Chapter 35 (Melepas Rindu)

912 42 2
                                    

•√•🐾•√•
🐾


Dengan bantuan Mario dan Davi, Rayeen bisa menyusup kedalam rumah Barry yang Alina tempati dengan khusus. Apa lagi ia tau kalau Barry tidak akan ke sini selama satu minggu, itulah kabar yang Davi ketahui dan langsung di laporkan padanya dan Mario.

Merasa menemukan adanya kesempatan untuk menemuinya Rayeen memutuskan untuk menyamar sebagai pengawal baru dan di sinilah ia berada, di kamar Alina. Melepas rindu dan mempererat jalinan kasih yang semakin dalam terasa. Meski ia belum bisa membawa Alina pergi dari rumah ini tapi di dalam kepalanya ia sudah mulai menyusun berbagai rencana untuk membawa Alina pergi.

Saat ini keduanya masih berpelukan seakan takut untuk melepaskan, takut jika seseorang di dekapan mereka menghilang begitu saja saat pelukan itu terlepas.

"Ray, sudah cukup. Aku mulai sesak nafas," keluh Alina dalam ke engganan karna sebenarnya ia juga masih ingin memeluk pria ini lebih lama lagi.

"Tunggu sebentar lagi, aku masih belum puas memeluk mu." Rayeen masih tak mau melepas pelukan'nya, ia benar-benar menemukan kehangatan dan kenyamanan'nya kembali setelah sekian lama.

"Aku tau kau masih merindukan ku tapi setidaknya bisa kah kau longgarkan sedikit pelukan'nya??" Alina meringis tak nyaman.

Rayeen sedikit melonggarkan pelukan'nya seraya berkata. "Kenapa?? Apa kau tidak merindukan ku??"

"Bukan'nya begitu, aku hanya merasa sedikit kehabisan nafas."

Rayeen tersenyum penuh arti. "Baru segini saja kau sudah kehilangan nafas apa lagi seperti ini," Rayeen melepas pelukan'nya tapi tak membiarkan Alina menghirup udara semestinya karna ia langsung mencium bibir Alina dengan lancangnya.

Menyesap dan menerobos masuk kedalam mulutnya, membelit dan memutar lidahnya dengan penuh gairah. Kenikmatan yang tiada tara semakin terasa menyiksa, Alina yang tidak siap dengan semua itu hampir kelepasan mendesah kalau saja Rayeen tak buru-buru membungkamnya lebih dalam.

Davi yang merasakan ke tidak nyamanan langsung pergi dari depan kamar itu dan memilih berjaga sambil berkeliling rumah seperti biasa, lagi pula hari sudah gelap dan semua orang pasti sedang beristirahat jadi tidak akan ada yang mengganggu kedua pasangan di dalam.

Davi memberikan banyak privasi untuk keduanya dan meminta para pelayan juga penjaga agar tidak mengganggu dan sedikit menjauh dari area dekat kamar karna permintaan Alina sendiri yang menginginkan ketenangan. Sungguh alasan yang sempurna untuk mengecoh orang-orang disiplin seperti mereka.

Karna nyatanya itu hanyalah akal-akalan Davi saja agar mereka tak memergoki dua kekasih yang sedang di mabuk cinta, menjalin kembali asmara yang terpendam selama keduanya terpisah.

Meski tak banyak dari mereka merasa ada yang aneh dan janggal karna pengawal baru itu tak terlihat lagi tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karna itu bukan urusan mereka jadi ketika Davi berkata seperti itu mereka percaya dan menurut saja.

Toh tidak ada salahnya mereka memberi sedikit kebebasan untuk Alina bernafas karna selama Alina di sini ia selalu di kawal dan di awasi pergerakan'nya kemana pun ia pergi, jadi mereka memberikan kebebasan itu sekarang tanpa memperlonggar pengamanan yang ada selama Barry absen dari kehadiran'nya dan semua itu cukup untuk mereka meregangkan otot dan sendi-sendi yang kaku.

Di dalam kamar, pergulatan lidah masih berlangsung. Sepertinya sang pria tak ada niat untuk menghentikan'nya, kalau bisa mungkin semuanya akan menjadi semakin panas dan panas lagi. Tubuh Alina terhimpit tubuh Rayeen yang memancarkan aura yang mendominasi, menekan'nya sampai ke dinding dekat pintu balkon.

Good Girl or Naughty Girl (END) 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang