44 - Pernikahan Hanif

4K 97 7
                                    

SELAMAT MEMBACA^^

"Samaa..." Ayu menggantung kata-katanya dengan melihat jelas ekspresi penasaran temannya

Rizki dan lainnya ikut turun dari mobil dan menimbrung pada suasana, hening tanpa suara hanya ada hembusan angin.

"Siapa?" Suara lirih Naswa membuat jantung Daniel terpompa cepat

Daniel mengacak rambutnya dan tersandar pada tembok gerbang rumah Zahra. Ayu mengembalikan undangan itu pada Daniel wajah Ayu terlihat datar

"Hebatt" Ayu tersenyum simpul lalu berdiri

Daniel masuk mobil bersama yang lainnya dan meninggalkan rumah Zahra cepat.

Nuri, Widia, Zahra dan Aulia masuk kerumah Zahra tanpa beban. Ayu melangkah maju namun langkahnya terhenti karena Naswa tersungkur duduk lemas diatas tanah dengan tatapan kosong.

Ayu menghentikan langkahnya dan menghampiri Naswa, Ayu berusaha memberikan kekuatan seakan ia tidak tahu apa-apa dan membuat Naswa seolah kejadian ini tidak pernah terjadi.

**********

Daniel membuka knop pintu kamarnya dan melempar berkasnya asal keatas tempat tidurnya, ia duduk di sofa dengan wajah lemas. Daniel melirik kearah undangan yang keluar dari map berkasnya dan merasa aneh sendiri

"Mengapa Naswa begitu marah saat melihat undangan ini?" Batin Daniel

Flashback On

Beberapa hari yang lalu memang keluarga Daniel dan keluarga Naswa sudah pernah bertemu di salah satu caffe, bukan tanpa sengaja. Akhirnya Daniel meminta kedua orangtuanya untuk bertemu seorang yang ia cintai selama ini.

Namun memang sempat Ayah Daniel tidak setuju karena Latif tidak menyukai Naswa sebagai menantunya, Latif telah menjodohkan putranya pada Amel teman kantornya.

Naswa dan orangtuanya setuju bila memang anak mereka akan menikah dikemudian hari nanti. Naswa dan Daniel adalah kedua orang yang memiliki kesamaan tahta kedua orangtua mereka, sama-sama manager di sebuah perusahaan besar.

7 hari yang lalu saat Daniel baru saja sampai dirumah ia mengedikkan bahu saat melihat Amel sudah duduk di bangku depan rumahnya.

Daniel berjalan terus dan saat kaki Daniel menginjak lantai rumahnya, Amel mencekal tangan Daniel membuat tubuh Daniel membalik menghadapnya, Wajah Daniel terlihat datar tanpa ekspresi dan sama sekali tidak menatap Naswa

"Niel?" -Amel

Daniel hanya menaikkan alisnya sebagai respon panggilan dari Amel

"Lo tunangan sama Naswa?" Suara Amel terdengar lirih karena air matanya hampir menerobos dari mata sipitnya

"Nggak" Daniel melangkah maju dan berdiri di ambang pintu, langkahnya terhenti saat tangannya seperti ada yang menarik lagi

"Niel, serius!" Suara Amel meninggi 1 oktaf

Daniel menoleh dingin kearah Amel wajahnya sangat malas melihat wanita tanpa hijan dengan pakaian minimalis seperti ini, rasanya ia ingin mengusirnya. Bukan malah membuatnya ingin memilikinya malah membuatnya jijik.

"Apaan si lo" tukas Daniel memalingkan wajahnya lagi

"Gue cinta sama lo, Papah lo juga setuju kan kalau kita nikah" Amel mengisak "Kenapa lo malah tunangan sama Naswa?"

Hening tanpa jawaban Daniel hanya ada suara isakan dari Amel. Amel memang cantik, cukup pintar dan berada namun ia bukan tipe Daniel ia menginginkan wanita berhijab bukan berpakaian terbuka seperti Amel.

Cinta Segitiga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang