"Widiaa sayangg"
Hifa berlari dari dapur keatas menuju kamar WidiaHifa membuka pintu dan menarik selimut Widia
"Sayang banguun!"
Widia membuka matanya dan mematungkan badannya dengan lemas, melirik Hifa dengan malas
"Apasih mah? Ini hari Minggu tau" Widia kembali membaringkan tubuhnya
Hifa memejamkan matanya tidak sanggup menahan air matanya yang membendung. Widia melihat air mata di pipi mamahnya Widia sigap bangun dan menghapus air mata mamahnya
"Mamah nggak boleh nangis, Ini Widia udah bangun" Widia berdiri memeluk mamahnya
Hifa membalas pelukan dengan hangat
Kleekk!!
Ada yang membuka pintu kamar Widia empat bola mata menuju kearah pintu dan kedua sudut bibir mereka terangkat sangat kuat.
"Papaahh!"
Widia berlari memeluk papahnya dan menangis tidak karuan, sudah 5 tahun lamanya ayahnya pergi keluar Negeri.
"Papah kemana aja Widia kangen" rintih Widia sambil tersengak
Mereka turun kebawah dan bersenda gurau seperti tahun lalu, mereka membicarakan hal yang tidak penting dan tertawa. Syfa dan Delia kakaknya kebetulan sedang mampir ke rumah Widia dan bergabung
"Om, om tau nggak?" Syfa memecah tawa
Semua menghentikan tawanya dan beraut serius sekaligus penasaran
"Ada apa Syf?" -Papah Widia
"Kan kak Widia pernah diantar pulang sama kakak kelas ganteng" ujar Syfa menunjuk kearah Widia
Widia terdiam dan melirik tajam kearah Syfa, tapi syfa menjulurkan lidahnya tidak takut.
"Dia pacarnya Widia om" sambung Delia
Widia menajamkan matanya kearah Delia, Widia melempar garpu keatas piring dengan suara lantang
"Cukup!"
Widia berdiri matanya berlinang hidungnya pun mulai merah dan tersendat. Widia menahan tangisan dan pergi ke kamarnyaSemua yang ada dimeja makan mengejar Widia kecuali Delia, ia senang Widia ditanya seperti itu.
"Akhirnya tu anak punya pacar"
"Bodo amatlah yang penting gue seneng" batin Delia melanjutkan makannya
Widia membanting pintu kamarnya dan menjatuhkan dirinya di Sofa ia menjerit dalam bantal dan terus memukuli sofa.
"Kenapa sih Widia harus ketemu ka Rizki"
"Dia itu udah sekian kali nyakitin Widia!"
"Widia gasukaa! Mahh.. pahh" teriak Widia suaranya makin lemah
Hifa dan Anton papahnya Widia masuk ke kamar dan mendekati Putrinya, Hifa membelai kepala Widia dan menenangkan Widia. Hifa memeluk Widia
"Nakk kamu tidak boleh seperti ini" Hifa berjalan menuju jendela Widia
"Kamu harus sekuat lapisan ozon bumi yang mengurangi panasnya matahari dan dinginnya udara malam"
Widia mengangkat kepalanya menghapus air matanya dan memeluk papahnya yang ada disebelahnya. Widia memeluk papahnya erat.
"Pahh Widia nggak mau sekolah disitu pindahin Widia ya" pinta Widia matanya kembali berkaca-kaca
Anton dan Hifa terkejut dengan perkataan Widia. Hifa berjalan lagi dan duduk disamping Widia dengan wajah cemas
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Segitiga
Teen FictionCerita ini adalah cerita tentang seorang pria tampan, cool, cerdas, cuek dan terpandang yang menaruh hati pada adik kelasnya namun ketika seorang gadis juga menyukainya sejak itulah tantangan cinta mereka semakin bertambah dan sebuah penyiksaan bagi...