15 - Ikhlas

6.2K 128 2
                                    

Matahari mulai tergelincir kearah barat, waktu menunjukkan pukul 14:00. Tapi Widia belum sampai rumah mamahnya sangat cemas akan keadaan Widia diluar sana

"Nakk kamu dimana?"

"Kenapa kamu belum pulang, mamah khawatir widia.." Batin mamahnya sambil mondar-mandir kearah pintu

Hifa terduduk di sofa menghela nafas berat lalu menyalakan televisi dan menonton acara TV, tidak lama pintu rumah terketuk.

Wajah gembira terlihat di wajah Hifa ia yakin itu adalah putrinya Widia. Hifa berjalan kearah pintu dan dengan cepat dan sigap hifa membuka pintunya.

"Widi...aa.."

Senyum gembira di wajah Hifa memudar melihat yang datang bukanlah Widia melainkan Ayu dan Nuri.

"Assalamualaikum Tante..." Ramah Ayu dan Nuri

Hifa menghela nafas pelan lalu berusaha senyum kembali

"Waalaikumussalam"

"Ada apa? Tumben" hifa berjalan kedalam dan menyuruh Ayu dan Nuri duduk "Widia kok belum pulang ya?" Tanya Hifa

"Jadi gini Tante tadi Widia kan dipanggil ketua Osis diajak bicara terus tadi dia masuk kantor" jelas Ayu

"Sepertinya Widia diutus sekolah untuk ikut lomba tante" tambah Nuri dengan wajah meyakinkan

Hifa tersenyum lega mendengar anaknya baik-baik saja. Ia pergi kedapur dan kembali membawa Teh dan Cemilan ringan buatannya

"Ayo diminum dan dimakan" Ucap Hifa ramah sambil menaruh nampan diatas meja

"Terimakasih Tante.." Ucap Ayu dan Nuri serempak

*****

"Assalamualaikum mamah.. Widia pulang" Teriak Widia masuk ke rumah

Hifa terkejut lalu dengan cepat menuju ruang tamu dan menemui putrinya. Hifa memegang pipi putrinya dan memastikan dia tidak apa².

"Kamu nggak papa nak?" Tanya Hifa cemas

"Nggak mah, maaf ya aku pulang telat.  Lusa Widia mau mewakilkan sekolah di lomba olimpiade sains mah"

"Semangat! Yaa Putri mamah"

"Belajar yang rajin jangan mikirin kakak kelas kamu terus" goda mamahnya langsung membalikkan badan kembali ke dapur lagi

Widia heran mendengar ucapan mamahnya yang tidak biasa, lalu ia pergi ke kamarnya dan segera istirahat.

Keesokan harinya

Widia berangkat kesekolah seperti biasa ia berangkat menggunakan mobil papahnya pukul 07:20. Ia tidak sempat sarapan karena menurutnya ini sudah cukup siang ia bergegas cepat ke gerbang lalu naik mobil.

Sampai ia disekolah keadaan sekolah sudah cukup ramai, namun teman-temannya belum sama sekali ada dikelas satupun. Ia memutuskan untuk duduk diam saja memandangi mejanya

Tanpa sadar ada tulisan baru dan asing dimejanya

Bidadari duniaku

"Hah? Apa sii?" Tanya Widia dalam fikirinnya

Widia berusaha mengalihkan pandangannya kearah lain dan tepat di pintu Ayu Nuri dan Naswa datang bersamaan. Dengan wajah sumringah ia lari menuju tempat duduk masing-masing

"Widiaa haloo.."

"Cieee yang habis ngomong ama Do'i diruang do'i" Sindir Naswa

"Nggak ngertiin banget perasaan adek Nuri yang masih Jomblo, huhu" Ucap Nuri menipiskan matanya

Akhirnya satu persatu murid berdatangan dan sekolah itu menjalankan keaktifannya seperti biasa belajar, Istirahat dan belajar lalu pulang.

*******

"Widiaa.. Tungguu!" Teriak seorang gadis dari jauh

Widia menyipitkan matanya mencari gadis yang memanggilnya

"Wid.. ikut aku yuk!" Ajak gadis itu

Tanpa memperlihatkan wajahnya gadis itu menarik lengan widia mengajaknya kearah Taman. Widia masih bingung sebenarnya siapa dia, kenapa dia menarik tanganku?

Sampai mereka ditaman, suasana begitu hening hanya ada suara air mancur.

"Widia kamu kemarin bicara apa saja sama kak Rizki?" Tanya gadis itu memecah keheningan

Widia bertambah heran dua kali lipat dan menyadari bahwa sepertinya gadis itu adalah Wina

"Ka Rizki ngasih surat.."

Belum selesai widia bicara Wina langsung menyela dengan wajah cemas

"Kak Rizki nembak kamu wid?"

"Tulisan dalam surat itu apa saja?" Tanya Wina menaikkan alisnya

"Enggaklah" jawab Widia singkat sambil tersenyum "Isinya itu undangan lomba Olimpiade Sains"

"Ooh"

Widia mengangguk dan terdiam kembali. Suasana kembali hening Wina tidak berani melirik kearah Widia siswi yang terkenal dingin dan cuek itu terlihat mengerikan

"Wid..wid..dia apa kamu suka sama kak Rizki?" Tanya Wina gugup

"Menurut kamu?" Tanya Widia balik

"Menurut aku iya"

"Wid aku minta maaf ya.. aku juga suka sama kak Rizki" Jawab Wina lemas langsung menundukkan kepalanya

"Yaa terus?" Pertanyaan widia menjebak Wina

"Emang kamu nggak cemburu kalau ada yang suka sama kak Rizki selain kamu" tanya Wina menoleh sedikit kearah Widia

"Enggak lah, kan dia bukan siapa-siapa aku" jawab Widia dengan senyum singkat

"Ehh enggak. Dia itu suka sama kamu, dan aku berharap kalian bisa bersatu"

"Aku bakalan kubur dalam-dalam perasaan aku kok, aku Ikhlas" Jelas Wina dengan senyum bahagia dan ikhlas

"Makasih"

"Tapi aku cuma bisa menunggu bukan menjadikan" jawab Widia sambil senyum juga

Senyum Widia meluluhkan hati Wina ia menyimpulkan dan menurunkan cap-pannya kepada Widia

"Ternyata Widia nggak begitu mengerikan, ia Cantik saat senyum"

"Pantas saja kak Rizki menyukainya"

Wina bicara dalam hati namun bibirnya tersenyum, Widia yang melihat Wina tersenyum merasa heran

"Kenapa?" Tanya widia heran "Ada yang salah sama aku?"

"Nggak kamu cantik."

"Semoga bersatu yaa sama kak Rizki" Ucap Wina tersenyum lalu meninggalkan Widia ditaman

Widia menggelengkan kepalanya dan masih berfikir keras dengan kata-kata Wina apakah dia serius atau tidak.

Namun widia langsung keluar dari taman dan tersenyum lega lalu pulang kerumah dengan perasaan sangat senang.

"Kata orang memang benar kalau kita yakin dengan pilihan kita, semua yang mustahil terjadi bisa saja terjadi"

Widia pulang dan istirahat seperti biasanya

______________________

Terimakasih yang udah baca cerita aku, makasih udah luangin waktunya buat baca cerita yang gak ber faedah ini, hehe:D

Jangan lupa kasih kritik dan saran di kolom komentar
Jangan lupa Vote cerita ini yaa

Thanks for time
Luvvluvv:*

Cinta Segitiga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang