Leta terus memandang bingkai foto yang ada di genggamannya. Terlihat sepasang anak tengah tersenyum disana, salah satu diantaranya bermata biru kristal.
"Yan.... Dimanapun lo berada, jujur.... Gue kangen, saat-saat dimana kita main bareng dulu. Saat-saat kita kumpul bareng dulu. Tapi gue sadar yan, semua itu tinggal kenangan.... "
Leta menghapus setitik cairan bening dipipinya, dengan begitu lancangnya cairan itu turun membasahi pipi leta.
"Lo tau gak yan? Sekarang gue ketemu sama cowo yang mirip sama lo. Gue baru sadar, warna mata kalian sama. Makanan favorit kalian juga sama, gue sempet ngira itu lo yan.... "
Leta tertawa hambar, "yan, pliss kasih gue petunjuk. Dimana keberadaan lo.... "
Leta memeluk bingkai foto itu, perlahan tapi pasti kesadarannya mulai terenggut dan berlayar menuju alam mimpi.
S
K
I
PSuara kicauan burung terdengar, sayup-sayup leta mendengar teriakan kakaknya.
"Leta!!! "
Leta membuka matanya paksa, "apasih tuh orang, ganggu bet."
Dengan langkah berat ia menarik daun pintu dan membukanya.
"Kebo bet sumpah! "
"Lagian sekolah libur kak, masih jam 7 juga."
"Lo kira belom siang apa? Udah gih mandi, sarapan, ditungguin sama bunny dibawah."
Kedua mata leta membulat, "ada kak abi?! "
Nia hanya mengangguk.
"Pasti bawa cokelat! Tunggu 5 menit gue turun! "
Brakkkk
Leta menutup pintu keras membuat nia harus mundur beberapa langkah.
"Giliran cokelat aja." dengus nia pelan.
•°•°•°•°•
"Ryan mana va? "
"Masih dikamar, kemarin sepulang dari rumah kamu dia langsung tidur. Kecapean kayaknya.... "
"Ya udah aku keatas ya, vito sama ezra mana? "
"Udah berangkat pagi tadi, aku kedapur ya bikin sarapan."
Dr. Rio mengangguk, ia melangkahkan kakinya menaiki setiap anak tangga menuju kamar ryan. Ketika pintu cokelat terlihat dihadapannya, ia mengetuknya pelan.
Tok.... Tok....
"Ryan.... "
Tak ada jawaban, berulang kali dr. Rio memanggilnya hanya keheningan yang menjawab. Ia membuka knop pintu ryan, tak terkunci.
Dr. Rio tertawa kecil ketika melihat sosok ryan disana. Tidur menghadap kearah pintu dengan bantal berbentuk tokoh budy dipelukannya.
Disisi lain, ryan penggemar kartun toy story. Terutama pemeran tokoh kartun utamanya, ryan suka mengenai hal yang berbau cokelat.
"Katanya udah besar, tapi bantalnya aja masih kaya gitu " dr. Rio terkekeh pelan melihat tingkah pasien kecilnya sekaligus anak kesayangannya
"Yan...." panggilnya lembut
Ryan menggeliat pelan, tapi tak membuka matanya. Ia justru mempererat pelukannya, hal itu membuat dr. Rio tertawa.
"Heh, bangun dah pagi.... " ia mengusap rambut ryan pelan
Ryan membuka matanya, ia langsung berjingkat kaget saat melihat dr. Rio didepannya. Ia terduduk sembari menekan pelan dada kirinya, rasa kagetnya menimbulkan efek samping.
"Shhhh"
"Ryan tenang dulu.... Tarik nafas, buang pelan-pelan dari mulut "
Ryan mengikuti arahan dr. Rio, sakitnya mereda.
"Ish, dokter ngagetin aja. Masih pagi tau." ryan mengerucutkan bibirnya.
Dr. Rio terkekeh pelan, "lagian kamu udah siang masih aja tidur, bangun gih. Inget obatnya diminum."
"Iya-iya.... "
Ryan bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi.
•°•°•°•°•
Suara hentakan kaki terdengar disepanjang jalan dekat taman. Banyak orang berlalu lalang disana untuk menjalankan rutinitas pagi mereka.
Sebagian orang yang tidak bekerja, menyempatkan diri untuk berolahraga. Termasuk leta, kebetulan hari ini sekolahnya diliburkan.
Jogging, mungkin itu bukan ide yang buruk. Ia bernyanyi mengikuti alunan lagu yang terdengar dari earphone cokelatnya.
"Hoooo.... Aaaaaa...."
Ia tersenyum kecil kala beberapa orang disana melihat kearahnya karena suara merdunya. Ia memang pandai bernyanyi.
Langkahnya terhenti ketika melihat seseosok pria tengah berdiri disana. Ya, disana. Tepat didekat lampu taman.
"Papa! "
Dr. Rio berbalik, ia melihat putri kecilnya tengah berlari kecil menuju kearahnya.
"Kok papa disini? Katanya ada urusan pagi tadi? "
Dr. Rio hanya tersenyum, "papa emang ada urusan."
Kening leta mengkerut, "maksud papa? Urusan disini? "
Dr. Rio mengangguk, namun hal itu justru menimbulkan kebingungan bagi leta.
"Berarti papa sama orang lain dong? Terus, dianya mana? "
Dr. Rio tertawa pelan, "anak papa tambah cerewet ya."
Ia menjawil hidung mancung milik leta, "ish, papa.... "
"Hahaha."
"Dr. Rio! "
Tawa dr. Rio terhenti, ia membalikkan badannya. Bisa ia lihat disana sosok yang pagi ini menemaninya.
Tubuh leta membeku, "l-lo.... "
~°~°~°~°~
Hai!!!
Ada yang bisa nebak leta liat siapa???
Aku pastiin kalian semua pasti tau....
Lanjut ke part selanjutnya ya guys....
Bye....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cokelat love story (END)
Teen FictionRyan abimana putra, sosok pemuda dengan sifat ceria, baik, serta penyayangnya mampu menaklukan hati setiap wanita yang melihatnya. Dirinya bagaikan cokelat, begitu memanjakan setiap lidah yang merasakannya. Tak hanya dirinya, kehidupannya juga sama...