46 - Bahagia dan Petaka

4.1K 93 5
                                    

Author mau kasih tau nih ke Readres cerita ini udah menyenggol Rank loh, asyiiik😊
Terimakasih buat yang udah VOTE, Yang belum vote JANGAN LUPA VOTE! Ok..

SELAMAT MEMBACA^^

___________________________________
Mata Aulia terbelak dan mulut Azam terkatup, Ayu yang berdiri di samping orang yang mengatakan itu deg-degan sendiri.

"Kenapa harus sekarang, kasihan Kak Azam Tante" nepis Nuri mendekati Tante Mia

"Bukankah lebih cepat lebih baik?" -Mia

"Papahnya kak Azam?" Tanya Naswa hati-hati

"Mungkin dia tidak akan bisa datang, sekarang atau 3 bulan kemudian" lirih Mia duduk di sofa ruangan Azam

"Kenapa?" -Rizki

"Makin sibuk, dan sibuk" -Mia

Satu-persatu keluar dari ruangan Azam yang terakhir Aulia, Aulia menatap Mia dan Azam dengan lekukan senyuman tulus. Mia dan Azam membalasnya, Mis berdiri dari duduknya dan membelai puncak kepala Aulia lembut

"Kamu adalah gadis yang baik, semoga kamu tetap berada dilindungan Allah sampai hari H" -Mia

Aulia tersentak dengan omongan Mis barusan, Aulia merasa bahagia Mia bisa menerimanya sebagai calon menantunya. Secara banyak wanita diluar sana yang menginginkan menjadi pendamping Azam karena harta Azam yang melimpah ruah tetapi berbeda dengan Aulia mereka saling mencintai karena sang maha Cinta juga.

********

Rizki, Afif dan Hanif masuk perlahan kekamar Azriel, menatap pantulan Azriel dicermin. Ia nampak tampan, berwibawa dan semakin terlihat menawan senyuman tulus diwajah Azriel menggambarkan bahwa ia sangat bahagia.

"Selamat ya Broo, nyusul gue juga lo" Hanif menepuk pundak Azriel

Azriel tersentak dan tersenyum canda, mereka mengobrolkan masa masa depan mereka yang nantinya akan berpisah dan sulit bertemu.

"Gue sama Tiana mau ikut papah, ke Jawa Timur" ucap Hanif sembari menutup kunci handphonenya

"Kenapa harus ikut papah lo, Nif?" -Rizki

"Gue kan pewaris satu-satunya perusahaan papah, ya mau nggak mau dong" -Hanif

"Lo fif?" -Azriel

"Udah beres-beres mau ke luar" Afif membuka kunci handphonenya membalas pesan istrinya

"Luar kota?" -Hanif

"Negeri" jawab Afif santai

Semua mengangguk terjadi keheningan sementara.

"Ki, kapan?" Hanif menaikkan alisnya sebelah

"Udah sepakat setelah sidang skripsi gue" Rizki menyandarkan kepalanya di sofa

"Lama bener" -Azriel

"3 bulan lagi, kalii" -Afif

"Gue aja udah lulus" gelak tawa menggelegar setelah Hanif mengatakan itu

Azriel turun dari mobil menuju Aula akad, disana sudah banyak saksi yang duduk diantar meja akad.

Azriel duduk didepan penghulu dan menjabat tangan penghulu. Disampingnya ada ayahanda dari Zahra calon istrinya

"Ananda Azriel Ahmadun Nafi binti Mahmud Abbas saya nikahkan dan kawinkan kamu dengan Azahra Denia Hazza binti Hadi Muslim dengan seperangkat alat shalat dan emas 10 gram dibayar tunai!" Suara penghulu terdengar lantang dan begitu menyeka ditelinga Azriel

"Saya terima nikahnya Azahra Denia Hazza binti Hadi muslim dengan mas kawin tersebut, Tunai!"

"Sah!?"

Cinta Segitiga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang