20 - Senyuman Licik Mengembang

5.4K 130 10
                                    

Hari ini adalah jadwal Iana dan Lia piket kelas oleh karena itu ia sudah harus berada disekolah pukul 06:30, iana dan lia segera membersihkan kelas namun ditengah ia membersihkan kelas Lia menemukan selembar kertas.

Iana menaruh sapu dan menundukkan kepalanya sejenak lalu mengambil kertas itu dari lantai ia membacanya dengan menyipitkan matanya dan membacanya sebegitu detail.

"Haahh!?" Teriak Iana membuat lia menoleh kebelakang dan menghampiri Iana

"Kenapa teriak teriak kayaknya heb..." Mulut Lia tidak bisa melanjutkan omongannya karena matanya langsung melirik kearah kertas itu

Dalam kertas itu bertuliskan

Asal kaka tahu aku benar benar menyukai kaka bahkan jika aku mengatakan ikhlas jika kaka dengan Widia, Aku bohong! Aku tidak bisa ikhlass

-Wina.

Lia dan Iana saling menatap dan mengedipkan mata, Iana mulai memikirkan rencananya untuk membuat Wina dan kak Rizki bersatu dan memisahkan Widia dari Ka Rizki

Lia melirik kode kebangku Widia dan jalan dengan lenggoknya.

"Kita tulis aja surat lagi ke Wina terus kita kasih surat dengan tulisan yang bikin ketos itu baper"

Iana tersenyum dan mengangguk faham ia lalu menuju kearah pintu dan menengok kepintu kelas X.2 dan tersenyum licik

"Widia jangan sok sokan dulu, liat ajaa lo! Pasti kalah" ucap Iana tajam

Setelah beberapa menit satu persatu murid datang dan masuk kekelas.

Widia masuk ke kelas dengan aura berbeda Aulia dan Nuri memandangi Widia heran dan menghampiri, namun Ayu memberi kode agar jangan bertanya yang aneh dulu kepada Widia.

Aulia mengangguk dan tetap berdiri dihadapan Widia. Widia mengangkat kepalanya dengan mata sembab dan wajah lelah. Nuri kaget dengan wajah widia

"Widd kamu nggak papa?" Tanya Nuri cemas sambil memegang wajah Widia.

Widia tersenyum dan kembali tertunduk lagi. Ayu semakin geram karena aura Widia yg tidak biasa

"Kenapa?"

"Apa wina sama ketos jalan berdua lagi?" -Ayu

Widia mengangguk lemah dan berusaha mengangkat kepalanya

"Seperti ada yang berbeda" ujar Widia langsung meninggalkan kelas menuju ke lapangan

Ayu,Nuri,Aulia menyusul Widia ternyata Zahra dan Naswa sudah berada di lapangan. Zahra dan Naswa melambaikan tangan dan menyapa Widia ramah namun widia hanya tersenyum kecil lalu melanjutkan jalan.

Zahra heran dan menghampiri Ayu

"Kenapa Widia kok lesu?" -Zahra

"Sepertinya dia badmood" -Ayu

Widia terduduk dan mendengar suara-suara yang semakin membuat mood nya hancur.

"Wina kemarin menghampiri ketos kita"

"Oyaa katanya juga ngasih Cokelat"

"Romantis eaaa tapi kenapa Widia yang dipilih coba?"

Widia terangkat kepalanya dan matanya membulat sempurna lalu menoleh tajam kearah suara itu

Semua anak terdiam dan disisi lain Iana dan Lia tersenyum licikk dan senang Iana bersenda gurau dan meninggalkan lapangan dengan senyum sumringah.

Wina yang masih berada di kelas sedang sibuk mencari suatu benda, Lia yang melihat itu menghampiri Wina dengan wajah datar

"Cari apa?" -Lia

Cinta Segitiga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang