18 - Kemenangan

4.9K 133 0
                                    

Setelah menunggu kurang lebih 2Jam akhirnya pengumuman pemenang lomba Olimpiade Sains pun diumumkan. Panitia berdiri dan mengucap sambutan dan mengalihkan kepada Juri untuk memberitahukan siapa yang menjadi pemenangnya.

Semua anak berbisik bahkan mereka saling bertaruh untuk kemenangan mereka. Disisi lain Widia yang masih sedikit lemas berusaha sekuat tenaga untuk berdiri kembali ke barisan dengan bantuan Rizki dan Lavida.

"Kamu pasti bisa bidadari" ujar Rizki berbisik ke telinga Widia

Widia menoleh pelan dan tersenyum lalu mengangguk. Rizki dan Lavida pun berdiri dibelakang barisan mereka.

"Daan Juara Kedua Olimpiade Sains Nasional Tahun 2017 adalahh!...."

Semua kepala tertunduk berdoa kepada Tuhan masing-masing agar diberikan hasil yang sesuai. Semua ikut tegang karena juara 2 akan dilombakan lagi tahun depan dan kemungkinan akan Go Internasional

"Syahira Putri Anisaa dari SMAN Nusa bangsa!"

Semua kepala terangkat dan pendukung SMAN Nusa bangsa bersorak kencang, Syahira langsung tersungkur sujud syukur atas kemenangan yang cukup memuaskan baginya. Ia naik ke podium dengan air mata yang berkaca-kaca.

"Selamat Syahira Kamu adalah generasi bangsa! Go Internasional in syaa Allah" ujar salah satu panitia

Widia semakin ketakutan dan pucat pasi ia takut usahanya selama ini gugur sia-sia dan terlebih jika Syahira juara 2 dan ia tidak dapat. Maka habislah ia dengan Tiana, Iana dan juga Lia.

"Daan Juara pertama Lomba Olimpiade sains Nasional kali ini adalaahh.."

Suara doa terus bergemuruh dan tidak sedikit peserta yang meneteskan air matanya, Termasuk Widia ia memejamkan matanya dan berharap ialah juaranya.

"Pemenang Olimpiade Nasional Sains adalaahh!! Amanda Widia Putri dari SMAN Nusa Bangsa!!"

Widia mengangkat kepalanya kencang dan kaget namun bahagia, ia menangis haru ternyata usahanya selama ini tidak sia-sia.

Rombongan SMAN Nusa bangsa semakin bersorak kencang mereka melempari bunga mawar kepada Widia atas kemenangan Widia. Widia berjalan menuju podium dengan wajah gembira dan mengangkat Pialanya tinggi² dan berusaha menunjukkannya kepada guru dan pembimbing yang telah membawanya kesini.

Widia turun dan menghampiri bu Hani ia memeluk bu Hani dengan tangisan deras.

"Terimakasih bu.. karena Ibu Widia bisa mendapatkan piala ini"

"Widia tidak akan melupakan jasa ibu." Ucap Widia

Semuanya tersenyum senang juara go internasional kali ini jatuh pada sekolah mereka, Rizki dan Afif saling bertatap mata dan mereka menatap Widia lekat begitu pun dengan Lavida dan Eysha

"Hebatt! Kamu hebat dengan usahamu menahan sakit kamu layak mendapatkan ini" -Eysha

"Selamat ya.. jangan menyombongkan dirimu karena ini" Afif menunjuk ke piala

"Ingat dia yang membantumu" menunjuk kearah Bu hana

Widia mengangguk dan tersenyum. Lalu mereka pulang kesekolah keadaan disekolah sudah sangat sepi dan cuaca masih mendung. Widia memutuskan untuk duduk dulu di kantor

Rizki menghampiri Widia dan memperlihatkan kunci mobilnya

"Pulang sama saya aja" ujat Rizki

Widia menoleh keatas dan mengiyakan tawaran Rizki. Mereka berjalan keparkiran dengan cepat karena diluar gerimis. Saat sampai di parkiran Rizki dengan cepat membuka pintu mobil dan mempersilahkan Widia masuk.

Sampai dirumah Widia

Widia menepatkan tangannya pada pintu mobil ia berusah membukanya namun pintu tidak kunjung terbuka, ia kesal bahkan berkali-kali memencet kunci pintu itu. Ia tersendir kembali di kursi mobil

Rizki terkekeh pelan melihat ekspresi Widia yang begitu lucu saat ia kesal. Rizki menggeser tempat duduknya lebih dekat dengan Widia. Mata Widia membulat sempurna dan menggeser diri kearah kiri

"Ka..ka.. ma..mau apa?" Tanya Widia ketakutan

Rizki kembali menggeser tempat duduknya dan tertawa kecil

"Ternyata Widia kalau lagi kesel lucu, gemeshh" ucap Rizki

"Bukain pintunya ka.. Widia mau masuk" mohon Widia tanpa melihat Rizki

Rizki tersenyum dan membuka pintu mobil, Widia memundurkan badannya dan memejamkan matanya dan membuka matanya. Ia melihat dua bola mata yang tepat berada didepannya, wajahnya memerah malu dan gugup ia tidak pernah seperti ini.

Rizki kembali duduk dan tersenyum

"Terimakasih sudah menjadi wakil sekolah yang baik"

"Semoga sukses ya.." ucap Rizki

Widia tersenyum lalu turun dari mobil dan terbuka kaca mobil itu

"Terimakasih ya kak. Hati-hati" -Widia

Rizki mengangguk dan segera menjalankan mobilnya kembali. Widia masih menatap mobil itu sampai tidak terlihat lagi

"Kau memang benar kau adalah pangeran penolongku. Terimakasih sekali lagi"

Widia tersenyum senang dan masuk kedalam rumah.

______________________

Semoga di part ini feel bapernya dapet yaa..
Setuju nggak niihh kalau Widia sama Rizki cepetean gitu bersatunya
Wkwkwk...

Jangan lupa tulis kritik dan saran dikolom komentar
Dan jangan lupa dukung cerita ini dengan Vote yaa

Thanks Readers~~
Luvvluvv:*

Cinta Segitiga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang