"L-lo.... Kok papa bisa sama ryan?"
Ryan terhenyak, "l-leta? "
Dr. Rio hanya tersenyum tipis, "biar ryan yang jelasin."
Ryan terdiam membisu, ia melirik dr. Rio seolah meminta bantuan kepadanya. Sementara leta memandangnya dengan tatapan penuh selidik.
"G-gini ta.... Emmm, gue i-itu.... Sama dr. Rio t-tadi.... Apa ya? "
Leta mengerutkan keningnya, "lo kalo ngomong yang jelas?! "
Dr. Rio terkekeh pelan menyadari kegugupan ryan, ia sengaja melakukannya untuk mengetes seberapa ahli anak itu beralting didepan leta. Tapi nyatanya, justru berbanding terbalik dengan apa yang diperkirakannya.
"Papa ada urusan sama orang tua ryan, eh malah ketemu sama anaknya tadi ditaman. Ya, papa ajaklah dia keliling bareng."
Leta mengangguk ragu, biasanya papanya tidak akan pergi keluar rumah sakit pada jam-jam seperti ini. Tapi, apakah urusan dengan orang tua ryan begitu penting sehingga ia memutuskan untuk keluar dari rumah sakit?
•°•°•°•°•
Ezra melangkahkan kaki jenjangnya menelusuri setiap lorong kampus, sudah banyak anak yang datang disana. Ketika ia tiba di persimpangan jalan masuk kelasnya, dua orang sosok mengalihkan perhatiannya.
"Nanti jadi kan? "
"Iya, sekalian aku mau ngajak leta jalan-jalan."
"Ya udah, tapi janji ya? "
"Iya bawel."
Mereka tertawa, hati ezra memanas.
"Nia.... Gue kira lo juga ngerasain apa yang gue rasain, tapi nyatanya gue salah. Hati lo udah terisi sama dia, padahal.... I'm always wait for you, hope one day you can back to me.... " gumamnya berbalik dan melangkah pergi.
Tanpa ia sadari seseorang membakas tatapannya.
'Lo masih berharap nia jadi milik lo za? Never, gue bakal hancurin dia lebih dulu. Buat bikin hidup lo menderita.... ' batinnya
S
K
I
PSepulang dari kampus, ia tak langsung pulang kerumahnya. Melainkan, kerumah nia. Dia, nia, serta abi terikat oleh tugas yang diberikan dosen mereka. Alhasil, ezra terpaksa melakukannya.
"Eh, za ini maksudnya apa ya? "
Belum sempat ezra menjawab, abi lebih dulu menyelanya.
"Masa pacarnya abi gak tau sih? Ini itu tentang pembagian tata letak kepengurusan tenaga kerja. Sedangkan yang ini, pengelolaan kewenangan atas saham tertentu."
Nia tersenyum seraya mencubit pipi abi pelan, "aww! Kok dicubit sih?! Harusnya tuh dicium."
Mereka tertawa, ezra menghela napas pelan. Tak ada gunanya ia berada disini.
"Ni, bi gue pulang duluan ya, itu kan tinggal tugas lo berdua."
Nia hendak membantah ucapan ezra, tapi lagi-lagi abi menyelanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cokelat love story (END)
Teen FictionRyan abimana putra, sosok pemuda dengan sifat ceria, baik, serta penyayangnya mampu menaklukan hati setiap wanita yang melihatnya. Dirinya bagaikan cokelat, begitu memanjakan setiap lidah yang merasakannya. Tak hanya dirinya, kehidupannya juga sama...