{jadian?}👫

1.2K 99 15
                                    

Ryan tak henti-hentinya tersenyum, meskipun baru sehari ia berada disini entah mengapa ia merasa bahagia. Seolah semua bebannya terangkat begitu saja.

"Eh, nyuk! Gila ya lo! "

Ryan terlonjak kaget, ia mengusap dadanya yang serasa berdebar.

"Eh, gue gak sengaja! Mana obat?! Obat mana?! "

Ryan menggeleng pertanda ia baik-baik saja. Rendi menghela napas pelan, namun ia mendapat jitakan aldi setelahnya.

"Kalo teriak liat keadaan! Ryan kumat lo tanggungl jawab! "

Rendi menyengir tak berdosa, ia beralih menatap ryan.

"Ke bawah yuk! Diajak dating ama yang lain. "

"Lo berdua duluan, ntar gue nyusul. "

"Tap-"

"Pergi, gue ke kamar mandi dulu."

Rendi menghela napas pelan lalu berjalan meninggalkan kamar itu. Sementara aldi, ia menatap sekilas ke bilik pintu kamar mandi yang tertutup.

Ia tersenyum samar, kemudian ia pergi mengikuti rendi di depannya.

•°•°•°•°•

"Mau pesan apa ta? "

Leta meraih daftar menu yang disodorkan dego lalu mengucapkan pesananya. Pelayan itu mengangguk, lalu pergi dari hadapan mereka.

"Kakak kok ngajak leta kesini? "

Dego tersenyum, "cuma pengin aja. Lagian, ujian selesai tinggal nunggu acara prom night aja. "

Leta hanya tersenyum, namun senyumnya membuat dego terpesona.

"Kak? "

Dego mengerjapkan matanya, "eh, apa? "

"Ke-"

"Maaf, ini pesanannya.... "

Leta tersenyum seraya mengucapkan terima kasih. Selepas pelayan itu pergi, leta kembali menatap dego.

"So? "

Dego mengerutkan keningnya, "apa? "

"Kakak kenapa ngelamun? "

"Kamu cantik. "

Leta tersipu, ia terdiam dengan pipi merah merona. Dego tertawa pelan.

"Sorry, kelepasan. "

Leta tak menjawab, ia mengalihkan pandangannya pada sudut cafe.

"Ta.... "

Leta menoleh sembari menahan malu.

"Gue suka sama lo...."

Leta kehilangan kata-kata, ia harus bagaimana?

Dego terkekeh pelan, "terlalu cepet ya ta? "

Leta masih terdiam, ia tak tau harus sedih atau bahagia sekarang.

"Kenapa diem ta? "

Cokelat love story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang