Rizki melihat pelayanan itu dari atas sampai bawah dan ia teringat akan seorang.
"Iyaa kami siswa Nusa bangsa"
Rizki terdiam sebentar dan melihat Widia yang masih bertatap bingung. Widia mengerutkan keningnya dan memandangi Rizki memberi kode bertanya. Rizki hanya mengangguk senyum dan menaruh telunjuknya di mulutnya.
"Dengan Rizki Prawira?" Tanya pelayan itu sambil menaruh sepucuk kertas
Widia spontan berdiri dan melihat lekat pada sepucuk surat, Rizki menaruh telunjuknya diatas kertas itu dan mendorongnya lebih dekat pada Widia.
Rizki memberi kertas pesanan dan kemudian pelayan itu menjauh dan tidak lagi terlihat.
Widia melihat Rizki heran begitupun Rizki ia menatap Widia heran.
"Kenapa?" Rizki menaruh handphonenya dimeja
"Ini apa?" Widia melirik Rizki lalu melirik kertas itu
"Ini dari Wina ka?" Widia menyembunyikan sedihnya
Rizki terkejut dan membeku mendengar pertanyaan dari Widia yang membuatnya diserang Angin dingin.
"Saya nggak tau" Rizki melihat ke kertas itu
"Buka aja dan baca" Rizki mendorong kertas itu lebih dekat pada Widia
Widia lalu mengambil kertas itu dan membukanya perlahan mulai terlihat tulisan yang tertata rapih. Widia membuka semua kertas itu dan membacanya perlahan.
Setelah melirik kearah ujung bawah ia langsung melihat Rizki dengan mata berkaca-kaca dan ia melipat kembali kertas itu lalu berdiri.
Rizki dengan cepat menarik tangan Widia dan membuat Widia berhenti. Air mata Widia terus mengalir deras namun Widia berusaha tidak terisak ia menunduk dan mengarahkan kedua bola matanya ke kerudungnya dan air matanya pun terhapus.
"Kenapa? Dari siapa surat itu?" Rizki maju beberapa langkah mendekati Widia
Widia terdiam dan hanya mengeluarkan suara nafas yang sedikit terisak. Rizki mendengar itu dan langsung membalikkan badan Widia
"Wid kamu kenapa?" Rizki mencari Tissue dan mengelap air mata Widia yang mengalir di pipinya
Rizki membawa Widia untuk duduk dan menenangkan Widia. Widia menunduk tidak berani menatap Rizki.
"Ka.. pulang aja yaa" Widia berkata dengan sangat hati-hati dan pelan agar tidak terisak
"Pulang?" Rizki mengangkat kepala Widia
Matanya sembab dan seluruh wajahnya merah raut wajahnya cemas dan takut.
"Kaka baca aja surat itu" Widia menunjuk ke kertas itu
Rizki membuka kertas itu dalam surat itu tertuliskan
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat Pagi Tuan Prawira Muda
Terimakasih kemarin telah menemani saya pergi ke Mall, membelikan saya baju dan banyak makanan. Tapi saya dengar pagi ini anda pergi bersama Nyonya Hifa muda ya?
Beritahu dia donk.. kamu sudah punya saya.Wina Hayuningrum
Rizki membuka lebar-lebar matanya dan menyobek kertas itu lalu menyenderkan kepalanya ke bangku. Ia menejedotkan kepalanya berkali-kali pada bangku ia sangat menyesal dengan apa yang ia baca.
"Widia ini tidak seperti yang kamu bayangkan"
Widia melihat Rizki dengan senyuman kecil dan melirik ke mobil Rizki lalu melirik lagi ke Rizki
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Segitiga
Teen FictionCerita ini adalah cerita tentang seorang pria tampan, cool, cerdas, cuek dan terpandang yang menaruh hati pada adik kelasnya namun ketika seorang gadis juga menyukainya sejak itulah tantangan cinta mereka semakin bertambah dan sebuah penyiksaan bagi...