Hari kembali berganti, meninggalkan kisah kelam dihari yang lalu. Hari ini, adalah saat dimana semua manusia memulai hal yang baru. Sama seperti mereka, namun bedanya. Tuhan memerintahkan mereka untuk menunggu.
Ya, menunggu. Menunggu akan sebuah cahaya yang telah lama padam. Menunggu akan sebuah harapan demi kembalinya sang kehidupan. Letih dan lara tak mereka hiraukan, demi melihat seseorang yang kini tengah berjuang.
Hari ini, mereka akan melihat hasil dari perjuangan itu. Akankah ia kembali? Atau, ia lebih memilih untuk pergi?
Detik, menit, jam mereka lalui. Hingga pada akhirnya, penantian mereka terbayarkan. Kelopak mata itu terbuka, mebampilkan iris mata biru kristal yang selama ini mereka rindukan.
Berkali-kali mata itu mengerjap, hingga akhirnya ia memandang sekeliling. Senyuman tipis terlukis dibibir pucatnya. Diselingi sebuah lirihan yang amat lembut jika didengar telinga.
"Aku kembali..... " bisikan itu amat pelan, membuat semua orang yang ada disana menangis haru.
Mereka bahagia, ia masih bisa bertahan. Walaupun mereka tau, tak lama lagi waktu akan memintanya untuk pergi.
"Ryan.... "
Bunda eva memeluk tubuh ringkih putranya, penantiannya tak berakhir sia-sia. Ia bisa kembali melihat iris mata biru kristal itu, meskipun semakin lama pancaran sinarnya semakin meredup.
"Berapa lama? " lirihnya.
"Hanya 10 hari sayang.... "
Ia tersenyum tipis, "cukup lama.... "
Bunda eva mendongak dan memeluk ayah vito, ia bahagia. Sungguh. Ezra menatap ryan sendu, entah mengapa air mata mengalir dari sudut matanya. Ia memeluk ryan, menumpahkan segala keriunduan yang selama ini ia pendam.
"Lo jahat dek.... "
Ryan tertawa amat pelan, "maaf.... "
Ezra melihat air mata mengalir dipipi adiknya, dengan segera ezra menghapus air mata itu.
"Lo gak salah, jangan minta maaf.... Yang penting, sekarang adek kembali kan? "
Ryan mengangguk pelan, ezra kembali memeluk adiknya. Terasa begitu hampa hidupnya tanpa ryan, tak ada ributan maupun kekacauan yang dibuat adiknya. Namun, apakah nanti ia juga bisa?
Mela dan tika memeluk pasangannya masing-masing. Mereka benar-benar bahagia, ryan masih bisa bertahan. Mereka menangis, dalam artian menumpahkan segala kebahagiaan.
Ryan menoleh pelan, "ren.... "
Rendi melepas pelukannya kemudian mendekat, "ada apa yan?"
Ryan mengangguk, rendi mengerti apa maksudnya. Ia langsung memeluk ryan, lagi-lagi air matanya kembali mengalir.
"Makasih.... " bisiknya.
Ryan hanya tersenyum tipis, "semua ini.... Berkat lo ren.... Gue ingat.... Waktu itu.... "
Rendi tercengang, "l-lo denger yan? "
Ryan mengangguk pelan, "itu alasan.... Gue buat.... Kembali.... "
Rendi tersenyum bangga, ia merasa sangat bahagia sekarang. Ryan masih punya tekad untuk bertahan.
"Yan.... "
Ryan kembali menoleh, saat itu pula tika dan mela berhambur memeluknya. Ia hanya tersenyum, bahagia dengan kepedulian sahabat-sahabat kecilnya.
"Kita kangen sama lo.... "
"Jangan tidur lagi yan.... "
Ryan mengangguk, hingga suara batuk seseorang memecahkan suasana.
"Uhuk.... Uhuk.... "
"Lo kenapa di? " tanya rendi.
"Keselek palu" jawabnya asal.
Ezra terkekeh lalu mengapit leher aldi, "lo keselek apa cemburu liat mela peluk ryan? "
"Cemburu? Ya jelaslah, mela meluk gue cuma kalo dia sedih doang. Terlebih liat ryan masuk rumah sakit. Lah dia, setiap sakit selalu dipeluk mela. Yang disini pacarnya siapa si? "
Tuk....
"Awww! Eh, si anjirrr! Sakit bang! "
"Bodo! "
Ezra menjulurkan lidahnya, sementara aldi menggembungkan pipinya sembari bersidekap dada. Hal itu membuat semua orang tertawa, tak terkecuali ryan.
"Lo bisa aja di.... Gue gak akan rebut mela kok.... Dia.... Udah gue anggep.... Kakak sendiri.... "
Mela memegang pipi ryan, "yan, makasih. Lo sahabat paling spesial buat gue, jangan tinggalin kita ya yan. Meskipun aldi sama rendi tingkahnya super absurd, jangan peduliin."
Ryan mengangguk sembari tersenyum tipis.
"Eh, kok jadi bawa-bawa aku sih yank? Tuh kan! Kamu anggep ryan lebih! Oke, kita fix! Mulai sekarang-mmmm."
Mela membekap mulut aldi, "berisik! Gak liat suasana lo! Lagi oke juga! Gue itu anggep ryan sebatas adik! Dasar kunyuk! "
Tingkah mela dan aldi membuat ruangan itu kembali terisi derai tawa. Setidaknya, itu dapat dijadikan hiburan sebagai pencair suasana.
Seseorang mengukir senyum tipis.
'Yan, lo beruntung. Kehidupan lo sempurna. Kasih sayang, kenyamanan, segalanya yan. Please, bertahan yan. Jangan sia-siain semua ini. Gunain waktu lo buat bersama kita, kita lewati semuanya. Gue yakin yan, ayah, bunda, bang ezra, aldi, rendi, dan mela semua sayang sama lo yan. Jadi, bertahan sedikit lagi aja yan. Buat kita.... ' batinnya menangis.
~~~~~
Kini, aku telah kembali.
Menjadi sosok seorang ryan, seperti dulu lagi.
Aku bersyukur, tuhan masih memberiku kesempatan untuk melakukan hal itu.Aku tersenyum melihat ada air mata mengalir dipipi mereka.
Air mata yang menyiratkan sebuah kebahagiaan akan kembalinya sang kehidupan.Aku bersyukur, setidaknya mereka masih menungguku.
Bertempur melawan waktu.
Hanya saja aku tak melihatnya. Ya, dirinya.Sang bidadari dunia.
Kemana dia? Apakah dia telah pergi meninggalkanku? Setelah selama ini aku berjuang mengarungi derasnya aliran waktu.
Aku merindukannya, sungguh.
Dialah bidadariku, inti dari segala rasa yang terpikat dalam hatiku.
Aku ingin bertemu dengannya, melepas segala siksaan batin yang menyesakkan dada.Tuhan, kini hanya ada satu pintaku.
Berilah aku perpanjangan waktu untuk bersamanya.
Melihat tawanya, senyumnya, dan wajah cantik layaknya bidadari dunia.Sekiranya, itulah kenangan yang dapat ku lukis untuk dirinya.
Aku berjanji, tak kan ku sia-siakan waktuku itu.
Kan ku gunakan untuk membahagiakannya bersama mereka.Jika saja raga ini dapat bertahan lebih lama, aku tak kan meminta.
Karena, kesempatan itu akan ku gunakan untuk membina sebuah keluarga bersama dengannya.
Sang bidadariku, di dunia....•ryan abimana putra•
~~~~~
Hai!!!
Btw, pangeran udah bangun tuh!
Buat kakak-kakak yang disana semangat ujiannya!!
And buat yoyo sama mamas, semangat bertempur buat hari besok guysss!!
Thank's juga udah sempet-sempetin baca!!
Buat kalian semua juga!!
Jangan lupa vomment ya guyss, bye....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cokelat love story (END)
Novela JuvenilRyan abimana putra, sosok pemuda dengan sifat ceria, baik, serta penyayangnya mampu menaklukan hati setiap wanita yang melihatnya. Dirinya bagaikan cokelat, begitu memanjakan setiap lidah yang merasakannya. Tak hanya dirinya, kehidupannya juga sama...