{semua berubah}?

1.5K 108 3
                                    

Mela melangkah gontai memasuki kelasnya, kabar tentang ryan yang kembali mengalami masa koma membuat dunianya runtuh seketika. Jadwal hari ini adalah rendi dan tika.

Semenjak ryan dilarikan ke rumah sakit, mereka sepakat untuk rolling menjaga ryan. Dan jadwal mela adalah besok. Ia menarik napas pelan, kemudian menghembuskannya.

"Mela! "

Mela berbalik, tampak pupy (teman sekelasnya) tengah berlari ke arahnya.

"Tika mana? "

"Dia gak masuk hari ini."

"Kenapa? "

Mela terdiam sejenak, "ada acara keluarga."

"Acara keluarga atau nemenin ryan di rumah sakit? "

Itu bukan suara pupy, melainkan seseorang dibelakang mela. Mela berbalik dan mendapati seseorang yang selama ini menjauhinya.

"Ta-"

"Stop! Gue cuma mau bilang sama lo. Mulai hari ini, jangan pernah gangguin gue lagi! At the last, all things about ryan or 'iyan' finish. Gue gak mau berurusan lagi sama kalian! " leta pergi meninggalkan mela

"Ta! Gue bisa jelasin semuanya! "

"Ta! "

Leta pergi meninggalkan mela yang tengah terdiam sembari menahan air matanya. Tepukan di bahunya membuatnya berbalik.

"Are you okay? "

Mela tersenyum tipis kemudian mengangguk, "gue duluan ya py?"

Mela pergi meninggalkan pupy, entah kemana ia akan pergi. Ke kelas aldi, atau mengejar leta?

•°•°•°•°•

Leta menatap kosong pemandangan yang ada di hadapannya. Tak ada yang menarik. Jika kalian bertanya dimana ia sekarang, ia berada di rooftop sekolah. Itulah tempat yang terlintas dalam benaknya, mungkin sekedar menenangkan diri disana ia dapat merasa lebih baik.

Ia mendengar suara langkah kaki mendekat. Ia berbalik, dan disana. Seorang lelaki yang terlihat asing dimatanya tengah menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Leta? "

Kening leta mengernyit, bagaimana bisa lelaki itu tau?

"Lo kenal gue? "

"Lo lupa sama gue ta? Ya ampun, padahal baru beberapa minggu ta."

Leta menimang ucapan lelaki itu, sedetik kemudian terlintas wajah seseorang dibenaknya.

"Kak dego, kan? Temennya kak dirga? " tebak leta.

"Yup."

"Leta lupa, astaga."

Dego terkekeh pelan, "pacaran aja si lo! "

"Kata siapa? Gak tuh, leta itu masih singel."

"Percaya deh."

Dego duduk disamping leta, menatap pemandangan bawah sekolah mereka.

"Kak dego suka kesini? "

Dego mengangguk, "iya, menurut gue tempat ini cocok buat refresh otak. Terlebih kalo ada masalah."

Leta terdiam, sementara dego menolehkan kepala kearahnya.

"Lo juga? "

Leta mengangguk, "iya, semenjak kejadian sebulan yang lalu dia sering ngajak leta kesini."

"Dia? Dia siapa? "

Leta tersenyum miring, "ryan."

"Ryan.... Ryan.... Ryan anak kelas 11 MIA 1? Adiknya Ezra? "

Lagi-lagi leta tersenyum miring, "iya. Cowo terkenal seaentro sekolah plus baik. Itu kata mereka. Tapi, sayangnya mereka gak tau ada bau busuk didalamnya."

"Maksudnya? "

Leta tak menjawab, ia menatap lurus ke depan.

"Lo ada masalah sama dia? "

"Kakak kenal sama dia? " bukannya menjawab leta malah balik bertanya pada dego.

"Kenal lah, gue sohiban sama abi. Makanya, sekarang gue tanya. Lo ada masalah sama dia? "

"Sedikit."

Hening, tak adalagi yang memulai pembicaraan. Sekilas, dego menatap wajah manis milik leta. Ia terpesona.

"Ta.... "

Leta menoleh.

"Ngomong aja, gak papa."

Leta terdiam, ia hanya merasa bahwa ini terlalu menyangkut masalah pribadi.

"Gue tau ta kalo lo ada masalah. Lo bisa cerita sama gue. Tapi, kalo gak ya.... Gak masalah."

Leta kembali terdiam, hingga akhirnya ia membuka suara.

"Kakak pernah gak sih ngerasa dipermainin sama orang yang terlanjur kakak sayang? "

"Pernah."

"Gue punya sahabat masa kecil. Dari kecil gue emang suka sama dia. Tapi, kita kepisah karena dia pergi ke surabaya. Sekitar 10 tahun kita gak ketemu, akhirnya kita ketemu di sma. Kita jalin hubungan, hingga akhirnya kita putus."

"Kenapa? "

"Dia bohongin gue, dia gak bilang yang sejujurnya. Dia permainin hati gue, gue putusin buat selesai sama dia. Sampe sekarang, kita gak call-callingan lagi."

Leta terdiam.

"Gue sakit ta, hingga setelah 4 hari kepergiannya. Gue denger kabar bahwa dia udah bertunangan sama pacar barunya. Gue hancur, mulai dari saat itu gue gak percaya lagi apa yang namanya cinta."

Leta masih terdiam, sebagian dari cerita dego hampir sama dengan apa yang dialaminya.

"Ta, kalau emang lo ada masalah sama dia. Gue harap, lo luapin masalah lo itu. Selesaikan sekarang juga. Gue gak mau kalau kisah lo juga berakhir sama kaya gue."

Mata leta berkaca-kaca, mengingat kejadian apa yang menimpanya ia menjadi amat kecewa. Pasalnya, orang yang ia cari selama ini ternyata berada disekitarnya.

"Nangis aja ta, gak papa.... "

Leta terisak, entah apa yang merasukinya. Kini, ia menumpukan kepalanya di bahu dego. Ia merasa nyaman, terlebih saat dego mengusap rambutnya.

"Kalo emang leta belum siap cerita gak papa. Yang penting sekarang leta ngerasa lebih tenang.... "

Tangisan leta pecah, ingin ia berlari dan menghentikan putaran roda takdir. Ia hanya menginginkan suatu keadilan, tentang rasa cinta yang sepatutnya ia dapatkan.

~°~°~°~°~

Hai guys!!

I come back! Ada yang kangen ryan gak nih?

Disini ryan ngilang ya? Ditunggu kelanjutannya ya...

Bye....

Cokelat love story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang