Setelah 5 hari dirawat dirumah sakit, akhirnya ryan diperbolehkan untuk pulang. Bukan karena keinginan dr. Ardi, melainkan paksaan dari ryan. Tentu saja dengan beribu syarat yang berlaku.
Selama itu pula leta tak bisa menjenguk ryan, entah karena apa. Tapi, yang melintas diotak leta hanya satu: nia selalu melarangnya untuk menjenguk ryan.
"Gaje bet sih kak nia! Cuma mau liat ryan juga." gerutunya.
Merasa jenuh, ia memutuskan untuk memainkan handponenya. Cara yang lebih baik adalah menelepon mela, semenjak seminggu yang lalu ia berada di sekolah SMA disana. Ia lebih akrab dengan mela dan tika.
Tut.... Tut....
Lama ia menunggu, namun tak ada balasan. Hingga sesuatu muncul di layar handponenya.
From: 082xxxxxxxxx
Tunggu gue di sekolah besok, bye .
Leta menerjapkan matanya, siapa pengirim pesan ini? Seingatnya ia tak pernah membagikan nomor ponselnya selain tika, mela, aldi, dan rendi. Hingga satu nama terlintas dibenaknya: ryan.
•°•°•°•°•
Ryan menggerutu sebal, pasalnya saat pagi tadi ia pulang kerumahnya ia tak menemukan satupun cokelat diatas nakasnya. Biasanya, selalu ada persediaan cokelat disana.
"Ish, pasti ini kerjaan tuh curut!
"ABAAAAAANG" teriakannya menggema diseluruh penjuru.
Ezra muncul dengan wajah paniknya, diikuti sahabat dan kedua orang tuanya.
"Kenapa? Ada yang sakit? " tanya mereka cemas.
Ryan mendengus kasar, "bukan! "
"Terus? "
"Cokelat gue kemanaaaaa? " rengeknya.
Bunda eva terkekeh sembari mendekati ryan.
"Adek mau cokelat? " ryan mengangguk polos.
"Bol-"
"Gak bisa! " potong ezra cepat.
Tatapan ryan beralih pada ezra.
"Lo baru aja keluar rumah sakit"
Ryan mengerucutkan bibirnya lucu, sedetik kemudian ia kembali merengek pada bundanya.
"Bunda ishhhhh."
Semua yang ada diruangan itu tertawa, sosok ryan telah kembali.
"Hahaha.... Iya-iya"
Bunda eva memberi kode pada rendi untuk memberi cokelat pada ryan, rendi mendekat.
"Siapa yang mau cokelat ?"
Ryan mendengus, "mana sini? "
Ryan menyodorkan tangannya, layaknya anak kecil yang meminta permen pada ibunya.
"Eits, tapi ada syaratnya."
Ryan menghela napas pelan, ''apa? "
"Kerjain pr gue dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cokelat love story (END)
JugendliteraturRyan abimana putra, sosok pemuda dengan sifat ceria, baik, serta penyayangnya mampu menaklukan hati setiap wanita yang melihatnya. Dirinya bagaikan cokelat, begitu memanjakan setiap lidah yang merasakannya. Tak hanya dirinya, kehidupannya juga sama...