Pagi ini sekolah terlihat lebih rame dibandingkan sebelumnya karena akan ada perlombaan Olimpiade Sains dan SMA Nusa Bangsa mengirimkan 4 Wakil sekolah dalan Olimpiade ditahun ini. Dia adalah Widia, Elya, Difa dan Syahira mereka adalah siswa-siswi kelas X.
Setelah jam pelajaran ke 3 selesai mereka dipanggil ke Perpustakaan untuk berlatih dan menghafal rumus dan materi Sains, yaa memang susah tapi mereka mesti berjuang.
Setelah bel istirahat berbunyi semua murid bertebaran bagaikan daun musim gugur mereka berhamburan ke kantin, Taman dan perpustakaan. Namun berbeda dengan Widia ia adalah siswi yang diberi amanah lebih dalam lomba ini karena ia adalah siswi yang cerdas dalam Sains.
Istirahat berlalu 10 menit Aulia dan lainnya masih menunggu Widia yang belum juga keluar dari perpustakaan.
"Widia mana coba?" Ucap Ayu sambil berjalan kearah koridor kelas "Berapa abad ini nunggunya?" Tambah Ayu lalu kembali ke tempat duduk
"Jangan ditunggu lama, nanti juga balik" ucap Aulia sambil menyeruput jus Alpukat
"Ehh" Ujar Naswa yang membuat semua temannya menoleh kearahnya
Naswa terkejut melihat sahabatnya yang menunggu lanjutan ucapannya, Naswa tertawa pelan dan menoleh kearah lain, tiba-tiba ada seorang pemuda Tampan menghampiri meja mereka
"Apa kalian lihat Rizki?" Tanya pemuda tampan itu
Kalian tau? Siapa dia..
Dia adalah Hanif sang kakak kelas yang tampan namun bersikap sangat tegas dan begitu dinginNaswa langsung mengadap kearah mangkuk bakso nya ia takut melihat Hanif yang begitu serius, Nuri si cerewet berusaha menyembunyikan kegugupannya dia memberanikan dirinya untuk menjawab kakak kelasnya itu
"Enggak kak, kayaknya dia diruang Osis" jawab Nuri dengan datar
Hanif pergi meninggalkan meja lalu beranjak kearah Koridor. Nuri langsung melirik tajam kearah Hanif
"Masa si ada yang mau suka sama cowok dingin kaya gitu"
"Udah dijawab bukan bilang terimakasih kek" batin Nuri
Tidak lama Widia datang dengan wajah takut dan begitu polosnya ia kali ini membuat seisi Kantin memperhatikan dia. Widia duduk dibangku dengan nafas ngos-ngosan
"Kenapa wid kok ketakutan gitu?" Tanya Zahra meletakkan sendoknya
"Iya tumbenan kaya gitu. Mukanya kaya abis dikejar-kejar Hantu" jelas Ayu
Widia mengatur nafas lalu melihat sahabatnya dan air matanya menetes. Membuat sahabatnya kaget bukan main
"Kenapa kok nangis?"
"Oohh jangan jangan Kak Rizki berangkat bareng Wina ya?" Tebak Ayu membuat keadaan hening tanpa sarai
Widia menghapus air matanya dan tersenyum kembali lalu meminum air yang ia bawa
"Nggak apa-apa, Aku cuma capek" jawab Widia sambil tersenyum
Setelah bel masuk mereka pun belajar hingga waktunya pulang, berbeda sekali hari ini biasanya mereka banyak menemukan peristiwa heboh. Namun hari ini rasanya tidak ada seorang pun yang membuat satu kelas/ satu sekolah heboh.
Rizki berjalan di koridor bersama Wina dengan wajah kesal. Widia dan lainnya berpapasan dengan mereka dan melihat mereka sampai masuk keruang Osis, baru kali ini Wina jalan berdua dengan cowok bisik banyak anak dibelakang Wina dan Rizki.
"Mereka ada urusan apa? Widia mengerutkan kening lalu menyipitkan matanya "kenapa harus berdua?"
Wina keluar dari ruang Osis dengan wajah gembira entah kenapa. Ia menghampiri Amni dan Putri mimik bibirnya menunjukkan bahwa ia sedang gembira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Segitiga
Teen FictionCerita ini adalah cerita tentang seorang pria tampan, cool, cerdas, cuek dan terpandang yang menaruh hati pada adik kelasnya namun ketika seorang gadis juga menyukainya sejak itulah tantangan cinta mereka semakin bertambah dan sebuah penyiksaan bagi...