{rumah sakit}🏥

2K 108 3
                                    

Ryan memasuki rumahnya dengan langkah lambat, dadanya terasa sesak. Mungkin, karena ia terlalu memaksakan diri. Ia mengucap salam, namun tak ada jawaban. Ia putuskan untuk langsung memasuki rumahnya. Tak dikunci.

"Bunda.... " panggilnya pelan.

Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, namun ia tak menemukan siapapun. Dadanya semakin terasa sesak, semakin lama semakin terasa sakit. Ia mencengkram erat dada kirinya, belum sampai dirinya di sofa. Ia lebih dahulu terjatuh tepat beberapa langkah dari pintu.

"Argggggh!"

Erangnya, ini benar-benar terasa sakit. Ia mencoba untuk bangkit, namun ia tak bisa. Nafasnya semakin lambat, seakan tak ada udara yang masuk. Ia limbung keatas lantai.

Ia masih sadar, namun tubuhnya tak lagi mampu untuk bertahan. Setetes air mata menetes dari sudut matanya, ini terasa sakit ralat benar-benar sakit.

"Bunda.... "

Sesaat setelah menggumamkan nama itu, semua terasa gelap. Keheningan menyambutnya, dan membawanya ke alam bawah sadarnya.

Dilain tempat,

Kelima orang ini tengah merundingkan sesuatu. Seorang diantara mereka menundukkan kepalanya lesu, sementara keempat lainnya menatapnya dengan tatapan iba.

"Jadi, sejak awal emang kak abi punya masalah sama lo bang? "

"Iya ren, lo semua masih inget kan tentang cewe yang sering main ke rumah dulu? "

Mereka semua mengangguk.

"Dia adiknya abi."

Semua langsung tercengang atas penuturan ezra.

"J-jadi kak putri adiknya kak abi? Berarti, waktu kecelakaan itu-"

"Iya, dia ngiranya itu semua salah gue. Maka dari itu, sekarang dia gak suka sama gue."

Semua langsung terdiam, hingga aldi membuka suara.

"Kak, berarti kemungkinan semua info yang didapet leta ada kaitannya sama kak abi. Kalo itu dia dapet dari kak nia gak mungkin, dia udah janji sama kita buat jaga rahasia ini. Kak nia pasti cerita apapun masalahnya sama kak abi, apalagi dia pacarnya. Gak nutup kemungkinan buat kak abi umbar semuanya ke leta, tadi lo bilang dia gak suka kan sama lo?"

Ezra terdiam, mengapa ia baru sadar? Seharusnya dari awal ia menyadari tentang hal ini.

"Sekarang kita harus lebih waspada kak, dia ada di sekitar kita."

Ezra kembali mengangguk, sedetik kemudian suara handpone terdengar dari sakunya.

"Hallo "

"Za.... Hiks...."

"Kenapa ni? "

"Ryan za.... Ryan.... "

"Ryan kenapa? "

"Rumah sakit sekarang za, sekarang! "

Deg

Jantung ezra serasa berhenti berdetak, tubuhnya gemetar.

"Kenapa bang? "

Raut wajah mereka seketika panik. Bukannya menjawab, ezra malah meraih kunci mobilnya dan pergi meninggalkan mereka. Tanpa pikir panjang, mereka juga ikut beranjak mengikuti ezra.

S
K
I
P

Langkah kaki yang terkesan cepat itu menggema disepanjang lorong koridor rumah sakit. Hingga beberapa saat kemudian, langkah itu berhenti tepat didepan ruangan bertuliskan UGD diatasnya.

Cokelat love story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang