*****
Perlahan, Veranda mulai membuka pintu itu. Ia mengangkat kepala, betapa terkejutnya Veranda melihat kehadiran seseorang yang tidak pernah terbesit sedikit pun akan hadir di rumah ini secepat ini.Veranda menahan napas, pupil matanya membulat hebat.
"Ma-Mama?" ucap Veranda terputus-putus.
Diana tersenyum kecut melihat air muka Veranda yang seolah-olah tidak suka dengan kehadirannya di rumah ini.
"Iya, ini mama. Kenapa? Kamu enggak suka, kalau mama datang," ucap Diana sedikit sinis.
Mendengar perkataan Diana yang seperti itu. Veranda langsung gelagapan. Ia mengerjap cepat berkali-kali sambil menelan ludah.
"Eng-enggak, bukan seperti itu. Hanya aja, Ve ...," Roman Veranda mendadak mendung.
"Hanya apa?"
"Ve enggak nyangka aja, kalau Mama ke sini secepat ini," lirih Veranda. Entah kenapa, sekarang ini ... seolah ada dinding yang menjulang tinggi di antara keduanya. Suasana mendadak menjadi tidak menyenangkan.
Diana berdeham. "Mama enggak disuruh masuk, nih," sindir Diana.
"Eh? I-iya, Ma. Maafin, Ve. Silakan masuk dulu." Veranda membuka lebih lebar lagi daun pintu itu. Mempersilakan Diana masuk lebih dalam lagi.
Veranda hanya mengekori Diana menuju sofa ruang tamu. "Duduk dulu, Ma. Biar Veranda ambilkan minum."
"Enggak usah. Mama cuma mau mampir sebentar. Mau lihat keadaan kamu. Kelihatannya, kamu baik-baik aja."
Veranda tersenyum mengangguk dan langsung mengambil posisi duduk di sofa panjang. Di samping tempat Diana terduduk. Veranda meremas jemarinya. Tiba-tiba, ia merasa tegang. Ketakutan langsung menjalar cepat memenuhi setiap sudut relung dadanya. Veranda tahu, pasti ada maksud tertentu atas kedatangan Mamanya ke sini.
"Kamu enggak ngajar?"
Veranda menggeleng. "Veranda izin, Kinal lagi sakit, Ma."
Hanya dehaman yang meluncur dari mulut Diana mendengar alasan Veranda. "Mama mertua kamu ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Lover [END]
Fanfic[17+] Ini hanyalah kisah tentang hubungan dua insan dengan segala kerumitan di dalamnya. Attention! Jangan buka cerita ini! Jika tidak ingin kecewa.... Happy Reading!