Hari ini leta pergi ke rumah neneknya di bandung, mungkin untuk beberapa hari. Hari ini ia berangkat, sejujurnya ia tak ingin pergi kesana tapi karena kedua orang tuanya sedang berada disini ia tak ingin menyia-nyiakan waktu tersebut.
"Hhhhh, cuma 3 hari leta. Lo harus semangat! "
Entah kenapa leta ingin terus bersama ryan, menganggunya, dan mendengar gombalannya. Seperti ada magnet disana yang menariknya mendekati ryan.
"Leta."
Suara lembut mama tena membuyarkan lamunanya.
"Iya ma? "
"Kamu kenapa? "
"Gak papa kok." leta tersenyum tipis.
"Kemarin perasaan kamu semangat banget ke rumah nenek, apa ada masalah? "
"Gak kok ma, leta cuma capek aja."
"Apa mau diundur aja kesananya? "
"Eh, gak usah ma. Kasian papa, dia udah batalin rencananya sama pasien dirumah sakit papa."
Mama tena hanya tersenyum, kemudian ia mengusap pelan rambut cokelat milik leta.
•°•°•°•°•
"Abaaaaaaang!!!!!!! "
Teriakan itu menggema diseluruh penjuru rumah ini, tampak dua orang pemuda tengah memperebutkan satu buah toples kecil berisi choco chip didalamnya.
"Ishhhh, balikin gak?!! "
"Gak wleeee...."
"Ezra! Ryan! "
Mereka berbalik, disana ayah vito tengah menatap mereka tajam.
"Eh, a-ayah."
Ryan melangkah mendekati ayah vito sesekali menggaruk tengguknya yang tak terasa gatal.
"Ngapain ribut kaya tadi? "
Belum sempat ryan menjawab, ezra lebih dulu menyelanya.
"Ryan pelit yah, masa tadi abang mau minta choco chipnya gak boleh sama dia. "
"Eh, gak yah! Kan abang udah punya sendiri. Masa minta lagi sama ryan." ryan mengerucutkan bibirnya.
Ayah vito terkikik pelan, "ya udah kasih aja sama abang."
"Apa?! Gak bisa gitu dong, kan itu hak milik ryan! Abang juga bisa beli sendiri kan?! " jawab ryan tak terima.
"Bisa lah, lo itu baru sembuh! Jangan kebanyakan makan cokelat. "
"Ishh, gak pokoknya. Itu cokelat ryan."
Ayah vito menggelengkan kepalanya melihat mereka berdua kembali memperebutkan benda itu. Hingga suara bunda eva terdengar dibelakangnya.
"Kok pada ribut sih? "
Ryan berlari kecil menghampiri bunda eva, ia menggelayuti lengan bunda eva layaknya anak kecil yang dinakali oleh temannya.
"Bunda liat tuh abang! Itu cokelat ryaaaaaan." rengeknya.
Tatapan bunda eva beralih pada ezra, yang ditatap malah menyengir sambil mengangkat jarinya.
"Abang! Balikin. Abang kan punya sendiri. "
"Tuh dengerin! "
Ezra mendengus pelan kemudian mengembalikkan toples ke ryan dengan kasar.
"Tuh makan! Gue masih punya banyak."
"Bodo! Yang penting gue tetep makan! "
Ryan berlari menghampiri sofa dan duduk dikarpet bawahnya. Ia memakan keping demi keping cokelat sambil menonton acara tv kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cokelat love story (END)
Teen FictionRyan abimana putra, sosok pemuda dengan sifat ceria, baik, serta penyayangnya mampu menaklukan hati setiap wanita yang melihatnya. Dirinya bagaikan cokelat, begitu memanjakan setiap lidah yang merasakannya. Tak hanya dirinya, kehidupannya juga sama...