13 - Iyaa

6.2K 167 12
                                    

Mata widia memerah mulai berkaca-kaca dan perlahan menurunkan air matanya. Satu meja tersorot matanya tetap kepada Widia dan melihat Widia heran bercampur cemas

"Widia kenapa nangis?"

"Kamu cemburu?"

"Enggak Widd ka Rizki nggak pergi sama Wina, jangan dengerin omongan si monyet napah" Ucap aulia matanya menatap tajam kearah meja Vya dan temannya

"Jangan nangis, Kalo emang ka Rizki suka sama Widia dia bakalan tau diri kok wid" Ucap Zahra dengan lantang hingga Iana mendengar

Telinga iana memanas mendengar ucapan Zahra matanya menyorot tajam kepada Zahra begitupun Zahra ia menyorot balik tatapan Iana. Lia berdiri mendekati meja Widia dan temannya Lia mengangkat tangannya bersiap menampar wajah Zahra dengan telapak tangannya namun tangannya ditepis oleh Nuri.

"Jangan sakiti sahabat gue!" Tukas Nuri tajam

Lia hanya bisa menatap tajam Nuri lalu pergi dari kantin bersama temannya.

"Widd udah Wid..." Lirih Naswa

Widia lalu mengangkat kepalanya mengusap air matanya dan berdiri lalu lari dengan cepat kearah kelas. Ayu dengan sigap mengejarnya diikuti oleh teman lainnya.

Widia tersungkur jatuh dilantai depan kelas XI

"Awww.." rintih Widia sambil memegang kepalanya yang terbentur lantai

Kepala Widia seperti tak ada kendalinya lagi rasanya ia ingin terjatuh lagi saja kelantai tapi ia berusaha menahannya. Matanya berkunang-kunang hidungnya mengeluarkan darah cukup banyak tapi ia berusaha menutupinya dengan sehelai tissue

Ayu sampai disamping posisi Widia dan memperhatikan Widia hidungnya berdarah dan badannya lemas

"Widiaa!? Kamu kenapa?" Tanya ayu cemas melihat hidungnya berdarah terus menerus

"Nggak pa..." Ucapan Widia terhenti bersamaan dengan jatuh tubuhnya dilantai

"Widiaaaa!!"

"Auliaa! Nurii! Cepetan!"

Aulia dan Nuri dengan cepat berlari kearah Widia dan ayu dan berhenti tepat diatas kepala widia

"Widia pingsan Aull" Lirih Ayu lemas melihat Widia jatuh

Aulia langsung mengangkat tubuh Widia dan membawanya keruang UKS. Banyak siswa lain yang melihat gadis itu saat dibawa ke UKS bahkan ada yang mengikuti kami saat kami membawa Widia.

Sesampainya kami didepan pintu UKS hanya Aulia dan Widia yang diperbolehkan masuk tidak bisa banyak orang yang boleh masuk, karena keadaan Widia sudah cukup parah, banyak anak yang berbisik tanya tentang Widia

"Kenapa itu bidadarinya ketua osis kita?"

"Apa dia lemah setelah pangerannya pergi sama permaisuri yang lainnya"

"Hahahaha ya nggak lah.. mungkin dia khawatir jadi kaya gitu dehh"

"Diam!!" Teriak Naswa menyorot tajam kepada siswa yang berbisik

"Ke kelas aja sanah!"

"Ngapain nontonin Widia? Memangnya dia topeng monyet!?" Tukas Zahra kesal

Lalu mereka pergi dengan ocehan tidak jelas yang mereka lontarkan kepada Naswa dan Zahra, Ayu hanya melihatnya dan tetap cemas akan keadaan sahabatnya itu yang baru sekali ini seperti ini.

Dokter UKS keluar bersama Aulia, wajah mereka sangatlah pasrah dan seperti kehilangan semangat

"Widia.." lirih dokter

Cinta Segitiga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang