Extra part 1

5.8K 106 3
                                    

Di setiap detik kehidupanku selalu tersisa namamu, engkau yang akan ku ingat sebagai cintaku. Cinta yang paling menyedihkan untukku
- Wina Hayuningrum -
🍃

SELAMAT MEMBACA
*_______________________*

Pagi ini matahari bersinar sedikit semu, entah kenapa hari ini awan menutupi hampir semua bagian tubuh matahari. Widia turun dari ranjang kasurnya ia berjalan meraba tembok menuju kamar mandi kepalanya terasa berat Widia berhenti sebentar melirik jam ia tidak melihatnya matanya sangat suram untuk memperhatikan jam.

Brukk!!

"Sshh.. Aww.." rintih Widia berusaha menahan sakitnya saat kakinya menabrak kopernya "siapa yang naruh disini sih, ish!" Widia menendang kopernya

Widia berusaha melihat jam lagi '02:40' Widia segera masuk kamar mandi untuk mengambil air wudhu melaksanakan shalat tahajjud. Saat ia berjalan menuju lemari ingin mengambil mukena ia mendengar suara gemercik air dari dalam, jantung Widia memompa kuat 'Siapakah dia?' getarnya dalam hati

Widia tersenyum menoleh sedikit kebelakang ia tidak melihat setan atau sejenisnya namun ia melihat Rizki berdiri di atas lantai dengan pakaian tidurnya.

"Kakak ikutan bangun?"

Rizki tersenyum geli alih-alih menjawab Rizki malah mengambil baju koko dan sarungnya lalu memakainya di kamar mandi. Saat Widia menggelar sajadahnya ia melihat sajadah lagi sudut sajadah mereka tidak memiliki celah sama sekali.

Allahuakbar...

Widia tersenyum getir mendengar takbir pertama seorang Rizki. Selama ini yang ia kenal apalagi saat masih sekolah ia adalah seorang yang dingin,judes,sabodo teuing, dan lain-lain. Namun saat mendengar takbir merdunya Widia percaya dia bukan seperti kelihatannya.

Setelah salam selesai Rizki berbalik menghadap Widia mencium keningnya singkat dan tersenyum memandang wajah sayup Widia, "kamu masih ngantuk ya?"

Widia mengigit bibir bawahnya dan nyengir kuda "Dikit"

"Setelah ini langsung tidur ya" pesan Rizki Widia hanya mengangguk nurut

Rizki menengadahkan tangannya menjatuhkan dua tetes air mata diatas sajadahnya menatap langit-langit kamarnya seolah ada Allah yang selama ini ia sembah dan ia patuhi.

Dalam tangis harunya ia berdoa, bersyukur dan memuji dzat yang menjadi sebab kebahagiaannya selama ini

"Terimakasih Wahai Dzat yang maha berkuasa, engaku telah mempertemukan aku dengan bidadari sebaik dan semulia dia, engkau telah berkuasa melabuhkan hatiku pada dirinya, akan kujadikan ia sebagai wanita yang memuliakanmu selalu"

"Amanda Widia Putri, Engkaulah bidadari dunia dan syurgaku, engkaulah wanita yang amat aku sayangi dan aku cintai, Terimakasih telah mampu menerimaku menjadi seorang imamu aku akan menuntunmu ke surga Allah"

Rizki mengusapkan kedua tangannya melipat sajadahnya dan melihat kebelakang sudah tidak ada Widia duduk, mukenanya ia tinggal dan Rizki tidak mendengar hentakkan kaki Widia 'Kemana dia?' kepala Rizki memutar mengitari seluruh penjuru kamar tamu ini.

"Kak!" Teriak Widia keluar dari kamar mandi

Rizki berdiri dan menghampiri Widia "Kamu abis tidur?"

Widia mengerutkan keningnya "Apaan si ya engga lah!" Bantahnya "Kak Widia pusing banget, bilang sama direksi rumah sakit Widia ngga masuk ya" ucapnya lalu berjalan dan kembali membaringkan tubuhnya diatas kasur

Cinta Segitiga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang