Leta menghepaskan tubuhnya ke ranjang cokelatnya, sepulang dari camping hari ini benar-benar membuatnya merasa lelah. Padahal, ia hanya 3 hari berada disana.
"Hhhhhh.... Capek, eh kak nia mana ya? Perasaan tadi gak ikut mama sama papa." tanyanya.
Ia melangkah menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya, selepas itu ia menuruni anak tangga menuju ruang keluarga.
"Papa."
Papa rio berbalik kemudian tersenyum, "kenapa sayang? "
"Kak nia mana? "
"Lagi jalan sama kak abi."
Tampak sosok mama tena keluar dari dapur dengan memakai celemek lengkap, ia menaruh potongan paha ayam diatas meja makan.
"Mama masak banyak banget, mau ada apa sih ma? "
Mama tena tersenyum, "nanti keluarga kak abi mau dateng."
"Pasti mau ngelamar kak nia." celetuk leta.
"Hush, sembarangan kamu. Mereka masih S1, mana mungkin kak nia mau."
Leta terkikik geli, membayangkan nia memakai gaun pengatin sama saja dengan dress yang dipakai ibu kos-kosan. Kebesaran, begitulah pikirnya.
"Ngapain ketawa gitu? "
"Gak ma, bayangin aja gitu baju kak nia nanti pas nikah kebesaran. Secaran kan kak nia cungkring, nanti desainernya dadakan dong bikin gaun yang ukurannya k."
Mama tena dan papa rio tertawa, "ada-ada aja kamu, udah sana siap-siap dulu. Sebentar lagi paling mereka datang."
"Leta kaya gini aja udah cantik kok." balas leta.
"Cantik kaya gimana? Handuk masih dibahu, rambut belum dikeringin, celana diatas lutut, baju pendek diatas siku. Mau pakaiannya kaya gitu? "
Sejenak leta memeperhatikan penampilannya, benar juga.
"Eh, hehehe. Leta ke kamar ya bye ma, pa."
Papa rio dan mama tena menggelengkan kepala mereka. Setidaknya rumah masih ramai saat nia mereka lepas nanti.
S
K
I
PJam dinding menunjukkan pukul 06.45, terdengar suara bel menggema. Dengan segera leta menuruni tangga dan berjalan menuju pintu rumahnya.
Ceklek
"Kak abi! " leta langsung memeluk abi, sedangkan abi hanya tersenyum simpul sambil mengelus rambut leta.
"Cokelatnya mana? "
Abi mendengus pelan, "bukannya disuruh masuk kek, buatin minum kek, lah ini malah minta cokelat. "
"Hehehe, kan itu syarat buat kak abi masuk ke rumah ini."
"Oh, jadi anaknya mama suka malak nih? "
Mama tena keluar dari dalam dan merangkul bahu leta.
Leta mengerucutkan bibirnya, "leta tuh bukan malak ma, itu hak leta aja."
"Hak? Hak apaan? Tiap hari juga minta uang sama kakak buat beli cokelat, masih kurang? " tanya nia dibelakang abi.
"Lo mah buka aib orang kak, nyesel gue punya kakak sejenis lo."
Semua orang tertawa, abi menarik pundak nia pelan, "jangan cemberut gitu ah, jadi jelek tau."
"Ini kenapa ngobrolnya diluar? Ayo masuk! Eh, anis sama beni mana bi? "
"Oh, mereka gak bisa kesini ma. Ada masalah dikantor, tadi mereka nitip salam buat mama. Minta maaf katanya, tapi mereka kesini lain kali kok."
Mama tena tersenyum tipis, "ya udah gak papa, masuk yuk! Kita makan malam."
Mereka memasuki rumah leta, ketika sampai didapur mereka disambut dengan tatapan kebingungan papa rio.
"Loh, anis sama beni mana? "
"Itu pa, tadi mama sama papa ada masalah di kantor. Jadi, mereka gak bisa kesini. Tapi, mereka titip salam sama minta maaf kok buat kalian." abi tersenyum .
"Oh, ya udah kalo gitu. Eh, sini duduk deket papa, nanti disana digangguin leta."
Merasa namanya dipanggil leta mendongak, ia menatap papa rio sambil menggembungkan pipinya kesal.
"Enak aja! Gak lah, leta cuma mau nagih janjinya kak abi."
"Janji? Janji apaan? Perasaan kak abi gak pernah ngomong apa-apa deh." abi menahan tawanya.
"Oh, jadi gitu. Kemaren mah bilangnya gini 'besok kalo kakak ke rumah, kakak janji deh bawain leta cokelat. Asalkan bantuin kakak ngajak kak nia jalan ya' kaya gitu." leta menirukan suara abi, namun hal itu membuat semua orang tertawa.
"Hahaha.... Oh, maaf kakak lupa. Jadi sekarang gimana dong? Kan kakak gak bawa cokelatnya."
"Dia mah gak usah dikasih cokelat bi, nanti uang kamu abis."
"Berisik lo kak! Mentang-mentang calon tunangannya kak abi, jadi khawatir uangnya abis. Inget! Lo baru calon tunangan! Bukan calon istri! " leta menatap nia tajam.
Mama tena tertawa pelan, "hush, kamu itu gak sopan ah. Eh, ayo dimakan abi. Kalo kurang nasinya tambah aja."
"Eh, iya ma."
Abi menatap sekeliling, diam-diam ia mengukir senyum licik dibibirnya.
'Sedikit lagi za, gue akan hancurin lo' batinnya.
~°~°~°~°~
Hai!!!
Btw, mau tanya deh. Ceritanya bosenin ya???
Muter-muter gitu ya??? Ruang lingkup kejadiannya sempit ya???
Maaf, aku gak terlalu paham buat cerita....
Aku nulis disini karena hobi, aku nyalurin apa yang aku bisa disini....
Kalo diantara kalian ada yang berkenan, nanti coba baca ya story baru aku tapi masih proses. Gak tau kapan publishnya....
Tapi, kalo cerita ini udah selesai insyaallah aku piblish cerita baru aku....
Maaf ya jadi numpang promosi, terus baca ya guys bye....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cokelat love story (END)
Ficțiune adolescențiRyan abimana putra, sosok pemuda dengan sifat ceria, baik, serta penyayangnya mampu menaklukan hati setiap wanita yang melihatnya. Dirinya bagaikan cokelat, begitu memanjakan setiap lidah yang merasakannya. Tak hanya dirinya, kehidupannya juga sama...