41 - Siapkah?

4.2K 90 8
                                    

Hallo Readers
Aku kasih tau untuk part ini ceritanya itu 3000+ Words, ini kayaknya spesial chapter gitu deh:v

SELAMAT MEMBACA^^
______________________________________

Naswa keluar dari mobil tersenyum pada seorang pria tampan yang berniat membantunya

"Kenapa?" Daniel mencoba mengecek mobil Naswa

"Bensinnya habis" -Naswa

Daniel menatap Naswa lekat membuat Naswa membeku ditempat menunduk ketakutan rasanya ia sedang menghadapi dosen kilernya.

Detik berikutnya Daniel berlari keluar entah kemana, lalu Nuri datang dengan nafas tersengal-sengal detik berikutnya Nuri duduk lemas di atas tanah parkiran

"Abis dikejar setan mbak?" Naswa ikut jongkok

"Ah temennya lagi sesek malah diledek" Nuri kemudian berdiri dan mengendus sebal

"Kenapa si?" Naswa berdiri kembali "Basit pulang duluan?"

Nuri kemudian membuka mulutnya ia kemudian berbalik badan menatap arah gerbang dan mencari Basit

"Perasaan dia sama Rendi di kantin" ucap Nuri dengan polosnya

"Yaelah kan tadi aku nanya, bukan menyatakan" -Naswa

Daniel datang dengan Basit dan Rendi membawa sebotol bensin, Daniel kemudian memasukan bensin pada mobil Naswa dan mencoba menyalakan mesin mobilnya dan yaa mobilnya menyala

"Alhamdulillah" Naswa kemudian tersenyum dan masuk mobil disusul Nuri

Naswa membuka kacanya dan tersenyum tulus pada Daniel, namun saat ia melirik ke Rendi ia justru tersenyum tulus melihat Daniel dan Naswa

"Maaf dan terimakasih Rendi"

"Maaf saya tidak berpihak sama kamu, dan terimakasih telah ikhlas" batin Naswa tersenyum pada Rendi sedikit

"Makasih ya, Makasih banget" -Naswq

"Sama-sama" -Basit

"Emang situ bantu apaan Basit?" Nuri ikut menimbrung

"Bantu doa" Basit mengatakan tanpa beban "Itu lebih bermanfaat bukan"

"Iyaa sit, dan lebih bermanfaat lagi kalau situ bantuin" Nuri tersengak "Kan jadinya saya lebih bisa pulang cepat"

"Jangan cepet-cepet pulang nanti rindu sama abang" celetuk Rendi menggoda Basit dan Nuri

"Najiss" ucap Nuri dan Basit bersamaan

*********

Rizki mengemas kopernya didalam kamar, ia mulai memasukkan beberapa baju yang akan ia bawa ke Jakarta. Meskipun masih 1 minggu lagi ia sangat merasa dekat dengan temannya.

"Ki?" Shila membuka pintu kamar Rizki

"Iya masuk mah" Rizki menutup koper dan menaruhnya diatas lemari

Shila duduk diatas kasur Rizki dan tersenyum melihat putranya sudah tumbuh dewasa ia akan segera menjadi sarjana. Shila tersenyum bangga pada putra tunggalnya

"Ada apa mah?" -Rizki

"Kamu sudah siap aja masih 1 minggu lagi, ki.." sela beberapa detik "Pasti kamu kangen banget sama Widia ya?"

Rizki terhenyak dengan pertanyaan mamahnya, ia merasa bahwa sekarang mamahnya memiliki ilmu ghaib yang membaca pikirannya. Rizki mendadak melukis senyum diwajahnya

"Apaan sih mah" Rizki memalingkan wajahnya sebentar mendapati foto kelulusannya

"Yasudah Mamah mau turun mamah juga mau beres-beres" Shila kemudian keluar dari kamar meninggalkan Rizki sendiri

Cinta Segitiga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang