{perlahan terbongkar}🐣

1.7K 112 8
                                    

"Belajar yang bener, kalo ryan nanti kambuh lagi telpon abang! Inget, jangan sampe kecolongan! Pantau ryan buat minum obatnya! Dan jangan lupa makan siangnya! "

Ryan menghela napas pelan, kemarin abangnya menelepon dr. Rio. Beliau mengatakan kalau penyakit ryan bertambah serius dibandingkan bulan kemarin. Pengobatan yang diberikan oleh dr. Rio dan dr. Ardi tak sepenuhnya membantu.

Itu menjadi alasan mengapa kini keluarganya serta sahabatnya menjadi protektive ralat overprotektive kepada ryan.

"Siap bang! Kalo nih anak kumat, siap deh gue jitak! "

"Gue getok baru tau lo! Anak kecil jangan main jitak-jitakan! Gue jitak benjol pala lo! "

Aldi meringis pelan, "eh, gak deng bang canda."

Rendi menggelengkan kepalanya, "nih anak emang kudu dirukyah bang! Otaknya agak geser gimana gitu."

"Yeee, otak lo tuh nyet! "

Ezra mendengus, inilah yang terjadi jika salah satu diantara mereka ribut. Tatapannya beralih pada ryan yang sedari tadi terus menunduk.

"Yan." panggil ezra pelan.

Ryan mendongak, tatapannya sendu, wajahnya nampak pucat.

"Jangan sekolah dulu ya, mukanya masih pucat."

Ryan menggeleng pelan seraya tersenyum tipis, "gak bang ryan kesekolah aja, ryan masuk ya assalamualaikum."

"Walaikumsallam."

Ryan melangkah pergi meninggalkan mereka, ya mereka. Rendi dan aldi termanggu menatap punggung ryan yang semakin menjauh.

"Lo berdua kenapa masih disini?!"

Keduanya tersadar, ''eh, iya juga ya? Bego juga si aldi."

"Lah ni bocah, orang bego ngatain bego."

"Stop! Lama-lama gue bunuh lo berdua! Udah sana masuk, inget jaga ryan! Kalo dia sampe kenapa-napa gue pastiin lo berdua berakhir dikuburan! "

Mereka menatap ezra ngeri, nampaknya acamannya tidak main-main.

"Iya deh bang, kita pamit babay abang."

"Salam dulu! "

Aldi menyengir, "oh iya, aldi lupa. Assalamuallaikum"

"Walaikumsallam"

"Untung sayang, kalo gak abis lo pada." desis ezra melangkah menuju mobilnya.

•°•°•°•°•

Leta melangkah gontai memasuki ruang kelasnya, ucapan leta kemarin sore menambah kecurigaannya pada rahasia yang mungkin terpendam disekitarnya.

"Bang ezra emang disini, tapi iyan gak sama dia. Dia ikut orang tuanya ke australia, ezra disini sendiri"

"Dia tinggal di apartemen, tapi gak pernah ngasih tau kakak"

"Alasan kenapa kakak gak ngasih tau kamu, karena kakak takut kamu kecewa sama kenyataannya"

Ezra menetap disini hampir 2 tahun, dan nia tak pernah bercerita sedikitpun padanya. Bukankah hal itu terdengar aneh?

"Leta! "

Suara seseorang mengagetkannya, ia mengadahkan kepalanya melihat siapa orang itu.

"Tika."

"Pagi-pagi dah ngelamun aja lo! Mikirin siapa hayooo."

"Ish, apa sih ka. Gak ada."

"Jangan-jangan mikirin ryan lagi." ledek mela.

"Ish, apasih lo berdua?! Ngapain juga gue mikirin tuh bocah tengil atu! " leta mendengus

"Heh, bisa jadi lo berdua jadian loh ta. Biasanya nih ya, di novel-novel yang pernah gue baca. Pemeran utama cewenya tuh sebel sama pemeran utama cowo, eh endingnya malah jadian tuh mereka " ucap tika.

"Ta, itu cuma hal fiksi. Gak tentu kejadian di dunia nyata "

"Siapa tau aja beneran ta." imbuh mela.

"Tau ah! "

Diam-diam tika mengukir senyum tipisnya.

'Sayang ta, mungkin itu bakal terjadi sama lo' batinnya

•°•°•°•°•

Sepulang sekolah ia tak dijemput nia seperti biasanya, abi yang akan menjemputnya. Dikarenakan nia ada kegiatan dikampusnya, abi yang nia suruh untuk menjemput leta.

"Ish, kak abi mah ngaret! "

Abi terkekeh pelan, "sorry ta, abis menunaikan ibadah."

"Percaya deh, yuk pulang! "

"Eh, tunggu dulu! "

"Apalagi?! "

Jujur saja hari ini leta merasa letih, jam pelajaran terakhir tadi adalah olahraga.

"Ikut kakak yuk! Ke cafe choco! "

Kedua mata leta nampak berbinar, "ayok! "

"Giliran cokelat aja" leta hanya terkikik pelan kemudian masuk kedalam mobil merah milik abi.

S
K
I
P

Warna cokelat menyambut mereka, pernak-pernik cokelat memenuhi cafe ini. Bahkan air mancur dibalik bilik kasa tengah-tengah cafe dimodifikasi menjadi air cokelat. Entah bahan apa yang pemilik cafe gunakan.

"Tumben kakak bawa leta kesini, ada apa? "

Abi berdehem pelan, "pesen aja dulu ta."

Leta memanggil salah satu pelayan cafe dan mengucapkan pesanannya. Tak lama kemudian, ia datang dengan nampan berisi dua gelas hot chocolate dan satu choco roll bread berukuran sedang.

"Kakak mau ngomong apa? " tanya leta setelah pelayan tadi pergi.

"Kamu tau abang ezra kan? "

Deg

Darimana abi tau? Apa mungkin nia yang memberi taunya?

"K-kakak tau d-darimana? "

Abi tersenyum tipis, "kakak punya kunci dari semua misteri yang kamu cari selama ini."

"Iyan."

Satu nama itu terlintas diotak leta.

"Iya, termasuk dia."

Mata leta nampak berkaca-kaca, "dia dimana? "

"Sebelumnya kamu harus janji sama kakak, jangan beri tau apapun sama nia setelah kamu tau ini."

Leta mengangguk pelan.

"Dia ada di.... "

~°~°~°~°~

Hai!!!

Ngaret banget asli!!

Sorry, maklumin aja authornya masih labil....

So, always wait for next chapter guys....

Cokelat love story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang