{wajah itu}👨

1.7K 122 1
                                    

Ryan masih tetap dalam posisinya, tidur menghadap balkon kamarnya. Ia sebenarnya tidak tidur, melainkan hanya memejamkan mata saja.

Suara ketukan pintu membuatnya membuka mata, tapi tidak beranjak dari ranjangnya.

Tok.... Tok....

Ryan tak memperdulikan ketukan itu, ia menerawang setiap sudut kamarnya. Kini, ketukan pintu itu terdengar lebih keras disertai dengan suara seseorang.

Tok.... Tok....

"Ryan.... "

Ryan mengerutkan keningnya, suara siapa itu? Seingatnya ia tak pernah mendengar suara itu. Ia putuskan untuk turun dari ranjang dan mendekati pintu. Ketika pintu terbuka,

Deg

Jantung ryan serasa berhenti berdetak, wajah itu. Wajah saat ia bertemu dengan orang itu 10 tahun yang lalu. Ia masih mengingatnya.

"D-dokter r-rio.... " ucapnya tergagap.

Dr. Rio memasang senyum manisnya, sedetik kemudian ryan berhambur memeluknya.

"D-dokter kemana aja? "

"Dokter di amerika, disana dokter tinggal sama leta."

Tubuh ryan menegang, nama itu nama yang sangat familiar ditelinganya.

"L-leta? " tanyanya pelan.

Dr. Rio mengangguk, "iya.... "

"Sekarang dia dimana? "

Dr. Rio tersenyum tipis, "dia ada didekat kamu."

Pernyataan dr. Rio membuat ryan bingung, siapa? Leta? Rasanya tidak mungkin bagi ryan.

"Dia ada disekitar kamu, tapi dia masih jadi bayangan."

Ryan mengerutkan keningnya, "maksud om? "

''Biar waktu yang menjawab."

Ryan langsung dituntun masuk ke kamarnya, dr. Rio mengamati kamar ryan dengan pandangan kagum. Ini sudah 17 tahun, tapi tak ada yang berubah.

"Oh, jadi pasien nakal dokter ini masih suka cokelat? " ryan mengangguk seraya tersenyum kecil.

"Gak cuma suka dok, udah cinta malah."

Itu bukan suara ryan, tapi ezra. Ia melangkah mendekati ryan dan dr. Rio dikamarnya.

"Chocolovers kah? " ezra mengangguk.

Ryan memalingkan wajahnya malu, memang aneh jika mendengar lelaki penyuka cokelat. Tapi, ryan memang menyukainya.

"Hahahaha.... Gak usah malu, sama dokter ini. Oh ya, pengin liat dokter bawa apa? " ryan kembali memalingkan wajahnya, satu buah benda dihadapannya membuat kedua matanya berbinar.

"Choco gold."

Satu nama makanan yang paling ryan suka dan langka di indonesia. Makanan itu hanya terkenal di negara-negara eropa.

"Buat ryan? " dr. Rio mengangguk.

"Makasih! " ryan langsung meraihnya, dan membuka bungkusnya.

Ezra dan dr. Rio tertawa, ia merindukan ryan dengan tingkah seperti ini. 10 tahun, jangka waktu yang amat lama baginya.

Dr. Rio mengacak rambut ryan gemas, "gak malu suka cokelat? "

"Gak tuh."

Ezra menggelengkan kepalanya, "dia mah gak punya malu dok, liat aja tuh bibirnya. Warna cokelat semua "

Ryan sontak menghentikan acara makannya dan mengusap bibirnya. Benar saja, ada banyak cokelat disana.

"Hahaha.... Kamu ini, masih aja kaya anak kecil. Sini."

Dr. Rio mengelap cokelat dibibir ryan, rasa rindu itu menyeruak. Jika dilihat, mereka seperti ayah dan anak. Tanpa disadari, dua orang tengah menatap mereka sembari tersenyum.

"Perlahan semuanya terbongkar, tinggal nunggu waktu.... " ucap seorang pria, sedangkan wanita disampingnya mengangguk.

•°•°•°•°•

Leta menghempaskan tubuhnya disofa, ia menatap sepasang anak dibingkai foto atas meja belajarnya. Disana, kedua anak itu tampak bahagia.

"Gue kangen lo yan.... "

Merasa jenuh, leta mengalihkan perhantiannya kearah kyboard piano yang berada disudut kamarnya. Ia mendekati alat musik tersebut, kemudian duduk dikursi dibawahnya.

Jemarinya mulai menekan tuts piano, menghasilkan alunan nada yang indah. Kemudian ia bernyanyi kecil.

Malam, pun datang menjemput....
Sepi yang slalu datang, disetiap tidurku....
Teringat disana, dia sedang apa....
Ku disini merindukan dia....

Malikat baik ku titipkan dia untukmu....
Tolong jaga dia, di bangun dan tidurnya....
Jangan sampai dia terluka dan bersedih....
Karna bahagiaku, ketika dia bisa tersenyum....

Ia mengulas senyuman, lagu ini memang cocok menggambarkan suasana hatinya.

Teringat disana, dia sedang apa....
Ku disini merindukan dia....

Malikat baik ku titipkan dia untukmu....
Tolong jaga dia, di bangun dan tidurnya....
Jangan sampai dia terluka dan bersedih....
Karna bahagiaku, ketika dia bisa tersenyum....


Malikat baik ku titipkan dia untukmu....
Tolong jaga dia, di bangun dan tidurnya....
Jangan sampai dia terluka dan bersedih....
Karna bahagiaku, ketika dia bisa tersenyum....

Ia mengakhiri lagunya dengan satu tekanan nada, dalam hati ia selalu berharap bisa bertemu dengan sahabat kecilnya. Tapi, apakah dia ingat jika masih ada sahabatnya yang lain yang selalu mengintainya?

~°~°~°~°~

Hai!!!!

I'm back!!!

Up nya gak sesuai rencana ya??

Pentingin buat belajar dulu, do'ain ya guys....

Semoga ada peningkatan dari tes sebelumnya, satu langkah lagi jadi peringkat pertama....

Semangat!!!

(*menyemangati diri sendiri)

Cokelat love story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang