Malam ini menjadi malam istimewa bagi seluruh penghuni SMA Cakra Putra. Seluruh angkatan maupun para guru hadir dalam acara, panggung hiburan dibuat megah. Pita berukuran panjang membentang didepan tiang koridor utama.
Seluruh siswa memakai pakaian formal, begitu juga dengan para guru. Sebagian dari mereka bergandeng dengan pasangan, sebagian lagi memilih berkumpul dengan teman-teman mereka. Antusiasme mereka luar biasa.
Mereka sudah datang, padahal acara baru dimulai jam 07.30. Dan sekarang baru pukul 06.00, itu artinya mereka harus menunggu setengah jam lagi. Kerlap-kerlip lampu berbentuk bintang menghias setiap sudut panggung, memperlihatkan kesan glamour tersendiri.
"Tika! Rendi!"
Sepasang kekasih berjalan menghampiri mereka, sang lelaki mengenakan jas berwarna biru laut dengan bagian dalam berwarna putih. Dasi kupu-kupu berwarna putih melekat diatasnya.
Sang wanita memakai dress berwarna biru selutut tanpa lengan dengan cardingan berwarna putih disamping lengan. Rambut hitamnya tergerai bebas dengan hiasan pita berwarna putih.
"Mela? Aldi? Lo berdua couplean?"
Mereka hanya tersenyum, Mela terpana melihat penampilan Tika. Gadis tomboy itu berubah menjadi sangat feminim, rambut yang biasanya ia ikat ataupun kepang kini tergerai.
Dres berwarna merah marun selitut tanpa lengan dengan hiasan pita berukuran sedang diperutnya membuat kesan mewah. Tak lain juga dengan Rendi, ia terlihat tampan.
Jas berwarna merah dengan bagian dalam hitam, dan celana berwarna hitam. Mereka terlihat sangat serasi, Mela sedikit merasa iri dengan keduanya.
"Lo cantik banget Ka! Asli, gak bo'ong."
Tika terkekeh, "oh ya? Gue asal-asalan loh ini. Gara-gara tuh si Rendi taiyong minta couple-couple segala."
Rendi yang tadi tengah mengobrol dengan Aldi berbalik menatap Tika.
"Kok nyalahin aku sih yank? Harusnya kamu itu berterima kasih, karena apa? Karena kita akan melukis sejarah dengan menjadi King and Queen sekolah tahun ini!"
Tak....
"Anjirr! Lo kenapa mukul gue bego?"
"Lo PD gila! Yang ada mah gue sama yayank Mela, lo berdua pasti sengaja kan buat couplean? Biar kalian itu menang, kalian pasti iri liat kita berdua. Udah yaang cowoknya ganteng, ceweknya camtik, serasi, mesra. Lo berdua pasti takut kalah, kan? Makanya kalian berdua curi ide kita. Udahlah jangan ngimpi!"
Aldi memutar bola matanya malas, "gue, iri sama lo? Ya allah, eh Di sadar diri! Muka kek triplek aja dibilang ganteng. Lagian siapa juga yang takut? Gue buktiin, malam ini gue sama yayank Tika yang menang!"
"Gue!"
"Gue!"
"Gue!"
"Gue!"
"Gue!"
"Gue!"
"Gu-"
"Ini kenapa ribut? Acaranya mau mulai."
Pertengkaran mereka terhenti, kini mereka berpaling menatap sosok berjas dengan warna gold serta bagian dalam berwarna putih itu. Mereka ternganga, sosok itu terlihat bergitu tampan.
"Kok bengong sih?"
"Ren, tampar gue sekarang."
Rendi menampar Aldi tanpa sadar.
Plak....
"Aw! Kenapa lo tampar gue bego?!"
Rendi mengerjapkan matanya, "eh, lo yang nyuruh tadi!"
"Tapi kan-"
"STOP! Kalian ini berantem mulu! Mau kita putusin?!" Keduanya langsung beringsut takut.
Ryan terkekeh, "liatin guenya biasa aja. Kegantengan gue gak akan ilang kok."
"PD lo!"
"Udah siap semuanya?"
Sosok pria paruh baya dengan tuxedo berwarna putih menghampiri mereka, dia Ayah Vito.
"Iya."
"Kalian ke backstage aja, acara pertama pembukaan. Disusul tpilan kalian bertiga."
Ketiganya mengangguk, mereka berjalan menuju tempat yang diarahkan. Sementara Mela dan Tika bergabung dengan gerombolan siswi lainnya.
"Perhatian! Diharapkan untuk seluruh siswa berkumpul sekarang juga!"
Seorang lelaki berpawakan tegap berteriak ditengah keramaian membuat semua siswa membubarkan diri kedepan panggung. Beberapa saat kemudian, acara pun dimulai. Dari pembukaan, sambutan, hingga acara pemotongan pita.
Semua siswa bertepuk tangan meriuhkan suasana. Kini, mereka kembali terdiam menanti acara sekanjutnya. Tepatnya, hiburan. Persembahan ditunjukkan oleh berbagai siswa dari berbagai angkatan.
Ada yang bernyanyi, menari, puisi, bermain musik, dan juga comedy. Kini tibalah saatnya untuk Rendi, Aldi, dan Ryan mebampilkan perfomance mereka. Ketika mereka menampilkan diri diatas panggung, tepuk riuh terdengar.
Sebagian siswa menyerukan nama mereka. Bagaimana tidak? Sosok mereka tampil dengan tampilan yang mengesankan, cukup untuk membuat para siswa memekik tak tertahankan.
Begitu juga dengan gadis dengan dress berwarna ungu ini, dia menatap sosok yang mengenakan jas berwarna gold tanpa berkedip. Ia tersihir olehnya.
"Malam semua." Suara lembut Ryan menyapa telinga, menimbulkan kegaduhan para siswa.
"Malam Ryan!!!"
Ryan tersenyum manis, kegaduhan semakin menjadi. Ryan memberi intruksi kepada Rendi dan Aldi.
"Malam ini adalah malam yang penuh dengan kebahagiaan. Disini, kita akan melepas kenangan yang pernah kita ukir dengan sahabat kita. Meninggalkan kehidupan lama, dan menuju kehidupan baru." Aldi melirik Rendi, Rendi tersenyum.
"Malam ini juga merupakan malam yang penuh dengan keceriaan. Kita ukir tawa bersama dan meninggalkan rasa sakit yang pernah kita rasakan."
Dilanjut Ryan, "ingatlah, malam ini bukanlah malam yang pantas kita lewati dengan kesedihan. Masih ada hari esok, yakinlah bahwa kita akan bertemu lagi. Karena selamanya, kita akan tetap menjadi...."
"Sahabat."
Mereka berucap secara bersamaan, mereka mulai menempatkan diri pada posisi masing-masing. Lalu, semua berubah menjadi gelap.
~°~°~°~°~
Hai!!
Gimana buat chap ini?
Komen lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cokelat love story (END)
Novela JuvenilRyan abimana putra, sosok pemuda dengan sifat ceria, baik, serta penyayangnya mampu menaklukan hati setiap wanita yang melihatnya. Dirinya bagaikan cokelat, begitu memanjakan setiap lidah yang merasakannya. Tak hanya dirinya, kehidupannya juga sama...