{ryan kenapa?}😦

1.9K 117 2
                                    

"Don't let them in, don't let them see.... Be the good girl you always have to be.... Conceal don't feel, don't let them know.... Well, now they know.... Let it go! Let it go! Can hold it back any more.... Let it go! Let it go! Turn away-"

"Stoooop! Berisik banget sih ka, ganggu tau gak?! "

Tika mendengus pelan, "eh, suara gue enak tau."

"Enak-enak pala lo peyang! Liat noh, suara tv aja kalah sama lo! "

Mela terkikik geli, "tika mah kalo nyanyi gak liat tempat ta, beruntung rumah lo sepi. Kalo gak, udah dipastiin deh lo kena amukan massa."

"Awwww! Lo kenapa nyubit pinggang gue sih? Sakit tau! " mela mengusap pinggangnya nyeri.

Tika menatap mela sinis, "siapa suruh ngatain gue! Kembaran selena gomez ini."

"Bukan selena gomez, tapi selena gemez."

Itu bukan suara tika, mela, maupun leta. Suara itu muncul dari balik pintu kamar leta.

Ceklek

Saat pintu terbuka, sosok rendi yang pertama muncul diikuti oleh ryan dan aldi dibelakangnya.

"Rendi taiyong? Kok ada disini? "

Rendi mendengus kesal, "perasaan sejak kejadian di kantin kemaren, lo selalu manggil gue rendi taiyong deh ka. Gak ada panggilan sayang lain lagi gitu? "

Tika nampak menimang-nimang ucapan rendi, "kayaknya itu lebuh cocok buat nama panggilan gue ke lo deh ren, hampir mirip soalnya."

Semua sontak tertawa mendengar jawaban tika sementara rendi mengerucutkan bibirnya kesal.

"Hahaha.... Eh, tunggu-tunggu kok kalian bisa masuk sini. Gak ijin lo ya? " selidik leta.

"Ijin sama siapa sih ta? Orang dirumah gak ada orang kok." jawab ryan asal.

Ingin leta membalas jawaban ryan, tapi aldi lebih dulu menyelanya.

"Eh, lo gak nyuruh kita duduk nih? Pegel tau diri mulu."

"Oh ya, gue lupa! Kebawah yuk! Gak enak dikamar, yang ada jadi isu ama tetangga."

S
K
I
P

Ryan memandangi setiap seluk beluk rumah leta, tak ada yang berubah. Begitu juga yang lainnya, leta tetaplah sama.

"Pada ngapain liatin rumah gue? Nih makanannya."

"Thank's la."

"Santai."

Leta mendudukan diri disamping mela, sedangkan ryan dlk bersebrangan dengan mereka.

"Kok lo pada tau kita disini? " tanya mela.

"Noh si curut! Ngebet pengen ketemu ama lo."

"Sialan lo! Eh, ta gue bolehkan ya bawa mela ke taman rumah lo."

"Mojok sana, ati-ati belum mukhrim." balas leta.

"Iya"

Seusai kepergian mela dan aldi, suasana hening.

"Keluarga lo kemana ta? " rendi membuka pembicaraan.

"Ada urusan sama pacarnya si kak nia, mau meet kali mereka."

"Ciee kakak ipar baru, ganteng gak ta? " ledek tika.

Leta melirik ryan, "ganteng bet sumpah ka, gak ada yang nandingin malah."

"Eh, disini ada AC gak sih?! Kok gerah ya?! "

Rendi tertawa pelan kemudian merangkul bahu ryan, "lo kepanasan karna gak liat ada AC apa kepanasan karna cemburu sama leta? "

"Gue? Cemburu? Sama dia? Ogah banget."

"Eh, siapa juga yang mau sama lo! Dasar curut! "

Keduanya mengalihkan pandangan masing-masing.

•°•°•°•°•

Mela duduk dikursi taman kecil disamping rumah leta bersama aldi, mereka memandangi rerumputan yang tumbuh disana.

"Di, kalo misalnya leta inget masa lalu kita semua terus dia marah gimana? "

Aldi menarik mela dalam rengkuhannya, "gue percaya, dia pasti ngerti. Lagipula alasan semua ini, karena kita pentingin kondisi ryan."

"Hhhhh, di kalo misalnya gue dikasih tuhan kekuatan magic. Bakal gue gunain kekuatan itu buat nyembuhin ryan." mela tertawa miris.

"Kita gak tau ta apa yang terjadi dimasa depan, kalaupun tuhan kasih kekuatan itu buat lo belum tentu itu bisa sembuhin ryan. Semua dikuasa tuhan, kan? "

Mela mengangguk pelan kemudian mendongak, "pulang yuk! Nanti si bocah dicariin sama ayah bunda."

"Hahaha.... Iya-iya"

Mereka memasuki rumah leta, kemudian menghampiri ia yang tengah tertawa bersama yang lainnya.

"Pulang yuk!  Udah sore nih."

"Kita pamit ya ta! See you disekolah besok." leta mengangguk seraya tersenyum .

Ryan ingin bangkit dari duduknya, namun tiba-tiba saja pandangannya serasa berputar. Ia kembali terduduk sembari memegangi kepalanya.

"Sakit lagi yan? " tanya mela khawatir.

"Gak, cuma pusing dikit. Ya udah pulang yuk! "

Ryan dibantu rendi dan aldi untuk berdiri, kemudian memapahnya menuju mobil.

"Ta, kita pulang ya? Assalamuallaikum"

"Walaikumsallam"

Leta memandang punggung ryan yang menghilang dari balik pintu. Muncul satu pertanyaan dalam benaknya.

"Ryan kenapa? "

~°~°~°~°~

Hai!!!!

Sekarang sering up ya???

Itu harus kalian jadiin moda ya buat semangat baca cerita ini....

Oke, babay....

Cokelat love story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang