Rizki membalikkan niatnya untuk menghampiri Naswa dan Danil karena beberapa siswa kelas X.1 sudah menunggunya di Perpustakaan. Rizkipun kembali ke perpustakaan dan menjaga kembali perpustakaan dia berusaha melupakan omongan naswa dan Danil tadi, tapi terus saja itu berkeliling di kepala Rizki.
"Arrrghhhss!" Rizki berteriak membuat satu perpustakaan memutar bola matanya kearah Rizki
Rizki melihat ke sekelilingnya dan menyorot tajam, ia sedikit gugup ingin mengatakan sepatah kata
"Lanjutkan saja, tidak usah melihat saya" ucap Rizki dingin pandangannya langsung menuju ke buku
Rizki berfikir akan bicara kepada Widia bahwa ini semua tidak seperti yang ia pikirkan. Menit demi menit berlalu, sekarang sudah pukul 13:00 waktunya semua murid pulang. Rizki bergegas merapihkan bukunya dan menuju ke depan kelas X.2 yaa.. kelasnya Widia.
Ia berdiri di depan pintu membuat adik kelas yang ingin keluar kelas menjadi sedikit ragu untuk berjalan keluar, sampai salah satu siswa berbisik
"Mau apa kak rizki yaa?"
"Mungkin mau menemui Widia sang bidadari nyaa"
"Hahaha iyaayaa? Lanjut aja yuk"
Setelah semua murid keluar Rizki mengerutkan keningnya karena Widia dan teman-temannya tidak kunjung keluar dari kelas. Rizki memutuskan untuk masuk ke kelas itu.
Ia mendapati Widia sedang dikerumuni teman-temannya dengan kepal tertunduk seperti menangis. Dengan berani Rizki mendekat dan mengatur nafas
"Kenapa kalian belum pulang?" Tanya Rizki basa-basi
Aulia terlojat ketika melihat kak Rizki berada tepat dibelakangnya lalu Aulia berpindah posisi ke samping Nuri
"It.. itu kaa Widia masih lemas katanya" jawab Aulia gemetar
Rizki mendekat ke meja Widia dan Ayu tapi Zahra membuat ka Rizki menghentikan langkah Rizki
"Kenapa disamperin kalau tadi disakitin?" Tukas Zahra menatap Rizki tajam
Rizki mengehentikan langkahnya dan berpikir keras atas apa yang dikatakan Zahra, Rizki memutuskan untuk keluar dari kelas dan menuju kelas sebelah untuk menenangkan dirinya
"Kalau saja bukan karena Widia aku akan menampar sahabatnya itu"
"Memangnya aku bisa menyakiti bidadari?" Batin Rizki
Rizki berjalan mengelilingi kelas itu dan terus berfikir apa maksud dari Perkataan Zahra.
"Kaa?"
Suara yang sangat familiar di telinga Rizki memecah keheningan jantung Rizki seolah seperti berlari-lari, detak nadinya sangat cepat. Rizki Memberamo diri menoleh kebelakang melihat siapa yang datang
"Iyaa?" Ucap Rizki sambil menatap kearah gadis yang berdiri di pintu yaa dia Widia
Widia berdiri di pintu dengan senyumannya manisnya dengan mata sembab dan badan lemas dia tersungkur dilantai
"Aww..." Rintih widia
"Widdd..."
"Kamu gapapa?"
Rizki segera mendekati Widia dan mengangkat tubuh widia, Rizki membawa Widia ke UKS sekolah. Sampai mereka di UKS ternyata dokter UKS sudah pulang terpaksa Rizki mengobati widia dengan ilmu yang ia punya saja
Ia mengambil baskom yang berisikan air hangat ia memegang badan Widia, suhu badannya mungkin sedikit tinggi. Rizki mengompres Widia dengan air hangat
"Maafin Widia yaa.."
"Widia ngerepotin kaka. Harusnya kaka sudah istirahat dirumah" ucap widia dengan wajah sedih merasa bersalah
Rizki terdiam sebentar dan menghela nafas lalu tersenyum
"Harusnya saya yang minta maaf"
"Saya dengar tadi kamu mau ke perpustakaan terus balik lagi ke kelas dalam keadaan sedih" ucap Rizki
Widia membuka mulutnya namun tak kuasa mengatakan sepatah kata, air matanya kembali menetes di pipinya. Rizki kaget melihat Widia menangis lagi.
"Sudah jangan nangis, nanti matamu tambah sembab"
"Nanti kalau sakit siapa yang mau semangatin kaka?" Ucap Rizki
Dengan cepat widia menghapus air matanya dan tersenyum lagi. Ia merasa senang dengan perkataan kakak kelasnya itu. Rasanya ia ingin berteriak senang
"Saya minta maaf, buat kamu sakit hati ya?" Ucao Rizki percaya diri
"Maaf? Kaka nggak salah kok"
"Widia yang terlalu cemburu widia tahu bahwa kita nggak ada hubungan apa-apa"
Widia menghela nafas berat lalu tersenyum kaku
"Jadi Widia rela kaka jadian sama Wina saja" ucapnya sambil tersenyum menatap kebawah
Rizki terkejut melihat keikhlasan gadis yang ia kagumi. Biasanya orang berjuang untuknya tapi baru kali ini ia merasakan ingin sekali berjuang untuk seorang Widia
"Yasudah lupakan saja"
"Sekarang ayo kita pulang, kamu harus istirahat wid.." ucap ka Rizki sambil menaruh baskom nya dan melepaskan kompresan dikening Widia
Widia dan Rizki berjalan menuju Parkiran sekolah, Rizki mengambil kunci mobil dan membuka pintu mobil
"Ayoo masuk"
Ucapan rizki membuat Widia kaget, Widia membulatkan matanya dan mundur
"Nggak usah, nanti widia naik Taxi aja"
Rizki menarik lengan widia dan menyuruh widia masuk ke mobilnya, setelah mereka berdua masuk. Rizki mulai mengemudikan mobilnya dan mengantar Widia pulang
"Aku merasa sedih karena aku menyakitimu namun aku bahagia sekarang karena kau tersenyum kembali. Membuat aku semakin mencintaimu"
Mereka pun sampai di gerbang rumah Widia, Rumah yang cuku luas
"Makasih ya Ka.."
"Maaf aku ngerepotin" ucap Widia gugup
"Iyaa sama-sama"
"Mending kamu masuk diluar dingin. Kamu nggak boleh sakit" ucap Rizki sambil tersenyum matanya terus melihat Widia tak kunjung kedip
Widia Langsung masuk ke rumah dan melambaikan tangannya lalu berteriak memberikan kode agar hati-hati dijalan kepada Rizki
"Siapa itu!?"
Ceritanya udah masuk kepada Cinta Persegi panjang nih masih lurus
Kira-kira cinta segitiga nya dibuat rumit atau mudah aja niih?
Biar Widia sama Rizki tetep bersatu?Jangan lupa kasih kritik dan saran di kolom komentar
Dukung cerita ini denvan Vote kamu yaaThankyou Soomuch:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Segitiga
Teen FictionCerita ini adalah cerita tentang seorang pria tampan, cool, cerdas, cuek dan terpandang yang menaruh hati pada adik kelasnya namun ketika seorang gadis juga menyukainya sejak itulah tantangan cinta mereka semakin bertambah dan sebuah penyiksaan bagi...