43 - Undangan

4K 87 10
                                    

Hallo Readers

Alhamdulillah yang masih setia baca, jangan lupa dukung cerita ini dengan Vote! Yaa

^^SELAMAT MEMBACA^^
_____________________________

Nuri kembali duduk disofa menerima tamu yang baru datang dengan senang hati. Basit senyumnya kemudian merekah setelah yang ia lihat adalah Basit. Keluarganya dengan keluarga Basit kemudian berbincang tentang pelaksanaan akad mereka

"Padahal kan belum di khitbah" batin Nuri "Alhamdulillah, bukan hanya si Aulia yang di khtibah aku juga ternyata"

Nuri nampak senyum-senyum sendiri, sehingga Basit melihat itu dan menampakkan wajah herannya. Nuri yang melihat Basit memerhatikan tingkahnya menjadi gugup sendiri, sedangkan Basit terkekeh geli melihat Nuri gugup.

"Nak, silahkan" Sandi menyenggol bahu Basit

Basit tersenyum mengangguk atas perintah Papahnya itu. Fatna menoleh kearah wajah Nuri dan melihat wajah grogi putrinya sangat jelas terlihat.

"Bismillahirrahmanirrahim, Saya Haidar Basit Rahman, bolehkah saya mengkhitbah engkau Nuri?"

Deg!

Jantung Nuri berdegub semakin kencang ia malah jadi amm emm sendiri pada dirinya padahal ia begitu menyukai Basit sebelumnya, Karena memang ia baik, ramah, perhatian dan penyayang, Sholeh pula tersohor lengkapp pada Basit bagi Nuri.

"Hmm" Nuri hanya berdehem melirik terus kearah Fatna yang tetap tersenyum tenang

"Baiklah, Bismillahirrahmanirrahim Saya Hanuri Meilida Fadila inshaa Allah siap menerima Khit..khitbah sari engk..kau"

Shit.. kenapa dia jadi seperti ini ia menjadi gugup saat berkata engkau pada jawabannya sendiri, Allahuakbar jantungnya sangat berpacu cepat ia bahkan ingin segera berdiri melepas sepatu dan baju ini ia tidak sanggup diam saja duduk menghadap Basit disini.

Alhamdulillah akhirnya semua berlalu Nuri naik keatas langsung ia melempar sepatu kaca Sinta tanpa mempedulikan kemarahan Sinta itu, ia langsung pergi kekamar mandi dan mengganti gaun dress itu dengan piyama merahnya.

Disisi lain Basit tengah tersenyum bahagia bahagia dan bahagia, ia telah meminang seorang gadis yang selama ini ia sukai, ia tidak mau berlama-lama menunggu ia takut Nuri akan diambil oleh orang lain.

*********

"Auliaa sayangg bangun Nakk" Ana mengetuk pintu kamar Aulia

Sudah pukul 06:20 Aulia belum juga bangun biasanya ia sudah membantu Ana menyiapkan sarapan pagi didapur. Mungkin dia lelah gumam Ana, Ana kembali ke dapur dan mengerjakan tugasnya sendiri

"Mahh, papah mau Meeting di Depok" -Ari masuk kedaput mengambil sebuah roti yang disajikan oleh Ana

"Sepagi ini?" -Ana

"Iyaa, Maaf yah. Ini meeting terakhir ucapnya" Ari kemudian mengecup kening Ana dan segera pergi

Aulia yang sampai dianak tangga terakhir telah melihat papahnya mencium kening mamahnya. Ia terdiam menelan Saliva nya dan ketakutan sendiri

"Jika aku sudah menikah, haruskah aku di perlakukan seperti itu?"

Aulia turun menghampiri mamahnya dengan piyama dan hijab yang sangat tidak rapih. Ana menoleh dan melemparkan sebuah irisan wortel

"Aduh mamah" Aulia terpejam pejam "Kok Aulia dilempar wortel sih?" Aulia mengambil wortelnya dan membuang ke sampah

"Hee, Maaf nak mamah kira siapa" sela tiga detik "Habisnya kamu berantakan banget, Mandi sana"

Cinta Segitiga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang