari tempat itu dan segera berpencar kembali dengan harapan salah satu dari mereka bisa menemukan keduanya. Berbekal intruksi dari Tony, ke empatnya berlari ke berbagai arah di hutan sambil memakai earphone yang sudah Tony modifikasi sedemikian rupa supaya ke empatnya selalu terhubung dengannya yang memonitori juga yang lain, jadi tidak akan membuat mereka tersesat sekali pun itu di hutan rimba.

Good Girl or Naughty Girl (END) 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang