{keluarga leta}👪

1.8K 139 1
                                    

Leta bersenandung kecil sembari mencorat-coret halaman belakang bukunya, entah apa yang ia tulis. Tapi ucapan nia beberapa saat yang lalu, terus terngiang dikepalanya.

'Ta, nanti gue jemput lo. Papa sama mama mau balik'

Dan hal itu sukses membuat leta memekik senang, ini adalah moment langka. Biasanya, papa dan mamanya hanya bisa pulang 2 kali dalam setahun. Hal itu dikarenakan papanya yang memiliki rumah sakit besar disana.

"Lo lagi apa ta? "

Suara mela membuyarkan konsentrasinya, ia mengangkat wajahnya menatap mela.

"Gak lagi apa-apa."

Mela mendududkan dirinya disamping leta, "ta.... "

"Hmmm."

"Lo, ada rasa sama ryan? "

Pertanyaan mela menghentikan aktivitasnya, kenapa mela menanyakan hal itu? Padahal ia sendiri sudah tau jawabannya.

"Suka? Ya gak lah. Ya kali gue suka sama cowo kaya dia."

Mela terkekeh pelan, terlihat seperti dipaksakan. Kemudian ia memalingkan wajahnya melihat kearah papan tulis.

"Tapi kalo dia suka sama lo? "

Leta berdeham pelan, "mustahil."

Mela bangkit dari duduknya dan meninggalkan leta, hal itu membuat leta bingung. Akhir-akhir ini, tika dan mela bersikap aneh. Tak ingin berlama-lama disana, ia memutuskan untuk pergi kehalaman belakang sekolahnya.

Ditempat lain,

"Oh, sekarang kamu mau balik? "

"...."

"Kira-kira sampainya jam berapa? "

"...."

"Mau aku jemput? "

"...."

"Oh yaudah, kamu sama rio hati-hati ya."

"...."

"Oke."

Terlihat seorang wanita mengakhiri sambungan teleponnya, sepertinya temannya akan pulang entah darimana dia.

"Eva, siapa yang telfon? "

"Oh, ini yah. Tadi, tena sama rio mau balik."

Ayah vito mendekati bunda eva, "kapan mereka pulang? Apa kita jemput mereka aja? "

"Gak perlu katanya, tadi nia sama leta yang mau jemput mereka."

"Oh, mungkin abis ini ryan bisa lanjutin pengobatanya di indonesia. Kita gak perlu pergi ke amerika."

Bunda eva tersenyum kemudian mengangguk.

•°•°•°•°•

Leta berteriak kegirangan sambil berlari menghampiri kedua orang tuanya dibandara. Ia langsung memeluk mereka, menumpahkan kerinduannya selama ini.

"Leta kangen sama kalian.... "

"LETA!!! "

Tampak nia berlari menghampiri mereka dengan nafas tersengal beserta keringat yang mengalir deras diwajahnya.

"Ninggalin kakak aja, capek tau! "

Leta mengerucutkan bibirnya, "siapa suruh lo lama! Mana jalannya kaya putri solo lagi! "

"Ish."

Tena dan rio tertawa melihat tingkah kedua putri mereka, kerinduan mereka akhirnya terbayarkan walaupun belum sepenuhnya.

"Papa sama mama juga kangen sama kalian, sini mama peluk."
Mereka kembali berpelukan.

"Gimana kalau nanti malam kita ke restoran milik nenek? " tawar papa rio.

"Ayo! " seru leta semangat.

Mereka berjalan beiringan menuju tempat parkir, sepanjang perjalanan leta sama sekali tak berhenti mengoceh. Dari mulai nia yang selalu mengganggunya, tika, mela dan dkk yang merupakan sahabat barunya, sampai ryan yang kini menjadi musuhnya.

"Papa tau gak? Masa ya disekolah, leta selalu digangguin tau sama ryan."

Papa rio nampak antusias, "oh ya? Emang ryan itu siapa? "

"Dia itu temen leta, tapi kerjaannya tiap hari gangguin leta terus. Masa ya pa, kemaren dia nabrak leta dihari pertama leta sekolah. Note leta juga sempet ilang gara-gara dia." leta mengerucutkan bibirnya lucu.

"Hahaha.... Terus gimana? "

"Leta marahin dia lah, tapi dia nyolot terus. Setiap leta bilang "dasar cowo nyebelin" pasti dia selalu jawab, "cewe rese". Ish, nyebelin kan? "

Mama tena nampak ikut tertawa, "hahaha.... Berarti kalian musuhan dong disekolah? "

"Iyalah."

"Hush, gak boleh gitu."

Leta hanya mendengus pelan, kemudian tatapannya teralihkan kepada nia yang tengah asik dengan dunia gamenya. Mungkin menjahilinya asik.

Tanpa disadari, papa rio diam-diam tersenyum.

'Leta mulai dekat sama ryan, mungkin memang takdir tuhan.... Perlahan, kenangan masa lalu pasti kejadian lagi. Tinggal menghitung waktu.... ' batinnya.

•°•°•°•°•

Malam ini adalah malam paling spesial bagi leta. Akhirnya moment setengah tahun lalu, dapat ia rasakan lagi.

"Mama sama papa bakal lama kan disini? "

Mama tena dan papa rio saling tatap, kemudian tersenyum.

"Mungkin sekitar 3 bulanan."

Nia dan leta memelototkan bola matanya, 3 bulan! Jangka waktu yang fantastis bagi kedua orang tua mereka berada di indonesia. Pasalnya, jika mereka pulang mereka paling hanya beberapa minggu disini.

"Papa serius? "

"Papa kasih dua rius deh."

Leta bertepuk tangan kegirangan, sementara nia ia mengangguk ketika mama tena mengkodenya 'sesuatu'.

"Kalo gitu, leta pokoknya mau jalan-jalan sama kalian. Leta mau ke mall, ke puncak, ke rumah nenek, ke gramedia, ke taman cinta, ke pasar malam, dan yang paling penting ke-"

"Cafe chocolate." imbuh papa rio.

Leta menyengir kuda, "itu papa tau."

"Apa coba yang gak papa tau, dari putri kecil cokelat papa? "

Tersenyum bahagia, mungkin malam ini dapat ia jadikan malam penuh rencana di planning note's bukunya.

~°~°~°~°~

Hai!!!!

Aku up lagi, btw part ini khusus buat leta....

Oke, bye....

Cokelat love story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang