22 - Penjara Istana

4.9K 116 5
                                    

Widia duduk dibangku dengan wajah sedikit marah, disusul dengan naswa yang mukanya lebih ganas lagi ia seperti habis bertengkar dengan Iana.

Zahra melihat wajah mereka bergantian dan menatap aneh

"Nggak biasa pada begini" batin Zahra

Zahra menghela nafas pelan dan kembali menulis ia ingin bertanya namun ia mengurungkan niatnya zahra takut jika nanti naswa akan murka.

Bel pulang sekolah berbunyi adalah suara yang paling dinanti oleh semua murid, terkecuali Wina ia sangat takut akan dilabrak oleh kawan-kawan Widia terutama Aulia,Naswa dan Nuri. Iana dan Lia menghentikan langkahnya saat sampai didepan pintu melihat kebelakang dan Wina masih duduk dengan wajah takut.

Iana dan Lia menghampiri Wina dan mencoba Menenangkan Wina

"Nggak mau pulang?" -iana

Wina membuka mulut ny yang bergetar dan berusaha menahan kecemasannya. Wina meneguk ludah dan menarik nafas dalam-dalam

"Iana saya takut dimarahi sama Naswa" ucap Wina dengan nada pelan

"Naswa?"

"Memangnya kamu berurusan apa dengannya?" Tanya Lia duduk disamping Wina

"Tadi waktu ka Rizki nolongin saya dan duduk dikantin Naswa ngeliat terus mengepal tangannya kesaya"

"Tadi ada Widia juga, wajahnya kesal banget kelihatannya" ujar Wina tersendak takut

Wina langsung memejamkan matanya dan berusaha lari keluar dari sekolah. Iana dan Lia menyusul keluar lalu mereka pulang kerumah masing-masing.

Widia Home

Widia menaruh tasnya dikasur dan membaringkan badannya melihat keatas demgan tatapan kosong, ia kembali teringat pemandangan kantin yang membuat badannya panas

Widia terbangun dan duduk dijendela kamarnya menatap langit yang masih sedikit mendung, ia menaruh jari telunjuknya di kaca yang berembun dan menulis nulis yang ia suka.

Tanpa sadar ia menulis Bad Day
Ia menatap tulisan itu dengan tajam dan heran ia berusaha tidak melihat itu namun ia tetap melihatnya

"Apa benar kata tanganku hari ini adalah hari buruk?"

"Masa si Widia cemburu lihat Wina dan kak Rizki"

Widia turun dan membuka gadgetnya ia memandangi galerinya yang berisi foto anggota osis dan ia me-zoom foto Rizki lalu menatapnya lekat

"Ya allah aku bahagia melihatnya bahagia dan sedih melihatnya berduka"

Kepala widia terangkat dan mematikan gadget nya ia pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan belajar.

Rizki Home

Rizki masuk ke kamarnya dengan badan lemas dan menutup pintu. Lalu ia membanting Tubuhnya diatas sofa, ia memandangi kamarnya yang sunyi dan sangat polos

"Betapa kosongnya ruangan ini kaya hati gue" batin Rizki

Ia menyadari perkataannya dan tertawa sendiri lalu ia segera bersiap untuk tidur. Ia memandangi handphone nya, ia sangat geram melihat handphone itu selalu sunyi kecuali kalau ada pesan dari Osis

Rizki membuka handphone dan membaca pesan-pesan yang masuk

Wina X.1
Assalamualaikum kaka

Rizki memandangi pesan itu dengan heran mengapa Wina sebegitu pedulinya dengannya yang sangat dingin dan cuek, namun Widia yang selalu ia perhatikan diam diam saja tidak pernah memberikan pesan kepadanya.

Cinta Segitiga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang